Denmark: Kunjungan delegasi AS ke Greenland bermasalah, tak terhormat

1 week ago 18

Kopenhagen (ANTARA) - Denmark menyatakan keberatan atas kunjungan informal delegasi Amerika Serikat (AS) ke Greenland, dengan menyebutnya sebagai tindakan yang “bermasalah” dan “tidak menghormati,” menurut laporan media pemerintah DR pada Senin (24/3).

“Mereka bukan wisatawan sembarangan,” ujar Menteri Luar Negeri Denmark Lars Lokke Rasmussen dan mengisyaratkan bahwa pendekatan diplomatik terbaru AS terhadap Greenland bersifat strategis, bukan kebetulan.

Berbicara usai diskusi dengan para pemimpin Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Eropa, Rasmussen menegaskan bahwa Denmark akan menolak setiap upaya AS untuk mempengaruhi arah politik Greenland, terutama setelah pemilu terbaru di wilayah tersebut.

Rasmussen memperingatkan bahwa upaya AS untuk menarik Greenland menjauh dari Denmark merupakan taktik diplomatik yang tidak tepat waktu dan tidak mendapat dukungan dari Greenland maupun Kerajaan Denmark.

“Kami adalah sekutu NATO yang kuat bagi Amerika Serikat, tetapi kami tidak bisa membiarkan situasi di mana satu sekutu besar menantang kedaulatan sekutu lainnya,” tegasnya.

Denmark telah menyampaikan kekhawatirannya kepada Dewan Eropa dan NATO, di mana Rasmussen menekankan bahwa Greenland, Denmark, dan Kepulauan Faroe tetap bersatu dalam Kerajaan Denmark.

Ia juga menyatakan bahwa sekutu NATO menunjukkan dukungan kuat terhadap kedaulatan Denmark atas Greenland.

“Saat saya bertemu dengan rekan-rekan menteri luar negeri pekan lalu, saya juga berkesempatan memberi kabar terbaru mengenai kasus ini. Saya mengajak mereka untuk mendukung kami jika Amerika mencoba menarik simpati rakyat Greenland agar meninggalkan Kerajaan Denmark,” ujar Lokke.

Delegasi AS yang tiba di Greenland pekan ini mencakup Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz, Menteri Energi Chris Wright, serta Ibu Wapres AS Usha Vance.

Waltz dan Wright dijadwalkan mengunjungi Pangkalan Luar Angkasa Pituffik, yang sebelumnya dikenal sebagai Pangkalan Thule.

Ketiganya juga disebut akan menghadiri perlombaan kereta luncur anjing nasional Greenland, yang didukung oleh Konsulat AS di Nuuk.

Perdana Menteri Greenland yang akan segera lengser, Mute B. Egede, menyebut kunjungan tersebut sebagai “tekanan agresif dari Amerika” dalam wawancara dengan surat kabar Sermitsiaq pada Minggu (23/3).

Greenland dalam Sorotan

Greenland, yang memiliki luas lebih dari 2 juta kilometer persegi, menyimpan cadangan besar mineral tanah jarang yang penting bagi industri teknologi tinggi, termasuk nikel, kobalt, dan tembaga, serta potensi minyak dan gas yang signifikan.

Denmark dan Greenland secara tegas telah menolak proposal AS untuk membeli pulau tersebut, dengan Kopenhagen menegaskan kedaulatannya.

Survei yang dilakukan pada Januari lalu menunjukkan bahwa 85 persen penduduk Greenland menolak bergabung dengan AS, meskipun mantan Presiden Donald Trump mengeklaim bahwa masyarakat Greenland akan menyambut baik pemerintahan Amerika.

Ketegangan meningkat setelah Trump menolak mengesampingkan langkah ekonomi atau militer untuk mengamankan Greenland, dengan alasan bahwa wilayah tersebut sangat penting bagi “perlindungan dunia bebas.”

“Kami membutuhkan Greenland demi keamanan nasional dan bahkan keamanan internasional,” ujar Trump dalam pidatonya di depan Kongres.

“Kami bekerja sama dengan semua pihak yang terlibat untuk mendapatkannya, tetapi kami benar-benar membutuhkannya demi keamanan dunia internasional. Saya rasa kami akan mendapatkannya dengan cara apa pun.”

Trump juga menyampaikan dukungannya bagi rakyat Greenland, dengan mengatakan, “Kami sepenuhnya mendukung hak Anda untuk menentukan masa depan sendiri, dan jika Anda memilih, kami akan menyambut Anda dalam Amerika Serikat.”

Pernyataan tersebut langsung mendapat tanggapan dari Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen, yang menggalang dukungan para pemimpin Eropa dan menegaskan bahwa wilayah semi-otonom tersebut “tidak untuk dijual.”

Sikap Uni Eropa

Meskipun Greenland bukan anggota Uni Eropa, wilayah tersebut memiliki hubungan khusus dengan blok beranggotakan 27 negara tersebut. Komisi Eropa memastikan bahwa dalam kasus agresi militer, klausul pertahanan bersama Uni Eropa akan berlaku.

Juru bicara Komisi Eropa terkait kunjungan delegasi AS menegaskan bahwa Uni Eropa sepenuhnya mendukung Kerajaan Denmark.

“Kami akan terus menegakkan prinsip kedaulatan nasional dan integritas wilayah serta tidak akan goyah dalam mempertahankannya, terutama ketika integritas wilayah negara anggota Uni Eropa dipertanyakan,” ujar juru bicara tersebut.

Sumber: Anadolu

Baca juga: PM terpilih tegaskan 'Greenland tidak akan pernah dijual'

Baca juga: Partai di Greenland kecam pernyataan Trump soal aneksasi wilayah

Baca juga: PM Denmark tekankan pentingnya respek jelang kunjungan delegasi AS

Penerjemah: Primayanti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |