Pemerintah Bangun Sekolah Unggulan Garuda Baru. Apa Saja Syarat Pendaftarannya?

6 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) berencana mendirikan Sekolah Unggulan Garuda yang merupakan inisiatif dari Presiden Prabowo Subianto. Sekolah ini adalah sekolah menengah atas (SMA) unggulan yang ditujukan bagi siswa dengan prestasi di atas rata-rata berdasarkan kriteria tertentu. 

"Sekolah Garuda adalah program hasil Quick Wins nomor 7 yang merupakan visi langsung Bapak Presiden. Tujuannya adalah mewujudkan Asta Cita keempat, yaitu membangun sumber daya manusia, ekosistem, sains, dan teknologi," ujar Wakil Menteri Pendidikan, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaiklnstek) Stella Crishtie di Jakarta, Sabtu, 17 Mei 2025 dikutip dari Antara

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Stella menuturkan Kemendiktisaintek telah merancang dua skema pelaksanaan Sekolah Garuda, yaitu Sekolah Garuda Transformasi dan Sekolah Garuda Baru. Lalu, apa itu Sekolah Garuda Baru? Bagaimana cara daftarnya? 

Mengenal Sekolah Garuda Baru

Sekolah Garuda Baru adalah program yang dirancang untuk menjangkau seluruh wilayah Nusantara, sebagai bagian dari upaya strategis pemerintah dalam mempersiapkan generasi unggul. Program ini diarahkan untuk membangun sekolah-sekolah menengah atas baru di wilayah-wilayah yang belum memiliki akses terhadap pendidikan berkualitas.

Sekolah Garuda Baru saat ini pembangunannya tengah berjalan berada di tiga tempat, yaitu di kota Soe Nusa Tenggara Timur, Bangka Belitung, dan Nabire Papua Tengah. Stella mengatakan Sekolah ini akan beroperasi di tahun ajaran 2026/2027. 

Sekolah ini nantinya akan menampung sebanyak 160 siswa per angkatan. Pemerintah juga akan menanggung penuh biaya pendidikan untuk 80 persen siswa. Sementara 20 persen siswa lainnya akan dikenakan biaya mandiri. 

"Jadi diharapkan semua bisa hidup berdampingan antara siswa dari ekonomi bawah dan ekonomi atas," tutur Stella. "Karena akan tidak efektif siswa dengan ekonomi atas ditanggung oleh negara.”

Sekolah Garuda Baru akan menerapkan kurikulum International Baccalaureate (IB) dan kurikulum nasional. Kurikulum IB akan difokuskan untuk pendidikan di kelas 11 dan 12 guna mempersiapkan siswa ke perguruan tinggi terbaik dunia. Sementara kurikulum nasional hanya akan diterapkan untuk kelas 10 saja. 

"Berdasarkan riset yang dilakukan, kurikulum ini (IB) yang saat ini memiliki peluang paling besar pelajarnya diterima oleh universitas top dunia. Peluangnya 30 persen," kata dia. Kendati begitu, Stella memastikan dalam kurikulum IB masih terdapat aspek activity and service sehingga siswa diwajibkan memiliki muatan lokal. 

Kemudian siswa berprestasi yang masuk ke Sekolah Garuda baru wajib tinggal di asrama yang telah disiapkan selama menjalani pendidikan. Di sana, mereka wajib terlibat dalam kehidupan bermasyarakat seperti ikut mengembangkan potensi lokal. 

"Saya kasih contoh, misal potensi di Soe NTT itu ada banyak alpukat. Tapi bergeletakan di bawah saking banyaknya. Bagaimana mereka berinovasi, apakah dijual atau dikirim ke kota dan lain sebagainya," kata Stella. "Saya yakin anak SMA mampu kok berpikir kreatif.”

Cara Daftar Sekolah Garuda Baru

Calon siswa yang ingin bergabung dengan Sekolah Garuda harus mengisi formulir pendaftaran yang disediakan oleh pemerintah pusat dengan mencantumkan nilai-nilai mereka. Setelah itu, mereka dapat memilih asrama Sekolah Garuda yang ingin ditempati. Selanjutnya, pemerintah pusat akan menilai dan mempertimbangkan keterwakilan wilayah dalam penempatan di Sekolah Garuda pilihan tersebut.

"Tujuannya agar hidup bercampur dan belajar hidup berdampingan dengan berbagai suku dan budaya," kata dia. 

Stella juga menyebut sistem penerimaan murid baru di Sekolah Garuda sepenuhnya berada dalam kewenangan pemerintah pusat. "Jadi dengan sistem itu kita bisa sungguh-sungguh memberikan akses yang merata," ucap dia. 

Lebih lanjut, Stella mengatakan Sekolah Unggulan Garuda dirancang untuk siswa-siswa berprestasi dari seluruh daerah di Indonesia, termasuk peserta didik dengan disabilitas. Dia menyebut semua sistem baik sarana maupun prasarana diciptakan dengan mempertimbangkan aspek ramah disabilitas. 

"Karena kami mempunyai kesempatan untuk membangun bangunannya, semuanya itu dibangun dengan pemikiran bahwa mereka pun yang mempunyai disabilitas akan bisa bersekolah di sekolah tersebut," ujar Stella. 

Dede Leni Mardianti berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |