Mengenal Asal Usul Kue Nastar, Cemilan Lezat yang Jadi Wajib Saat Lebaran

1 day ago 3

CANTIKA.COM, Jakarta - Kue nastar adalah salah satu kue kering yang paling populer dan identik dengan perayaan Lebaran di Indonesia. Setiap kali Hari Raya Idul Fitri tiba, kue nastar selalu hadir di meja hidangan keluarga. Rasanya yang manis, lembut, dan memiliki isian selai nanas menjadikannya favorit banyak orang. Namun, tahukah kamu bahwa kue ini memiliki akar sejarah yang berasal dari Eropa?

Asal Usul Nama dan Bentuk Awal

Nama nastar merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Belanda: "ananas" yang berarti nanas, dan "taart" yang berarti kue tart. Awalnya, kue ini terinspirasi dari pie khas Eropa yang biasanya dibuat dalam satu loyang besar berisi selai stroberi, blueberry, atau apel. Namun, karena sulitnya mendapatkan buah-buahan tersebut di Indonesia, isian pie diganti dengan selai nanas yang memiliki rasa asam manis serupa. Selai nanas ini juga lebih mudah ditemukan di Indonesia, menjadikannya pilihan utama untuk isian kue nastar.

Bentuk kue nastar awalnya adalah pie tart yang besar, namun kemudian dimodifikasi menjadi lebih kecil dan bulat agar lebih praktis dan mudah disajikan dalam jumlah banyak. Kini, kue nastar memiliki bentuk bulat kecil dengan bagian atas yang diolesi kunir telur untuk memberikan warna kuning keemasan yang menggoda.

Perubahan dan Adaptasi di Indonesia

Pada masa kolonial, kue nastar hanya disajikan pada perayaan besar dan biasanya hanya dinikmati oleh kalangan bangsawan atau kaum priyayi. Kue ini menjadi simbol status dan sering disajikan saat acara-acara penting, seperti pesta atau perayaan. Seiring berjalannya waktu, nastar mulai dikenal luas di kalangan masyarakat Indonesia dan menjadi salah satu kue lebaran yang wajib ada saat perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Bahkan, dalam budaya Tionghoa, nastar juga disajikan saat perayaan Imlek. Kue ini dianggap melambangkan keberuntungan dan rezeki yang manis, karena bentuknya yang kecil dan isian selai nanas yang melambangkan kelimpahan dan kekayaan. Oleh karena itu, kue nastar tidak hanya menjadi cemilan khas Lebaran, tetapi juga simbol akulturasi antara tradisi kuliner Eropa dan Indonesia.

Kue nastar tidak hanya disajikan di rumah, tetapi juga sering ditemukan di berbagai toko kue dan supermarket menjelang Lebaran. Masyarakat Indonesia memang sudah sangat terbiasa dengan keberadaan kue nastar, dan hampir tidak ada yang merayakan Lebaran tanpa menyajikan kue yang satu ini.

Nastar Sebagai Cemilan Khas Lebaran

Kue nastar kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Lebaran. Cemilan khas Lebaran ini tidak hanya disukai karena rasanya yang manis dan gurih, tetapi juga karena tampilannya yang menarik dan mudah dimakan. Kue nastar memiliki tekstur yang renyah di luar, namun lembut di dalam dengan isian selai nanas yang memberikan sensasi manis yang menyegarkan.

Masyarakat Indonesia sering membuat kue nastar sendiri di rumah, karena resep kue ini dapat disesuaikan dengan selera masing-masing. Beberapa orang suka menambahkan bahan lain seperti keju parut untuk memberikan rasa yang lebih kaya, sementara yang lain lebih suka menjaga resep tradisional dengan selai nanas murni.

Selain itu, kue nastar juga banyak dijual dalam berbagai bentuk kemasan untuk dijadikan oleh-oleh Lebaran. Banyak orang yang memilih kue nastar sebagai hadiah atau hantaran kepada keluarga, teman, atau kolega saat Lebaran tiba. Hal ini menjadikan kue nastar tidak hanya sebagai cemilan, tetapi juga sebagai simbol kebersamaan dan saling memberi di hari yang penuh berkah.

Dengan sejarah yang kaya dan adaptasi budaya yang kuat, kue nastar tidak hanya menjadi cemilan wajib saat Lebaran, tetapi juga simbol dari tradisi kuliner yang kaya dan beragam. Dari asal usul nastar yang bermula di Eropa hingga menjadi kue lebaran yang ikonik di Indonesia, kue ini terus menjadi favorit sepanjang waktu.

Baik sebagai cemilan sehari-hari maupun sebagai bagian dari perayaan besar, kue nastar tetap menjadi kue yang tak tergantikan di setiap perayaan Lebaran. Jadi, tidak lengkap rasanya jika perayaan Lebaran tanpa kehadiran kue nastar di meja hidangan!

Pilihan Editor: Kenapa Saat Lebaran Selalu Ada Ketupat, Opor Ayam, dan Rendang?

TEMPO (KARUNIA PUTRI | VIOLA NADA HAFILDA)

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |