Enam poin penting rencana peta jalan ekonomi 2025 China

6 days ago 8

Antaranews (ANTARA) - Konferensi Kerja Ekonomi Pusat (Central Economic Work Conference) China, pertemuan tahunan yang belum lama ini digelar, memaparkan tugas-tugas utama untuk 2025, memberikan wawasan tentang arah dan prioritas perencanaan ekonomi untuk perekonomian terbesar kedua di dunia itu untuk tahun depan.

Sejumlah analis percaya bahwa pengumuman beragam kebijakan pada pertemuan tersebut, termasuk penerapan kebijakan makro yang lebih proaktif, langkah-langkah untuk mendongkrak permintaan dalam negeri, dan upaya untuk menstabilkan pasar properti, akan mendukung pertumbuhan ekonomi yang stabil, menjaga lapangan pekerjaan dan harga konsumen, menggenjot pendapatan masyarakat, serta meningkatkan daya tarik China bagi investor asing.

Para pembicara tamu yang tampil dalam episode terbaru China Economic Roundtable, sebuah acara bincang-bincang lintas media yang diselenggarakan oleh Kantor Berita Xinhua, berbagi wawasan tentang sorotan kebijakan utama dalam enam aspek penting yang dibahas pada pertemuan tersebut serta antisipasi dampaknya terhadap ekonomi China dan dunia.

Mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang stabil
Meski mengakui adanya tantangan yang semakin besar akibat perubahan lingkungan eksternal dan kesulitan yang sedang berlangsung di dalam perekonomian, China berkomitmen untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang stabil, menurut pertemuan itu. Para pembicara percaya bahwa komitmen ini menunjukkan sinyal yang kuat untuk mendukung pemulihan ekonomi yang berkelanjutan dan mendorong kepercayaan sosial.

Data resmi menunjukkan bahwa pada November, dampak dari langkah-langkah kebijakan gabungan terus berlanjut, memberikan hasil yang kuat dalam indikator ekonomi utama seperti output industri, investasi, konsumsi, dan jasa.

Seorang pejabat dari Kantor Riset Dewan Negara, Liu Rihong, mengatakan dengan mengakui kesulitan dan tantangannya, China menghadapi masalah-masalah ini secara langsung dengan tekad untuk menyelesaikannya.

"Perekonomian menunjukkan peningkatan bertahap sejak kuartal keempat. Dengan diadakannya konferensi ini dan dampak berkelanjutan dari kebijakan-kebijakan yang ada bersama dengan kebijakan-kebijakan baru, saya yakin momentum kenaikan ekonomi secara keseluruhan akan semakin menguat."

Menurut peneliti dari Pusat Penelitian Pembangunan Dewan Negara, Xu Wei, ekonomi China telah membangun keunggulan yang signifikan melalui pembangunan jangka panjang, dengan urbanisasi baru, inisiatif ramah lingkungan, dan digitalisasi yang terus mendorong permintaan.

Dia mengatakan bahwa ekonomi memiliki fondasi yang kuat untuk menahan ketidakpastian eksternal dan mencapai pemulihan yang berkelanjutan.

Mengadopsi kebijakan fiskal yang lebih proaktif
Menurut pertemuan tersebut, China akan mengadopsi kebijakan fiskal yang lebih proaktif dan menetapkan rasio defisit terhadap PDB yang lebih tinggi, meningkatkan intensitas pengeluaran fiskal, meningkatkan penerbitan obligasi negara khusus jangka sangat panjang (ultra-long special treasury bond) dan obligasi tujuan khusus pemerintah daerah, serta mengoptimalkan struktur pengeluaran fiskal.

Liu mengharapkan kebijakan fiskal yang lebih proaktif itu akan tercermin dalam skala dan kecepatan, seraya menambahkan bahwa langkah-langkah yang diuraikan ini menandakan peningkatan skala langkah fiskal.

Dia menekankan pentingnya mempercepat pengeluaran dan alokasi dana fiskal untuk memastikan dana tersebut segera diimplementasikan dalam berbagai proyek, sehingga menghasilkan kemajuan nyata.

Konferensi ini juga menekankan pada optimalisasi struktur belanja fiskal dan peningkatan efisiensi penggunaan dana dengan memberikan lebih banyak perhatian pada upaya peningkatan taraf hidup masyarakat, mendorong konsumsi, dan mempertahankan momentum pertumbuhan.

"Saya rasa orientasi dalam mengoptimalkan struktur belanja fiskal ini juga merupakan bagian penting dari kebijakan yang lebih proaktif," ujar Liu.

Menerapkan kebijakan moneter yang cukup longgar
Mengenai tekad untuk menerapkan kebijakan moneter yang cukup longgar tahun depan yang disampaikan dalam pertemuan tersebut Kepala Akademi Penelitian Ekonomi Makro China, Huang Hanquan, mengungkapkan bahwa China telah mempertahankan kebijakan moneter yang hati-hati sejak 2011, dan bahwa pergeseran dari "berhati-hati" menjadi "cukup longgar" dalam sikap kebijakan ini bersifat kondusif untuk menyediakan lingkungan likuiditas yang lebih baik bagi pemulihan ekonomi dan meningkatkan kepercayaan pasar.

Dia menambahkan bahwa pergeseran ini berasal dari kebutuhan untuk meningkatkan permintaan domestik, mendorong rebound yang moderat untuk harga konsumen, mencegah risiko keuangan, serta sejalan dengan pergeseran bertahap ke kebijakan moneter yang lebih longgar di perekonomian-perekonomian maju.

Huang menyebut bahwa selain mengurangi rasio cadangan wajib dan suku bunga bank, kebijakan moneter yang longgar ini juga harus melibatkan inovasi instrumen keuangan yang bertujuan untuk menyalurkan lebih banyak modal ke dalam pengembangan kekuatan produktif berkualitas baru, peningkatan industri, dan pembangunan hijau, yang sejalan dengan upaya restrukturisasi ekonomi negara itu.

Meningkatkan permintaan domestik di semua lini
China menganggap perluasan permintaan domestik sebagai "langkah strategis" yang dapat membantu negara itu mengatasi guncangan eksternal dan memastikan kinerja ekonomi yang stabil, sambil meningkatkan momentum untuk pembangunan jangka panjang.

Liu mengatakan bahwa China harus berusaha keras untuk meningkatkan daya beli dan minat konsumsi masyarakat melalui berbagai insentif kebijakan, mengembangkan berbagai kekuatan pendorong baru bagi pertumbuhan konsumsi, dan melepaskan potensi permintaan domestik melalui reformasi.

Dana yang dikumpulkan melalui obligasi negara khusus jangka sangat panjang untuk mendorong program upgrade peralatan berskala besar dan tukar tambah barang konsumen akan meningkat secara substansial tahun depan dibandingkan pada 2024, kata seorang pejabat dari Kantor Komite Pusat Urusan Keuangan dan Ekonomi China kepada para wartawan dalam sebuah wawancara.

Menstabilkan pasar real estat
Sebagai salah satu tugas utama untuk tahun 2025 yang diuraikan dalam pertemuan tersebut, China berjanji untuk mengintensifkan upayanya dalam membalikkan tren penurunan dan menstabilkan pasar real estat, yang telah menunjukkan tanda-tanda stabilisasi yang positif.

Serangkaian kebijakan yang terperinci ini termasuk memajukan renovasi permukiman kumuh di kota-kota dan rumah-rumah kurang layak huni, mengendalikan pasokan lahan real estat yang baru secara wajar, memanfaatkan sumber daya lahan yang ada serta properti komersial dan perkantoran dengan baik, mendorong model pengembangan baru untuk sektor real estat, dan membangun sistem dasar yang relevan dengan cara yang teratur.

Kebijakan-kebijakan ini akan berkontribusi dalam mempertahankan momentum perbaikan pasar, dan meningkatkan lebih lanjut kepercayaan serta dorongan pembangunan pasar, ujar peneliti di Akademi Penelitian Ekonomi Makro China Liu Lin.

Memperluar keterbukaan
Dengan latar belakang meningkatnya unilateralisme dan proteksionisme dalam ekonomi dunia, China, sebagai mitra dagang utama bagi lebih dari 150 negara dan kawasan, bertekad untuk memperluas keterbukaan berstandar tinggi sembari menjaga perdagangan luar negeri dan investasi asingnya tetap stabil pada tahun depan.

Liu Rihong mengatakan bahwa China harus mengambil kesempatan untuk mengembangkan zona perdagangan bebas percontohan dan Pelabuhan Perdagangan Bebas Hainan untuk secara aktif menyelaraskan diri dengan peraturan ekonomi dan perdagangan internasional berstandar tinggi, dan terus memperdalam keterbukaan.

Di tengah upayanya untuk meningkatkan investasi asing, China akan memperluas sejumlah program percontohan untuk memperluas keterbukaan di bidang-bidang seperti telekomunikasi dan perawatan kesehatan, sembari memajukan keterbukaan sektor-sektor jasa termasuk internet dan budaya, menurut Kantor Komite Pusat Urusan Keuangan dan Ekonomi China.

Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2024

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |