Tim penyelamat setempat berpacu dalam penanggulangan Gempa di Myanmar

1 day ago 4

Mandalay (ANTARA) - Menyusul gempa bumi dahsyat di Myanmar, beberapa tim penyelamat China telah tiba di daerah-daerah yang terdampak bencana, bekerja sama dengan para petugas setempat selama 24 jam untuk mencari para penyintas.

Sejauh ini tim penyelamat dari China telah berhasil menyelamatkan enam korban gempa di Nay Pyi Taw dan Mandalay yang terdampak paling parah. Tim penyelamat tersebut menyisir reruntuhan apartemen, hotel, dan rumah sakit untuk menemukan tanda-tanda kehidupan. Gempa susulan yang terus terjadi, pemadaman listrik, jalanan yang hancur, dan gangguan komunikasi membuat pekerjaan penyelamatan mereka semakin sulit.

Sementara itu, lebih banyak tim penyelamat dari China dikerahkan dan sedang dalam perjalanan menuju Myanmar, meliputi beberapa ahli gempa, insinyur struktur, tenaga medis, serta unit anjing pelacak, pendeteksi kehidupan, peralatan pembongkaran, dan sistem rumah sakit lapangan.

Menurut Dewan Administrasi Negara Myanmar, hingga Minggu (30/3), sekitar 1.700 orang dilaporkan tewas, 3.400 lainnya terluka, dan 300 orang hilang akibat gempa bumi bermagnitudo 7,9 yang mengguncang negara tersebut dan beberapa negara tetangganya pada Jumat (28/3).

Diselamatkan

Sebelumnya pada Senin (31/3), Tim Pencarian dan Penyelamatan (Search and Rescue/SAR) China berhasil menemukan seorang wanita di sebuah hotel yang runtuh di Kota Mandalay setelah lebih dari lima jam melakukan pekerjaan intensif. Penyintas tersebut terjebak selama hampir 60 jam dan menunjukkan tanda-tanda vital yang baik saat diselamatkan.

Di lokasi gempa lainnya, anggota Tim Penyelamat Langit Biru dari China yang bekerja sama dengan sukarelawan lokal berhasil menemukan seorang penyintas pada Minggu itu.

Beberapa gambar satelit menunjukkan bahwa banyak bangunan yang hancur telah menjadi puing-puing di kota yang terletak kurang dari 20 kilometer dari pusat gempa.

Di Nay Pyi Taw, ibu kota Myanmar, tim penyelamat dan medis yang beranggotakan 37 orang dari Provinsi Yunnan, China, tiba pada Sabtu (29/3) malam waktu setempat dengan membawa perlengkapan darurat seperti pendeteksi kehidupan yang berfungsi penuh, sistem peringatan dini gempa bumi, telepon satelit portabel, dan sejumlah drone.

Tim penyelamat dan medis tersebut, bersama dengan tim penyelamat lokal, berhasil menyelamatkan seorang pria lanjut usia yang terjebak selama hampir 40 jam di bawah reruntuhan Rumah Sakit Swasta Ottara Thiri setelah menjalani operasi penyelamatan darurat dalam semalam.

Pada Minggu pagi waktu setempat, Ketua Dewan Administrasi Negara Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing mengunjungi rumah sakit itu dan menyampaikan apresiasinya kepada anggota tim penyelamat China atas bantuan mereka yang tepat waktu.

Tantangan

Sky Villa di Mandalay merupakan salah satu bangunan yang terdampak paling parah di kota itu. Dua gedung apartemen runtuh total, dan gedung 12 lantai lainnya juga runtuh menjadi enam lantai akibat gempa, serta menimbun banyak orang.

Di antara para pemantau yang cemas adalah Daw Nan Mya Aye (65), seorang pensiunan guru sekolah menengah. Dia berdiri dengan ekspresi tenang namun terlihat kelelahan, kedua tangannya terkatup erat di depannya.

