Perusakan Nisan Umat Nasrani Juga Terjadi di Kotagede

5 hours ago 1

TEMPO.CO, Yogyakarta - Perusakan nisan makam umat nasrani tak hanya ditemukan di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedikitnya lima nisan umat nonmuslim juga dirusak di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Baluwartix Kembang Basen, Kecamatan Purbayan, Kotagede, Kota Yogyakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pantauan Tempo di lokasi, nisan makam yang dirusak di Kotagede ini adalah nisan kayu berbentuk salib yang dipatahkan dan dibuang di sekitar lokasi. Hanya satu nisan dari keramik yang dihancurkan hingga berlubang seperti kasus yang terjadi di Makam Ngentak Kabupaten Bantul.

"Kemungkinan perusakan nisan itu terjadi pada Jumat siang (16 Mei 2025)," kata Ketua RW 04 Basen, Purbayan, Kotagede, Kota Yogyakarta Wahyono saat ditemui di lokasi, Senin 19 Mei 2025.

Wahyono menuturkan dugaan waktu perusakan itu diketahui karena penjaga makam itu biasanya sehari dua kali datang membersihkan makam yang berada di atas tanah Kasultanan Yogyakarta itu.

"Penjaga biasanya datang pagi dan sore, nah saat Jumat pagi itu semua masih normal, utuh, namun saat didatangi sore sudah dirusak beberapa nisannya. Jadi dugaannya aksi itu siangnya atau menjelang sore," kata Wahyono.

Wahyono mengatakan kejadian itu telah dilaporkan ke Polres Kota Yogyakarta. Warga turut geram karena selama ini kehidupan sosial di kampung itu tak pernah ada masalah. Terutama soal kehidupan beragamanya.

"Semua selama ini hidup baik berdampingan, ibadah juga baik-baik saja saling menjaga, kok tiba-tiba ada seperti ini," kata Wahyono yang sudah 20 tahun menjadi pengurus lingkungan itu.

Tokoh kampung Kembang Basen, Purbayan, Kotagede, Parjiyanto, menambahkan total ada tiga komplek makam di desa itu. Namun yang terbesar adalah Makam Baluwarti itu. "Perusakan hanya di Makam Baluwarti ini," kata dia.

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menegaskan pihaknya tidak akan membiarkan praktik-praktik intoleransi terjadi di wilayahnya. Terlebih Kota Yogyakarta dikenal majemuk dan menjunjung adab serta semangat toleransi.

Menurut dia, kejadian semacam itu berpotensi mencoreng citra Kota Yogyakarta, yang mempunyai sejarah panjang sebagai city of tolerance. "Di Kota Yogyakarta, toleransi betul-betul kami kedepankan. Sebagai city of tolerance, itu sudah menjadi komitmen bersama," kata Hasto, Senin.

Hasto berharap kejadian itu bisa segera diusut tuntas. "Di Kota Yogyakarta tidak boleh ada hal-hal berbau intoleransi, karena kondisinya sangat heterogen," kata Hasto.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |