TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyatakan ada kebutuhan tambahan anggaran sekitar Rp 50 triliun untuk program Makan Bergizi gratis. “Sekarang ada Rp 71 triliun, tambahan Rp 51 triliun sudah cukup untuk bisa melayani seluruh penerima manfaat sampai Desember,” katanya saat menghadiri rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR, pada Selasa, 6 Mei 2025.
Dadan mengatakan tambahan anggaran sekitar Rp 50 triliun itu diperlukan untuk mencapai target penerima program Makan Bergizi Gratis sebanyak 82,9 juta orang. Dalam kurun waktu sekitar lima bulan sejak program ini dimulai pada Januari, Dadan mencatat terdapat 3.506.941 penerima manfaat hingga 5 Mei 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk mencapai angka penerima manfaat itu pada akhir tahun, Dadan juga membuat target capaian secara bulanan. Dadan mengatakan, jumlah penerima makan bergizi gratis pada Mei, Juni dan Juli adalah 6 juta orang per bulannya.
Targetnya akan mengalami lonjakan pada Agustus dengan target 21 juta penerima; September ditargetkan sebanyak 42 juta penerima; Oktober 66 juta penerima. Sementara pada November nanti, Dadan menargetkan penerima program Makan Bergizi Gratis sudah berjumlah 82,9 juta orang.
Dadan juga berencana memperbanyak jumlah gedung Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang akan dibangun oleh mitra maupun menggunakan anggaran pendapatan belanja negara (APBN). Hingga 5 Mei 2025, ia mencatat terdapat 1.286 SPPG yang telah dibangun oleh mitra dan tersebar di seluruh Indonesia.
Ia mengatakan, akan ada tambahan sebanyak 219 SPPG pada 14 Mei mendatang. Dari penambahan gedung SPPG itu, kata Dadan, berpotensi menambah penerima makan bergizi gratis sebanyak 657.000 orang.
Lebih jauh, Dadan mengatakan saat ini belum ada gedung SPPG yang berdiri atas dana dari APBN. Namun, ia berencana membentuk 1.542 SPPG dengan menggunakan APBN sekitar Rp 6 triliun. “Dalam proses perencanaan dan tendernya mungkin ada akhir bulan ini sehingga baru akan selesai Agustus,” ujar dia.
Dengan pagu sebesar Rp 71 triliun, Dadan melaporkan program Makan Bergizi Gratis baru menyerap sebesar Rp 2,386 triliun atau hanya 3,36 persen dari total anggaran. Tambahan dana itu akan diajukan jika anggaran Badan Gizi Nasional sudah mulai berkurang. “Yang sekarang saja Rp 71 triliun baru 3 persen kan, jadi nanti kalau sudah mendekati di mana anggaran itu kurang itu segera akan direalisasi.”
Menanggapi jumlah penyerapan anggaran ini, Wakil Ketua Komisi IX Charles Honoris mempertanyakan urgensi Dadan yang ingin menggelontorkan dana lebih. “Anggaran per hari ini baru terserap 3,36 persen, bagaimana dalam tujuh bulan ke depan, Bapak bisa menghabiskan atau menyerap sisa anggaran?” katanya dalam sesi rapat dengar pendapat.
Charles pun menyinggung kondisi kementerian/lembaga lain yang terkena efisiensi anggaran. Ia mengatakan banyak kementerian/lembaga yang juga membutuhkan anggaran tambahan. Belum lagi, kata dia, efisiensi anggaran itu juga mengganggu pemenuhan pelayanan publik pada sektor lain.
“Kalau secara realistis tidak bisa terserap, saya berharap Bapak bisa berbicara jujur ke Kementerian Keuangan sehingga yang realistis saja yang dipaparkan sehingga anggaran ini bisa didistribusikan ke kementerian lain yang banyak terpotong,” kata Charles.