Yogyakarta Royal Orchestra Hadirkan Komposisi Bertema Perempuan

7 hours ago 7

TEMPO.CO, Jakarta - Keraton Yogyakarta menggelar konser Yogyakarta Royal Orchestra (YRO) pada 25-26 April 2025 dengan tajuk “Kidung Pertiwi” di Jakarta Concert Hall, iNews Tower, Jakarta Pusat. Konser ini digelar dengan menghadirkan repertoar lagu bertema perempuan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Beberapa komposisi yang dihadirkan dalam dua hari konser ini adalah gubahan aransemen baru. Konser ini menghadirkan orkestra yang cukup lengkap dan paduan suara Keraton Yogyakarta yang dikondakteri oleh M.J. Manggalawaditro (Elgar Putrandra).

Pembuka Konser Kidung Pertiwi

Lagu ‘Ibu Pertiwi’ menjadi repertoar pembuka dari konser ini. Sebuah tembang yang diciptakan oleh komponis asal Surakarta, Kamsidi Samsuddin pada 1908.  Tembang ini diaransemen ulang dengan format solois violin oleh Nyi MJ. Ratnawaditro (Athaya Hanan), paduan suara dan orkestra. Ratnawaditro menghadirkan lagu yang diaransemen oleh Mas Penewu Widyayitnowaditro dengan motif semiquaover namun tidak mengubah konsep musikal lagu yang mengedepankan can amare. Aransemen dihadirkan dalam nuansa mayor-minor dan mayor. 

Dari lagu nasional, orkestra lalu melantunkan tembang ‘Turi Turi Putih’ gubahan Sunan Bonang dalam bentuk fantasia dengan format paduan suara dan okrestra. Dibuka dengan permainan instumen cello dan contrabass memainkan melodi utamanya. Lalu secara berulang melodi utama dimainkan bergantian pada instrument tiup klarinet dan aboe diimbuhi dengan permainan alat gesek.  Ketika dalam lagu bagian lambat, giliran brass section melapisi lagi pada bagian potongan lagu sehingga menimbulkan kesan megah. Sementara bagian lagu yang cepat dihidupkan dengan tektur polyphony dan ditutup dengan bagian lambat dengan permainan biola dan alat gesek lainnya.

Eksplorasi Tembang Jawa

Kidung Pamuji turut dihadirkan, sebuah karya baru yang disusun dalam format solo violin dan orkestra. Menggunakan dua materi tembang Jawa ‘Kidung Rumekso Ing Wengi' dan ‘Kidung Lingsir Wengi’ yang digarap dengan gaya romantik dan mengeksplorasi permainan solo maupun orkestra. Tampak pemain solo violin dengan teknik permainan yang rumit dan kuat serta tempo yang cepat menghadirkan komposisi yang ekspresif dan melankonis disusul oleh orkestra pada movement I. Sementara pada movement II hadir komposisi yang cenderung lamat cepat, menghadirkan karakter yang kontras- lambat cepat, lambat cepat. Dua movement komposisi ‘Kidung Pamuji’ telah dihadirkan, namun movement III-nya masih dirahasiakan dan komposisi utuh baru akan dipentaskan Juni mendatang.

Tembang Jawa lain yang dimainkan orkestra Keraton Yogyakarta ini adalah ‘Lir Ilir’ yang digubah menjadi ‘Lir Ilir Ivention’, aransemen yang yang dihadirkan digubah dengan inspirasi musik klasik karya Johann Sebastian Bach, ‘The Invention’. Dibawakan dengan melodi sederhana dan harmoni klasik, duet violin MJ Cokrowaditro dan Nyi MJ. Ratnawaditro menghadirkan nuansa yang hikmad dan meditatif.

Hadirnya paduan suara yang menyajikan beberapa tembang akapela menambah semarak suasana dengan lagu anak-anak dan macapat seperti ‘Kidang Talun’, ‘Pocung’, ‘Lindri ‘dan tembang andalan ‘Lela Ledhung’, yang disajikan dengan didahului oleh suara sinden yang mendayu diiringi gender dan siter. Lagu yang memiliki laras pelog ini diaransemen secara apik dalam format choir, atau capela dengan cokekan.

Hadir pula komposisi ‘Ketawang Ibu Pertiwi’ yang diciptakan Ki Nartosabdo dalam kompisi gending laras pelog pathet nem. Lalu dengan aransemen baru digubah dengan menggabungkan idiom dan medium karawitan Jawa dan orkestra. Kesan khidmad, tenang, agung terasa dalam komposisi ini. 

Penutup Konser Kidung Pertiwi

Sebagai penutup, komposisi Concerto Pertiwi hadir dalam gesekan solo violin dan orkestra. Solo violin oleh Riana Heath dan orkestra. Lagu-lagu daerah seperti ‘Yamko Rambe Yamko’, ‘Mande-Mande’, ‘Ofa Langga Soba Soba’, dan ‘Pakarena’ menyapa penonton. Sang aransmemen menempatkan berbagai ekspresi yang beragam, kompleks dalam tembang tembang dalam gesekan biola Heath yang cepat, dan berenergi. Lagu-lagu ini tampil dalam dua movement yakni movement II dan III. Komposisi utuhnya dengan movement I akan ditampilkan pada pentas mendatang. 

Pada konser hari kedua, juga dihadirkan beberapa komposisi yang berbeda, terutama pada tembang-tembang acapela. Lagu-lagu yang dihadirkan pada konser hari kedua yakni ‘Baris Rampak’, ‘Witing Klapa’ dan ‘Jenang Gula’. 

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |