Kiamat kecil gempa kembar Myanmar

3 days ago 11

Jakarta (ANTARA) - "Sampai sekarang saya masih gemetar dan sangat kaget," kata seorang warga Myanmar, Kyaw Myo saat dihubungi dari Jakarta, tak lama setelah gempa bumi dengan magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar pada Jumat (28/3) siang.

Kyaw Myo menjelaskan saat itu dirinya sedang berada di lantai sembilan apartemennya yang berada di pusat kota Yangon, Myanmar. Meski berjarak 384 mil dari pusat gempa yakni Sagaing, guncangan kuat terasa di Yangon.

Begitu gempa terjadi, ia langsung menyelamatkan diri dengan berlindung di bawah meja kerjanya. Gempa berlangsung kurang lebih 15 menit, ia tak mampu menutupi kekagetan dirinya.

"Seluruh Myanmar terdampak gempa dahsyat. Seperti kiamat rasanya, mohon doanya," kata Kyaw Myo lagi.

Dahsyatnya kerusakan akibat gempa itu membuat pihak Junta Militer Myanmar langsung mendeklarasikan status darurat tak lama usai gempa. Terutama di enam wilayah yang mengalami kerusakan berat akibat gempa yakni Sagaing, Mandalay, Magway, Northeastern Shan State, Naypyidaw, dan Bago.

Pemimpin Junta, Min Aung Hlaing, menyebutkan jumlah korban sementara akibat gempa bumi sebanyak 144 orang dan sedikitnya 732 orang terluka.

Sejumlah video yang beredar di media sosial menampilkan Bandara Internasional Mandalay, Myanmar, mengalami kerusakan berat. Plafon bangunan berjatuhan dan para pengunjung dan pekerja berlari menyelamatkan diri sambil melindungi kepala mereka.

Bangunan di Mandalay University pun tak luput dari dampak gempa. Video lain memperlihatkan gedung utama kampus itu ambruk dan terbakar.

Menara pengawas atau ATC di Bandara Naypyidaw yang terletak di ibu kota Myanmbar, ambruk seketika tak lama usai gempa. Foto lainnya yang beredar di media sosial memperlihatkan rumah sakit besar di Myanmar kewalahan menampung korban gempa yang terluka akibat tertimpa bangunan.

Akun media sosial Saw Pyae Hmu yang berdomisili di Yangon menampilkan sejumlah foto yang diambil tak lama pascagempa. Sejumlah bangunan di wilayah yang sebelumnya menjadi ibu kota Myanmar itu ambruk, jalanan putus, dan jembatan penghubung yang ambruk.

Jembatan ikonik yang menghubungkan antara Ava dan Sagaing, Mandalay, Myanmar, pun tak luput dari kerusakan. Foto dan video yang diunggah di media sosial memperlihatkan jembatan yang dibangun pada era kolonial Inggris dan membentang di atas Sungai Irrawaddy itu mengalami kerusakan parah.

Biara yang menjadi tujuan wisata di Myanmar yakni Me Nu Brick Monastery atau yang dikenal dengan Biara Maha Aungmye Bonzan pun mengalami kerusakan parah. Sejumlah foto memperlihatkan atap bangunan biara yang dibangun pada 1818 itu mengalami kerusakan.

Guncangan kuat akibat gempa juga dirasakan di Thailand, Laos, Taiwan hingga China. Thailand menjadi salah satu negara yang mengalami kerusakan berat akibat gempa. Satu gedung yang sedang dalam proses pembangunan di Distrik Chatuchak, Thailand, ambruk hanya dalam hitungan detik.

Laporan dari media lokal di Thailand menyebutkan bangunan yang sedianya akan digunakan sebagai kantor Audit Negara itu ambruk akibat struktur bangunan yang tidak stabil.

Pihak Departemen SAR dan Pemadam Kebakaran Bangkok menyebut terdapat setidaknya 100 korban akibat runtuhnya gedung tersebut dan tiga orang diantaranya meninggal dunia.

