8000hoki.com List Situs website Slots Gacor Japan Terkini Mudah Jackpot Non Stop
hoki kilat online Akun server Slots Maxwin Vietnam Terkini Mudah Lancar Scatter Non Stop
1000 hoki Data Situs website Slots Gacor Vietnam Terpercaya Gampang Lancar Jackpot Full Non Stop
5000hoki ID website Slot Maxwin Indonesia Terbaru Gampang Lancar Jackpot Full Banyak
7000hoki.com List Situs website Slots Gacor Philippines Terkini Mudah Lancar Win Full Online
9000hoki Data Daftar web Slots Maxwin Thailand Terbaik Sering Lancar Menang Non Stop
Alternatif ID games Slot Maxwin server Indonesia Terbaru Gampang Win Full Online
Idagent138 login Akun Slot Gacor Online
Luckygaming138 Daftar Slot Anti Rungkad
Adugaming Daftar Slot
kiss69 Daftar Id Slot Terbaik
Agent188 login Id Slot Online
Moto128 Id Slot Online
Betplay138 Daftar Akun Slot Maxwin Terpercaya
Letsbet77 Daftar Slot Game Terpercaya
Portbet88 Daftar Akun Slot Anti Rungkat Terpercaya
Jfgaming168 login Slot Maxwin Online
MasterGaming138 login Id Slot Anti Rungkat Terbaik
Adagaming168 login Slot Maxwin
Kingbet189 login Id Slot Gacor
Summer138 Daftar Slot Anti Rungkat Online
Evorabid77 Akun Slot Game Online
bancibet Daftar Slot Anti Rungkad Terpercaya
TEMPO.CO, Jakarta -- Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyayangkan aksi sejumlah warga negara Indonesia yang mengacungkan tulisan “Free Aceh, Free Maluku, dan Free Papua” dalam forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Juru bicara Kementeria Luar Negeri Rolliansyah Soemirat menilai, aksi tersebut sebagai penyalahgunaan di forum internasional. "Ketika ada orang pencari sensasi melakukan hal tersebut, jelas-jelas itu tindakan yang menyalahgunakan forum," ujar Rolliansyah dalam keterangannya pada Kamis, 24 April 2025.
Menurut dia, aksi tersebut dapat dikatakan dilakukan orang-orang yang tidak bertanggung jawab atau bahkan tidak memiliki etika sama sekali. "Apalagi etika untuk berperilaku dalam masyarakat internasional," ujar dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Respons Kementerian Luar Negeri menanggapi beredarnya video yang memperlihatkan warga Indonesia mengacungkan kertas bertuliskan "Free Aceh, Free Maluku dan Free Papua” di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York. Insiden terjadi dalam rangkaian United Nations Permanent Forum on Indigenous Issues (UNPFII), forum resmi di bawah naungan PBB yang membahas pemberdayaan masyarakat adat antarnegara anggota.
Dalam tayangan video dari kanal Youtube Manuskrip Papua terlihat foto tiga warga Indonesia mengacungkan kertas bertuliskan free untuk Aceh, Maluku dan Papua. Ketiganya juga mengenakan pakaian adat masing-masing daerah serta pakaian batik. Terlihat juga seorang berpakaian formal berwarna hitam yang mendapat kesempatan berbicara dalam forum itu.
Dalam video berdurasi singkat itu, terdengar petugas keamanan meminta agar mereka menghentikan aksi serta menyita sejumlah kertas bertuliskan seruan separatis. Salah satu dari mereka mengklaim bahwa teguran muncul setelah keberadaan mereka dilaporkan oleh Asisten Penasihat Militer (Aspenmil) Perwakilan Tetap Indonesia untuk Amerika Serikat, yang saat ini dijabat Paulus Panjaitan—putra dari Mantan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
“Mereka (Indonesia) tidak terima. Ini forum permanen PBB, bukan DPR Indonesia. Kami punya hak,” ujar salah satu peserta aksi yang memakai batik berwarna biru dilansir dari Instagram @nehe_mia3, Kamis, 24 April 2025.
Selain itu, pria dengan pakaian formal yang mendapat kesempatan berbicara menyampaikan bahwa selama kolonial Indonesia berada di Papua, selalu ada kejahatan, terutama dari pemerintah. "Selama Indonesia masih berada di Papua, dan kolonialisme di Papua, selalu ada kejahatan, terutama dari pemerintah," kata dia.
Rolliansyah menegaskan, PBB telah merespons secara tegas dengan menyita materi atau kertas yang dibagikan. Petugas di forum tersebut juga memberikan peringatan keras kepada para delegasi agar tidak menyimpang dari tujuan forum. "PBB langsung menindaklanjuti dan menegaskan seluruh forum resmi di bawah PBB merupakan kerja sama antarnegara. Forum tersebut tidak boleh dimanfaatkan untuk aksi individu atau kelompok yang tidak bertanggung jawab," kata dia.
Rolliansyah menjelaskan, forum UNPFII dibentuk untuk mendorong kerja sama yang menghormati kedaulatan setiap negara anggota PBB. Karena itu, tindakan yang dilakukan sejumlah warga tersebut dinilai tidak etis dan bertentangan dengan semangat kerja sama internasional. "Tidak hanya menyalahgunakan forum, tapi juga mencerminkan ketidaketisan dalam berperilaku di masyarakat internasional," ujar dia.