"Rumah kami dihuni oleh 11 orang. Ketika gempa terjadi, saya sedang tidak berada di rumah -- saya baru saja kembali dari pusat meditasi dan menetap di rumah anak perempuan saya. Keponakan saya juga sedang bekerja saat itu," kenangnya.

Hingga Minggu malam, dua anggota keluarganya berhasil diselamatkan dari dalam reruntuhan. Salah satunya adalah saudara perempuannya yang berusia 76 tahun. Sementara keponakannya yang berusia 14 tahun, terluka parah dengan patah tulang pada pinggul dan telah dilarikan ke rumah sakit.

"Kami kehilangan begitu banyak anggota keluarga. Tidak banyak dari kami yang tersisa," ujarnya lirih.

Pada Senin dini hari, seorang wanita berhasil ditarik keluar dari reruntuhan sebuah kondominium setelah berjam-jam melakukan upaya penyelamatan oleh Tim SAR China dan tim sipil dari RAMUNION RESCUE.

Seorang anak perempuan dan seorang penyintas yang sedang hamil juga berhasil diselamatkan dari lokasi gempa di Sky Villa tak lama kemudian.

Meski harus menghadapi berbagai tantangan seperti area kerja yang terbatas, gempa susulan yang sering terjadi, kobaran api dari sisa kebakaran, dan kepulan asap tebal, tim penyelamat lokal dan internasional tetap berlomba dengan waktu, berharap dapat menyelamatkan lebih banyak orang seiring dengan semakin dekatnya batas waktu penyelamatan gempa selama 72 jam.

Harapan

Di antara para penyelamat yang pemberani ada Pyae Phyo Aung (19), seorang anggota Myat Thada Rescue. Sejak 2016, dia telah mendedikasikan dirinya untuk menyelamatkan nyawa, tetapi dia mengatakan bahwa tidak ada yang pernah menguji dirinya seperti bencana ini.

"Kami menyelamatkan orang-orang yang terjebak di reruntuhan -- beberapa di antaranya berada dalam kondisi kaki yang terjepit, beberapa dari mereka tertimbun hingga pinggang, dan yang lainnya tertutup sepenuhnya," ungkap dia. "Kami memprioritaskan untuk menyelamatkan korban yang masih hidup sebelum mengevakuasi korban yang sudah meninggal."

Sejauh ini, dia bersama timnya sendiri telah berhasil menyelamatkan 11 orang, sebutnya.

Di Mandalay, lebih dari 100 relawan muda perantauan China di Myanmar telah mulai memberikan dukungan teknis, informasi, dan logistik seperti mengumpulkan informasi di bawah bimbingan tim penyelamat profesional.

Sejumlah pejabat dari departemen penyelamatan Myanmar juga memberi pengarahan kepada tim penyelamat tentang pengaturan Myanmar untuk upaya penyelamatan internasional.

Li Wenyang, salah satu anggota Tim Penyelamat Langit Biru dari China, mengatakan bahwa mereka berencana membagi kota tersebut menjadi beberapa area pencarian agar para sukarelawan dapat mengumpulkan informasi tentang orang yang hilang, para penyintas, dan korban tewas, guna memudahkan perencanaan dan penilaian bagi pasukan penyelamat yang akan datang.

Pada Minggu sore, sebuah penerbangan sewaan lepas landas dari Kunming, ibu kota Provinsi Yunnan, China, mengangkut sekitar 7,3 ton bantuan kemanusiaan untuk Myanmar, termasuk pakaian, obat-obatan, mie instan, tenda, dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Ini merupakan pengiriman batch kedua dari bantuan tingkat provinsi yang dikirim Yunnan ke Myanmar.

Pada Minggu malam, 118 anggota Tim SAR Internasional China tiba di Nay Pyi Taw, sementara pada Senin pagi, batch pertama pasokan bantuan kemanusiaan gempa bumi darurat yang disediakan oleh pemerintah China untuk Myanmar berangkat dari Beijing.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |