Jakarta (ANTARA) - Gunung Padang menjadi salah satu situs bersejarah Indonesia yang mendunia, pernah diangkat ke dalam film besutan Netflix hingga menarik perhatian banyak ahli arkeolog.
Gunung Padang bukanlah sebuah gunung aktif, tetapi sebuah situs dengan bangunan bentuk punden berundak yang terletak di puncak bukit dengan ketinggian sekitar 885 mdpl tepatnya berada di perbatasan Dusun Gunungpadang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Gunung Padang diyakini merupakan produk budaya megalitik atau zaman batu besar, sebagai tempat pemujaan roh leluhur. Bangunan punden berundaknya ini mencerminkan tradisi megalitik (mega berarti besar dan lithos artinya batu).
Luas areal Gunung Padang tercatat sekitar 3 hektare, konon menjadikannya sebagai kompleks situs megalitik punden berundak terbesar di Asia Tenggara.
Melansir dari laman Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbud, material penyusun punden berundak Gunung Padang berupa batu-batu besar andesit, andesit basaltik, dan basalt yang berbentuk tiang-tiang dengan panjang dominan sekitar satu meter, dan berdiameter dominan 20 centimeter.
Tiang-tiang batuan tersebut mempunyai sisi-sisi dengan bentuk dominan membentuk tiang batu empat sisi (tetragon) atau lima sisi (pentagon). Gunung Padang memiliki 5 teras, dimana setiap teras mempunyai pola-pola bangunan batu yang berbeda-beda.
Baca juga: Penataan Gunung Padang setelah riset dan penelitian tuntas
Teras pertama ini teras terbawah mempunyai ukuran paling besar, kemudian berturut-turut sampai teras kelima ukurannya semakin mengecil dan jumlah batuannya makin sedikit.
Keberadaan Gunung Padang ini pertama kali dicatat pada 1914 yang muncul dalam majalah Rapporten van den Oudheidekundinge Dienst (ROD) oleh N.J. Krom seorang peneliti Belanda.
Pada 1979, situs Gunung Padang ditemukan kembali setelah 3 orang penduduk setempat menemukan tumpukan batu-batu persegi besar dengan berbagai ukuran yang tersusun dalam suatu tempat berundak dan melaporkannya kepada kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.
Sejak saat itulah kemudian berturut-turut tim peneliti diturunkan untuk melakukan pengamatan. Hasil pengamatan menyimpulkan bahwa bangunan di Gunung Padang merupakan punden berundak yang berasal dari tradisi megalitik masa prasejarah.
Nama Gunung Padang ini berdasarkan bahasa Sunda yang artinya gunung yang luas, bersih dan terang. Sedangkan kata Padang artinya ‘terang’ karena saat itu dunia masih kosong dan bersih.
Baca juga: Peneliti LIPI jelaskan kaitan mangrove dan bangsa maritim Austronesia
Hal lain karena juga situs Gunung Padang kerap dijadikan sebagai kegiatan ritual, baik pada masa dahulu maupun saat ini, yang mengerucut pada kepercayaan Orang Sunda.
Hingga saat ini punden berundak Gunung Padang telah banyak menarik perhatian para ahli karena dapat digunakan sebagai studi banding dalam penelitian bangunan berundak.
Pada tahun 2022, Gunung Padang diangkat dalam serial dokumenter Netflix berjudul "Ancient Apocalypse" mengangkat penelitian geolog yang dibawakan oleh penulis Inggris Graham Hancock.
Situs Gunung Padang dibahas pada episode pertama dan menjelaskan situs Gunung Padang sebagai piramida yang usianya lebih tua dari Piramida Mesir.
Sebelumnya juga ada penelitian makalah mengenai Gunung Padang yang diterbitkan dalam jurnal Archaeological Prospection, klaim utamanya bahwa sebuah piramida yang terletak di bawah situs prasejarah Gunung Padang mungkin telah dibangun sekitar 27.000 tahun yang lalu, mengutip Scientific American.
Baca juga: Selasar duka dan doa dari Marapi
Pernyataan ini membuat perdebatan di dunia arkeologi dan menjadi kontroversi. Pasalnya, hal itu membuatnya jauh lebih dari piramida tertua pertama Mesir yang hanya berusia beberapa ribu tahun dan situs megalitik tertua yang diketahui, Gobekli Tepe di Turki diperkirakan berusia sekitar 11.000 tahun yang lalu.
Melansir Guardian, kontroversi itu juga muncul setelah makalah tersebut mendapat masukan dari Graham Hancock. Dia berpendapat bahwa budaya kuno yang dulunya canggih hancur akibat peristiwa kosmik, dan warisan ilmu pengetahuan, teknologi, serta arsitektur monumental mereka diwariskan kepada masyarakat primitif pada akhir zaman es terakhir.
Namun dibalik kontroversi tersebut, usai dokumenter Netflix itu tayang banyak turis asing yang mendatangi situs Gunung Padang di Kabupaten Cianjur.
Saat ini, situs Gunung Padang menjadi tempat wisata dengan tiket masuk mulai dari Rp10.000, dilansir dari Jadesta Kemenparekraf. Pengunjung dapat menikmati keindahan peninggalan sejarah masa lampau yang eksotis dan pemandangan yang menyejukkan.
Di sekitar Gunung Padang ada Curug Ciwung, Camping Ground, Perkebunan Teh Gunung Rosa Djaja. Bahkan, Desa Wisata Situs Gunung Padang masuk dalam 50 besar terbaik dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.
Baca juga: Harmoni alam di Gunung Wugong
Baca juga: Gunung Marapi kembali lontarkan abu vulkanik setinggi 600 meter
Pewarta: Sri Dewi Larasati
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2024