TEMPO.CO, Bandung - Tim peneliti Functional Nano Powder University Center of Excellence Universitas Padjadjaran mengembangkan biodegradable plastic atau plastik yang hampir seluruhnya berbahan alami (bioplastik) dan limbahnya bisa diurai oleh bakteri. Pilihan bahan alaminya seperti dari pati singkong, rumput laut karagenan, dan kulit udang.
“Kami tambah sedikit filler berteknologi nano supaya plastiknya lebih kuat,” kata anggota tim peneliti Camellia Panatarani kepada Tempo, Rabu 28 Mei 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di laboratorium, tim peneliti sejauh ini telah meracik belasan formula bioplastik itu. Tingkat kelenturan dan kekerasan plastiknya akan menyesuaikan kebutuhan penggunaan dari industri. Dari formula bioplastik itu, tim memproduksi dalam bentuk pelet atau biji bioplastik yang nantinya tinggal dibentuk sendiri oleh pemakainya.
“Bahan alaminya 99 persen, sisanya sedikit sekali bahan aditif yang dipakai,” kata dia sambil menambahkan, "Karena itu sampah bioplastik ini bisa habis dimakan oleh bakteri."
Menurut Camellia, yang juga Guru Besar di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unpad itu, bioplastik yang diproduksi bisa untuk pembungkus makanan hingga misalnya sikat gigi serta penutup atau casing perangkat elektronik. Bioplastik juga dapat diolah sebagai edible film atau pembungkus pangan yang bisa dimakan.
Tim peneliti sendiri telah membuat bahan dari bioplastik berupa cawan untuk membuktikan kekuatannya. Uji dilakukan dengan cara ditarik atau ditekan. Juga uji daya tahan terhadap suhu.
Saat ini, menurut Camellia, bioplastik formula tim Unpad telah digunakan perusahaan cokelat di Bali. Perusahaan itu menggunakan agar produknya memenuhi syarat untuk bisa diekspor ke Eropa. "Dikirimnya tidak boleh pakai plastik biasa tapi harus biodegradable plastic,” ujarnya.
Bahan utama bioplastik dari pati singkong, rumput laut karagenan, dan kulit udang itu dipilih karena secara ilmiah sudah teruji bisa menjadi plastik. Selain itu ketersediannya melimpah. Rintisan riset bioplastik itu yang telah dicatatkan dalam beberapa makalah dan jurnal ilmiah berlangsung sejak 2018-2019. Hingga kini, Camellia mengatakan, risetnya terus dan akan berkembang karena formula yang dibuat menyesuaikan kebutuhan industri dengan karakteristik tertentu.
Camellia mengatakan bahan plastik ini mudah terurai karena berasal dari biomaterial, sehingga dapat menjadi makanan alami bagi mikroorganisme di alam. Berbeda dengan plastik konvensional yang berasal dari minyak bumi dan membutuhkan waktu ribuan tahun untuk terurai. "Tim peneliti membuka peluang kerja sama dengan perusahaan yang ingin memproduksi dan mengembangkan produk biodegradable plastic ini dalam skala industri," katanya.