Ragam jenis plot twist untuk membuat cerita semakin menarik

2 days ago 13

Jakarta (ANTARA) - Dalam dunia cerita, tak ada yang lebih menarik perhatian daripada kejutan yang datang tanpa diduga. Plot twist, atau perubahan alur secara tiba-tiba, menjadi salah satu elemen yang mampu mengguncang emosi penonton atau pembaca dalam sekejap.

Bukan sekadar mengejutkan, plot twist yang baik dapat mengubah cara kita memandang seluruh cerita, membuat kita menelaah kembali setiap petunjuk yang sempat terlewat.

Menariknya, plot twist hadir dalam berbagai bentuk dan fungsi yang unik. Lantas, apa saja jenis-jenis plot twist yang sering digunakan dalam dunia cerita?

Mari kenali berbagai jenis plot twist berikut ini. Memahami masing-masing jenisnya akan membantu Anda memperdalam wawasan tentang cara membangun cerita yang menarik dan penuh kejutan, berdasarkan informasi dari berbagai sumber.

Jenis-jenis plot twist

Dalam dunia fiksi, ada sejumlah jenis plot twist yang kerap dimanfaatkan untuk memperkaya cerita. Masing-masing memiliki ciri khas dan dampak tersendiri terhadap alur yang disusun. Berikut ini beberapa tipe plot twist yang paling sering dijumpai:

1. Anagnorisis (penyadaran atau penemuan kebenaran)

Anagnorisis terjadi ketika tokoh utama mendadak menyadari fakta penting baik tentang dirinya sendiri maupun orang lain. Pengungkapan ini biasanya menjadi titik balik dalam cerita dan mempengaruhi keputusan serta langkah karakter ke depan.

Salah satu contoh terkenal ada dalam drama klasik "Oedipus Rex", di mana Oedipus akhirnya mengetahui bahwa dirinya secara tak sadar telah membunuh ayah kandungnya dan menikahi ibunya.

2. Peripeteia (perubahan nasib secara drastis)

Jenis twist ini menandai titik perubahan besar dalam nasib tokoh utama, bisa dari keberuntungan menjadi malapetaka atau sebaliknya. Plot twist ini sangat efektif untuk membangun ketegangan emosional.

Misalnya dalam film "The Sixth Sense", tokoh utama yang bekerja sebagai psikolog anak akhirnya menyadari bahwa dirinya sudah meninggal sejak awal cerita sebuah pembalikan yang mengubah cara pandang penonton terhadap seluruh kisah.

3. Deus ex machina

Istilah ini mengacu pada penyelesaian konflik secara tiba-tiba melalui kemunculan unsur eksternal yang sebelumnya tidak dikenalkan dalam cerita. Meski bisa memberi efek mengejutkan, twist semacam ini sering dikritik karena terasa tidak masuk akal atau terlalu memudahkan alur.

Contohnya dapat ditemukan dalam cerita-cerita fiksi ilmiah, ketika teknologi yang belum pernah disebut sebelumnya tiba-tiba hadir untuk menyelesaikan masalah besar secara instan.

4. Chekhov's gun

Konsep ini berangkat dari prinsip bahwa setiap elemen yang disisipkan dalam cerita harus memiliki peran penting. Dalam konteks twist, sering kali detail kecil yang tampak sepele justru memiliki dampak besar di akhir cerita.

Contohnya bisa dilihat dalam “The Usual Suspects”, di mana hal-hal yang semula tampak biasa ternyata menjadi kunci utama dari pengungkapan klimaks.

5. Unreliable narrator (narator tidak dapat dipercaya)

Jenis twist ini membuat pembaca merasa terkecoh, karena narator yang menyampaikan cerita ternyata tidak jujur atau memiliki pandangan yang keliru. Twist ini mengubah cara kita memahami seluruh alur. Dalam film “Fight Club”, misalnya, penonton baru menyadari bahwa dua tokoh utama sebenarnya adalah satu orang yang sama.

6. Red herring

Ini adalah teknik menipu pembaca atau penonton dengan menyajikan petunjuk palsu. Tujuannya agar mereka salah mengira atau menyimpulkan sesuatu yang ternyata keliru.

Teknik ini kerap digunakan dalam genre detektif atau misteri, seperti dalam “And Then There Were None” karya Agatha Christie, di mana arah cerita sengaja dibuat menyesatkan.

7. Discovery (penemuan mengejutkan)

Dalam jenis twist ini, protagonis mendapati kenyataan yang mengguncang dan sama sekali tidak disangka. Biasanya, penonton diarahkan untuk ikut menyetujui sudut pandang sang karakter utama hingga tiba-tiba dihadapkan pada fakta baru yang membelokkan alur cerita. Teknik ini mempermainkan ekspektasi dan menggiring emosi audiens.