Beijing (ANTARA) - Pertemuan puncak Shanghai Cooperation Organisation (SCO) dijadwalkan berlangsung pada 31 Agustus hingga 1 September 2025 di Tianjin, China. Negara tuan rumah tengah mempersiapkan berbagai agenda strategis, termasuk mempererat kerja sama dengan negara-negara anggota dan mitra.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian, dalam konferensi pers di Beijing, Rabu menyampaikan bahwa para menteri luar negeri anggota SCO dan kepala badan tetap SCO di Beijing memuji kepemimpinan China sebagai ketua bergilir SCO. Mereka juga menyatakan kesiapan untuk berkoordinasi demi menyukseskan KTT SCO Tianjin.
Shanghai Cooperation Organisation dibentuk pada 15 Juni 2001 sebagai kelanjutan dari kerja sama The Shanghai Five yang berdiri sejak 1996. Awalnya, SCO fokus pada isu-isu keamanan seperti terorisme, ekstremisme, separatisme, serta perdagangan narkoba. Seiring waktu, cakupannya meluas hingga mencakup isu-isu ekonomi dan pembangunan global.
Anggota awal SCO terdiri dari China, Rusia, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, dan Uzbekistan. India dan Pakistan bergabung pada 2017, disusul Iran pada 2023, menjadikan jumlah anggota tetap saat ini menjadi sembilan negara.
Selain itu, SCO memiliki tiga negara pemantau yaitu Mongolia, Belarus, dan Afghanistan, serta 14 mitra dialog yakni Sri Lanka, Turki, Kamboja, Azerbaijan, Nepal, Armenia, Mesir, Qatar, Arab Saudi, Bahrain, Kuwait, Myanmar, Maladewa, dan Uni Emirat Arab.
Dalam pertemuan 2+2 di Beijing pada 21 April 2025, Menteri Luar Negeri China menyampaikan undangan resmi dari Presiden Xi Jinping kepada Presiden Indonesia Prabowo Subianto untuk hadir sebagai salah satu pemimpin negara berstatus "observer".
Xi Jinping juga menyatakan keinginannya untuk kembali bertemu dengan Presiden Prabowo guna membahas kerja sama strategis bilateral dan isu-isu global lainnya.
Lin Jian juga menyampaikan bahwa pertemuan para menteri luar negeri negara anggota SCO telah sukses diselenggarakan di Tianjin pada 15 Juli 2025. Sebelum pertemuan tersebut, Presiden Xi Jinping menerima para menteri luar negeri dan kepala badan tetap SCO di Beijing.
Dalam sambutannya, Presiden Xi menekankan pentingnya peran SCO di tengah dinamika global yang terus berubah. Ia menyerukan agar SCO tetap fokus pada misinya, bertindak efisien, dan memainkan peran yang lebih aktif.
Presiden Xi juga berharap agar SCO terus mewujudkan nilai-nilai “Semangat Shanghai” dalam memperdalam kerja sama dan membangun komunitas global dengan masa depan bersama.
“SCO harus menyuntikkan lebih banyak stabilitas dan energi positif ke dunia, sekaligus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan menjawab harapan rakyat,” tegas Xi.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Wang Yi yang memimpin pertemuan tersebut, menyampaikan lima usulan utama untuk pengembangan SCO ke depan.
Pertama, tetap setia pada misi pendirian SCO dan meneruskan ‘Semangat Shanghai’. Kedua, berbagi tanggung jawab demi membangun fondasi keamanan yang kokoh. Ketiga, mengejar keuntungan bersama untuk memperkuat mesin pembangunan.
Keempat, menjunjung tinggi persahabatan dan hubungan bertetangga yang baik demi membangun kawasan yang damai. Kelima, konsisten pada jalur keadilan dan menjunjung tinggi kesetaraan.
Diskusi dalam pertemuan tersebut menghasilkan kesiapan politik yang matang untuk KTT Tianjin. “Kami percaya pertemuan puncak ini akan menjadi simbol solidaritas, persahabatan, dan membawa hasil yang konkret. SCO juga akan memasuki tahap pembangunan berkualitas tinggi yang ditandai dengan koordinasi dan produktivitas lebih besar,” ujar Wang Yi.
China saat ini menjabat sebagai ketua bergilir SCO periode 2024–2025. Di bawah kepemimpinannya, SCO mengusung tema “Tahun Pembangunan Berkelanjutan SCO”. Pemerintah China ingin memperkuat inisiatif-inisiatif dalam kerangka Prakarsa Pembangunan Global (Global Development Initiative) yang diprakarsai oleh Presiden Xi Jinping.
Fokus utama mencakup pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, kesehatan masyarakat, pembiayaan pembangunan, perubahan iklim, pembangunan hijau, industrialisasi, ekonomi digital, dan konektivitas.
Sebagai bagian dari kontribusinya, China juga mengusulkan dua dokumen penting untuk memperingati 80 tahun kemenangan Perang Perlawanan Rakyat Tiongkok terhadap Agresi Jepang dan Perang Anti-Fasis Dunia, serta 80 tahun berdirinya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Kedua dokumen tersebut diharapkan menjadi deklarasi bersama negara-negara anggota dalam merespons isu-isu internasional dan regional utama.
Selain itu, China mengusung slogan “Melanjutkan Semangat Shanghai: SCO Beraksi” dan menetapkan “aksi” sebagai kata kunci utama masa kepemimpinannya. Lebih dari 100 pertemuan dan acara dijadwalkan berlangsung dalam kerangka SCO selama periode ini.
Sebagai organisasi multilateral yang berpengaruh, SCO saat ini mencakup sekitar 80 persen daratan Eurasia dan 40 persen populasi dunia. Pada 2021, kelompok ini menyumbang 20 persen terhadap PDB global. Setelah bergabungnya Iran, SCO juga menguasai 20 persen cadangan minyak dunia dan 44 persen cadangan gas alam.
Baca juga: SCO dukung sistem perdagangan multilateral terbuka dan transparan
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.