Tak hanya itu, sejumlah gedung ikonik di Bangkok pun tak luput dari dampak gempa. Laporan warganet di media sosial menampilkan gedung pencakar langit King Power Mahanakhon bergoyang selama gempa. Video lainnya menampilkan pengunjung gedung setinggi 314 meter dengan fasad kaca itu berlindung di balik meja.

Infiniy Pool di Bangkok pun tak luput dari dampak gempa dan berubah menjadi air terjun saat gempa mengguncang wilayah itu. Ribuan liter air kolam meluap dan tercurah ke jalanan di bawahnya.

"Mengerikan sekali (guncangan gempanya)," kata seorang warga Bangkok, Khoncanok.

Saat kejadian Khoncanok dan keluarganya melarikan diri ke tempat yang lebih aman. Hingga Sabtu (29/3/2025) pagi, sejumlah warga Bangkok masih trauma dan khawatir akan gempa susulan.

Tak lama setelah gempa, jalanan di Bangkok dipadati pejalan kaki menyusul berhenti beroperasinya angkutan umum dan langkanya taksi.

Sejumlah warga memilih tidur dan menghabiskan malam di Taman Chatuchak, Bangkok. Pihak Pemerintah Kota Bangkok menyediakan air minum gratis dan juga toilet bus bagi mereka.

Gempa kembar

Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menyebut terdapat dua gempa yang mengguncang wilayah Sagaing Myanmar, yakni gempa dengan magnitudo 7,7 dan 12 menit kemudian disusul gempa dengan magnitudo 6,2. Gempa dengan kedalaman 10 kilometer itu berasal dari Sesar Besar Sagaing.

Jurnal yang ditulis Pyae Sone Aung dan kawan-kawan pada 2015 dan diterbitkan oleh ScienceDirect, menjelaskan patahan Sagaing merupakan patahan yang memiliki panjang 1.200 kilometer di sepanjang utara hingga selatan Myanmar. Banyak daerah di Myanmar yang berada di patahan tersebut. Patahan itu juga menjadi penyebab sejumlah gempa bumi di Myanmar. Maka sejak 2011, Myanmar membangunan jaringan GPS yang bertujuan memantau aktivitas patahan tersebut.

Direktur Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan gempa yang terjadi merupakan gempa kembar dengan skala intensitas maksimum atau kerusakan berat. Gempa kembar merupakan dua peristiwa gempa yang terjadi dengan magnitudo hampir sama dalam rentang waktu dan lokasi yang tak terlalu lama.

Dikutip dari laman X nya, Daryono menjelaskan kasus serupa pernah terjadi di Michoacan Meksiko pada 1985.

"Meski jarak pusat gempa ke Meksiko City sejauh 350 kilometer, kerusakan hebat terjadi di Meksiko City. Sebagian besar 9.500 korban meninggal terjadi di Meksico City yang dibangun dari rawa yang direklamasi," tulis Daryono.

Daryono juga menjelaskan Bangkok turut mengalami kerusakan parah akibat gempa dikarenakan efek vibrasi periode panjang, yang mana gelombang gempa yang sumbernya jauh direspon tanah lunak di Bangkok dan membentuk resonansi.

Kemungkinan kedua rusaknya bangunan di Bangkok, lanjut Daryono, disebabkan oleh efek direktivitas yakni efek yang terjadi ketika energi gempa terfokus dalam satu arah. Efek itu dapat terjadi pada gempa bumi. Semakin tinggi direktivitas, semakin terkonsentrasi energi dalam satu arah.

Hingga kini sejumlah negara sahabat di Asia Tenggara termasuk Indonesia menyampaikan belasungkawa atas bencana alam yang menimpa Myanmar dan Thailand itu. Presiden RI Prabowo Subianto dalam akun resminya di media sosial X menyatakan Indonesia siap memberikan dukungan untuk pemulihan bencana gempa bermagnitudo 7,7 yang mengguncang Myanmar dan Thailand itu.

"Saya menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas bencana gempa bumi dahsyat yang melanda Myanmar dan Thailand. Pikiran dan doa kami bersama rakyat kedua negara pada masa sulit ini. Indonesia siap untuk memberikan semua dukungan yang diperlukan untuk upaya pemulihan di daerah-daerah yang terkena dampak," tulis Presiden Prabowo.

Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |