8000hoki Data Platform server Slots Gacor Indonesia Terpercaya Pasti Menang Online
hoki kilat online Top ID website Slot Gacor Thailand Terpercaya Pasti Jackpot Setiap Hari
1000hoki.com Data ID web Slots Maxwin Terbaru Pasti Lancar Menang Full Setiap Hari
5000hoki.com Demo web Slots Maxwin Japan Terbaru Mudah Menang Setiap Hari
7000 Hoki Online List Login server Slots Gacor Japan Terbaik Sering Lancar Scatter Full Banyak
9000hoki List Akun server Slot Gacor Cambodia Terpercaya Mudah Jackpot Banyak
Alternatif Akun situs Slot Gacor server Thailand Terpercaya Sering Lancar Scatter Full Non Stop
Idagent138 login Id Slot Anti Rungkat Terbaik
Luckygaming138 Daftar Slot Maxwin
Adugaming Akun Slot Maxwin
kiss69 login Id Slot Gacor Online
Agent188 Daftar Slot Gacor Online
Moto128 Daftar Slot Online
Betplay138 Id Slot Game Online
Letsbet77 Slot Game Online
Portbet88 Daftar Id Slot Online
Jfgaming login Id Slot Maxwin Terbaik
MasterGaming138 Daftar Slot Anti Rungkad Terpercaya
Adagaming168 Daftar Akun Slot Terpercaya
Kingbet189 Id Slot Anti Rungkat Online
Summer138 login Akun Slot Online
Evorabid77 Daftar Akun Slot Gacor
bancibet Daftar Slot Game Online
adagaming168 Daftar Akun Slot Gacor Online
TEMPO.CO, Semarang - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin menegaskan tak akan mengirim anak nakal ke barak militer. Dia menyebut Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memiliki aturan dalam menegakkan disiplin bagi anak-anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami kan ada aturannya, kita bukan negara yang siap perang kok. Kami sudah tahu kedisplinan itu wajib," kata Taj Yasin pada Kamis, 15 Mei 2025. Menurut dia, mendidik kedisplinan kepada anak nakal bisa dilakukan tanpa memasukkan pelajar ke barak militer.
Taj Yasin mengatakan, setiap daerah memiliki karakteristik permasalahan masing-masing. Sehingga penyelesaian pesoalan di satu wilayah bisa berbeda.
Dia berharap masyarakat tak membandingkan cara Pemprov Jawa Tengah menangani kenakalan pelajar dengan daerah lain. "Sama-sama menjalankan tugas yang tujuannya adalah kesejahteraan masyarakat," ucapnya.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi membuat keputusan mengirim anak yang dikategorikan nakal ke barak militer. Keputusan itu menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI menemukan fakta bahwa anak-anak yang dikirim ke barak militer untuk mengikuti pendidikan karakter justru merasa tak betah.
“Sebagian dari mereka mengikuti diklat ini karena rekomendasi guru BK. Ada yang mengatakan tidak betah, ingin tetap belajar di sekolah, dan bahkan ada yang mencoba keluar dari depo pendidikan (dodik) dengan alasan ingin membeli makanan ringan,” kata Komisioner KPAI Aris Adi Leksono kepada Tempo, Senin, 12 Mei 2025.
Meski tak ditemukan kekerasan fisik, Aris mencatat adanya tanda-tanda kelelahan yang dirasakan para peserta didik. Hal itu tercermin saat mereka mengikuti materi. “Anak-anak tampak lelah, sehingga saat ada materi ada yang mengantuk, tidak fokus, dan berbicara antar teman,” ujar Aris.
Temuan itu sejalan dengan hasil pengawasan resmi KPAI di dua lokasi penyelenggaraan program, yakni Dodik Bela Negara Rindam III Siliwangi di Bandung Barat dan Barak Militer Resimen 1 Sthira Yudha di Purwakarta. Dalam pengawasan tersebut, KPAI berdialog langsung dengan siswa, mewawancarai mereka secara tertutup.