GOOTO.COM, Jakarta - Kesadaran masyarakat akan penggunaan motor listrik saat ini mulai tinggi. Sebab banyak keuntungan yang di dapat selain dapat menekan pengeluaran biaya harian berbanding memakai motor bermesin bensin.
Iklan
Namun akibat belum adanya kejelasan kelanjutan paket insentif subsidi dari pemerintah sekitar 7 juta seperti yang dilakukan pada tahun 2024, membuat masyarakat masih menahan membeli motor listrik karena harganya masih kelewat mahal.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjamin aturan tentang insentif untuk motor listrik segera terbit. Hal tersebut diungkapkan saat pembukaan IIMS 2025 bahwa aturan insentif pembelian motor listrik tahun 2025 sudah memasuki tahap finalisasi.
Industri yang terlibat di motor listrik sangat berharap penjualan bisa terdongkrak berkat subsidi pemerintah seperti tahun 2024 yang penjualan mencapai 36.000 unit, melompat jauh dari tahun 2023 yang hanya di angka 11.000 unit.
Pada kuartal pertama tanpa ada dukungan subsidi penjualan motor listrik hanya di angka 2.000 unit. Padahal diprediksikan penjualan motor listrik tahun 2025 bisa mencapai 200.000 unit.
CEO & Founder MAKA Motors, Raditya Wibowo turut merespons penjualan motor listrik yang kurang progresif pada awal tahun 2025.
“Ketidakpastian mengenai kelanjutan subsidi sepeda motor listrik cukup kontraproduktif dan menciptakan kebimbangan baik untuk pelaku industri maupun konsumen. Kita sudah melihat bagaimana insentif di tahun 2024 mampu mengakselerasi adopsi motor listrik,” ungkap Raditya Wibowo.
Pria ramah senyum ini mengungkapkan bahwa yang lebih mendesak saat ini adalah kejelasan dari pemerintah. Apakah subsidi akan dilanjutkan atau tidak, keputusan itu penting untuk segera diumumkan. Jangan biarkan konsumen terus berada dalam ketidakpastian yang justru sangat menghambat pertumbuhan pasar motor listrik Indonesia.
“Kami sangat berharap pengumuman dan implementasi kebijakan subsidi yang jelas dapat dilakukan paling lambat pada semester pertama tahun 2025, sehingga momentum positif adopsi kendaraan listrik dapat terus terjaga,” yakin Raditya Wibowo.
Semakin banyaknya brand motor listrik dari Cina yang diniagakan di Indonesia dengan harga murah tak memberikan dampak positif terhadap penjualan motor listrik. Tahun lalu saja penjualan motor listrik hanya 1 persen dari total penjualan motor roda dua di angka 6,3 juta unit.
Raditya Wibowo menegaskan bahwa masyarakat menanti produk yang memang sudah dikenal di Indonesia dan diproduksi serta diriset di Tanah Air. Sebagai informasi MAKA Motors memiliki proses R&D yang 100% dilakukan di Indonesia, semua SDM-nya juga orang Indonesia, penggunaan rantai pasok lokal, sampai pembangunan pabrik dan perakitan yang dilakukan di dalam negeri.
“Kami di MAKA Motors percaya bahwa sepeda motor listrik punya masa depan yang cerah. Produk kami, MAKA Cavalry, dirancang dengan kualitas dan performa yang sesuai dengan harapan masyarakat,” ungkap Raditya Wibowo.
Ini menunjukkan bahwa konsumen tidak hanya mencari motor listrik yang murah, tetapi mereka mencari motor listrik yang memberikan kualitas dan pengalaman berkendara yang setara atau bahkan lebih baik dari motor bensin yang sekarang mereka pakai, seperti MAKA Cavalry yang menjadi produk pertama dari MAKA Motors yang mengusung semboyan "Motor Paling Enak".
Ditambahkan oleh Raditya Wibowo bahwa pemerintah harus segera memberikan kepastian. Dengan adanya kejelasan, konsumen dapat membuat keputusan pembelian dengan lebih yakin, dan industri pun dapat merencanakan langkah ke depan dengan lebih baik. Menunda kepastian sama dengan menunda potensi besar pasar kendaraan listrik nasional.
“Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan pemerintah dapat memberikan kejelasan mengenai kelanjutan subsidi ini pada semester pertama tahun 2025, demi menjaga keberlangsungan pertumbuhan industri dan memberikan kepastian bagi konsumen,” kata dia.
Pilihan Editor: Wuling Sudah Produksi 3 Juta Mobil Listrik, 40 Ribu Lahir di Indonesia
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto