Penjaga Toko di Thamrin City Ini Cerita Pengunjung Sepi hingga Omzet Penjualan Jeblok

1 day ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Sehari menjelang Lebaran 2025, pusat perbelanjaan Thamrin City terlihat lengang. Sejumlah pengunjung masih berlalu-lalang di lantai dasar mal yang berisi jajaran kios pakaian jadi. Namun, suasana gedung secara keseluruhan tak begitu ramai.

Pantauan Tempo pukul 15.25 WIB, sejumlah toko yang masih buka ialah kios-kios yang menjual pakaian muslim seperti gamis dan baju koko. Sesekali penjual atau penjaga toko menyerukan ajakan untuk mampir ke gerai mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Terpantau banyak kios pakaian yang sudah tutup. Pada pintu rolling aluminium masing-masing toko yang sudah digembok, tertempel kertas berisi informasi kapan gerai akan kembali beroperasi. 

Salah satu kios yang Tempo kunjungi juga sepi pengunjung. Sang penjaga toko, Aya, mengatakan beberapa hari menjelang Hari Raya Idul Fitri ini memang tak banyak pembeli yang datang. Toko pakaian yang terletak di area Blok A lantai dasar Thamrin City itu menjual berbagai tipe pakaian bercorak batik, baik untuk perempuan maupun laki-laki.

“Hari ini sepi banget. Menurut saya lebih bagus penjualan bulan-bulan kemarin, daripada bulan Ramadan ini,” ucap Aya ketika ditemui di pusat perbelanjaan Thamrin City, Jakarta Pusat, pada Ahad, 30 Maret 2025. 

Saat mengobrol dengan Tempo, Aya tengah bersiap menutup tokonya. Ia baru saja menyelesaikan transaksi dengan seorang pengunjung.

Sembari membereskan kios pakaian itu, Aya mengakui penjualan beberapa waktu terakhir menurun. “Enggak tahu penyebabnya apa. Apa karena ada kebutuhan yang lain atau gimana, tapi di kami menurun,” ujarnya. 

Perempuan yang bermukim di wilayah Kramat Jati ini mengungkapkan, tokonya pernah meraup omzet hingga Rp 15 juta dalam sehari. Kala itu, gerai yang dinamakan ‘Anggun Batik’ ini didatangi oleh sejumlah pembeli yang melakukan transaksi borongan. “Tapi itu enggak selalu,” katanya. 

Di hari-hari yang jumlah transaksinya terbilang normal, omzet penjualan berkisar antara Rp 7 juta hingga Rp 10 juta per hari. Aya mengatakan sepanjang Ramadan ini—bahkan di hari-hari paling ramai pun—kios itu hanya mencatatkan penjualan sekitar Rp 5 juta.

Tak jarang, menurut Aya, tokonya meraup keuntungan di bawah Rp 1 juta. Padahal, harga pakaian yang ditawarkan di gerai itu cukup beragam, mulai dari Rp 200 ribu hingga Rp 400 ribu. 

Adapun di hari sebelum Hari Raya Idul Fitri 2025 ini, Aya memutuskan untuk menutup toko lebih cepat. Padahal, jam operasional Mal Thamrin City baru selesai pada pukul 20.00 WIB. Sekitar pukul 17.05 WIB, pakaian-pakaian yang berjejer di gantungan baju besi sudah ia masukkan ke dalam area toko. 

Lengangnya pusat berbelanja Thamrin City itu tak hanya terlihat dari toko-toko pakaian yang sepi pengunjung. Jejeran tenant atau penyewa kios dengan jenis bisnis penyediaan makanan dan minuman pun terlihat kosong. Sekitar pukul 17.55 WIB, atau tak sampai sepuluh menit menuju waktu berbuka puasa di hari terakhir Ramadan ini, bangku-bangku di sejumlah restoran tak terisi. 

Sementara itu, Lia, seorang pengunjung yang enggan menyebutkan nama aslinya, mengatakan tetap memilih untuk berbelanja di Thamrin City lantaran harga yang ditawarkan masih terjangkau. "Iya, sebenarnya ada mal lain, tapi di sini lebih murah," kata perempuan berusia 24 tahun ini. 

Dengan mempertimbangkan harga yang lebih murah itu dan pilihan pakaian yang beragam, Lia memutuskan untuk berbelanja di sana. Hal ini, kata dia, menjadi salah satu cara untuk berhemat.

Sementara itu, Lia mengaku tak masalah jika pusat perbelanjaan yang ia kunjungi sepi. Justru, menurut dia, lebih nyaman baginya untuk berbelanja tanpa harus berdesak-desakan. "Makanya ke sini pas mepet Lebaran," ujarnya. 

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |