Sosok Zohran Mamdani, calon Wali Kota New York pembela Palestina

2 months ago 53

Jakarta (ANTARA) - Nama Zohran Mamdani saat ini menjadi sorotan publik di Amerika Serikat, khususnya di panggung politik. Ia disebut-sebut sebagai kandidat kuat dalam kontestasi pemilihan Wali Kota New York dari Partai Demokrat, setelah unggul dalam pemilihan pendahuluan yang digelar pada Rabu (25/6).

Keberhasilan-nya meraih posisi teratas dalam pemilihan internal partai membuat banyak pihak terkejut, termasuk mantan Gubernur New York, Andrew Cuomo, yang akhirnya mengakui kekalahannya setelah hasil sementara menunjukkan selisih suara yang cukup jauh.

Berdasarkan sejumlah sumber, Mamdani meraih sekitar 43,5 persen suara, mengungguli Cuomo yang memperoleh 36,4 persen. Kemenangan Mamdani terlihat jelas di beberapa wilayah penting seperti Queens, Brooklyn, dan sebagian besar Manhattan, sementara Cuomo hanya unggul di Bronx dan Staten Island.

Sosok Zohran Mamdani kini tengah menjadi perbincangan luas, tak hanya karena pencapaiannya yang menonjol dalam ajang pemilu, tetapi juga karena identitas-nya sebagai seorang Muslim yang berpotensi mencatat sejarah sebagai Wali Kota Muslim pertama di New York City.

Lalu, siapa sebenarnya Zohran Mamdani? Berikut ulasan profil singkatnya yang dirangkum dari berbagai sumber.

Baca juga: Mengapa Amerika Serikat selalu terlibat dalam konflik militer dunia

Profil Zohran Mamdani

Zohran Kwame Mamdani, demikian nama lengkap pria yang kini tengah mencuri perhatian publik Amerika. Ia merupakan anggota muda dari Majelis Negara Bagian New York yang berhaluan sosialis dan tergabung dalam Partai Demokrat.

Mamdani lahir di Kampala, Uganda pada 18 Oktober 1991, namun dibesarkan di New York. Pria keturunan India berusia 33 tahun ini berpotensi mencetak sejarah sebagai Wali Kota Muslim pertama di New York apabila terpilih dalam pemilu mendatang.

Ia adalah putra dari Mahmood Mamdani, seorang akademisi ternama, dan Mira Nair, sineas sekaligus aktris asal India yang terkenal di dunia perfilman internasional.

Pendidikan formal-nya dimulai di Bronx High School of Science, lalu berlanjut ke Bowdoin College, Maine, di mana ia meraih gelar sarjana dalam bidang Studi Afrika. Di sana pula ia turut membentuk kelompok Students for Justice in Palestine, menandai keterlibatan-nya dalam isu-isu sosial sejak dini.

Sebelum masuk ke dunia politik, Mamdani aktif sebagai konselor pencegahan penggusuran, mendampingi masyarakat berpenghasilan rendah agar tidak kehilangan tempat tinggal.

Kiprah-nya dalam isu sosial semakin mencuat pada 2021 saat ia menjalani aksi mogok makan selama 15 hari, sebagai bentuk dukungan terhadap penghapusan utang sopir taksi dan penolakan terhadap pembangkit listrik yang mencemari udara di Astoria, Queens.

Baca juga: Trump: Iran dan Israel hentikan perang karena sama-sama lelah

Sebagai seorang Muslim Syiah dari aliran Dua Belas Imam, Mamdani tak segan membawa identitas keagamaannya dalam perjuangan sosial. Ia dikenal vokal menentang agresi militer Israel terhadap Palestina.

Pada Oktober 2024, Mamdani menyebut tindakan pemerintah Israel di Gaza sebagai bentuk genosida yang dilakukan oleh rezim Benjamin Netanyahu. Mamdani juga mendukung gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) terhadap produk-produk yang terkait dengan Israel, dan secara tegas menolak segala bentuk kekerasan.

Pada Desember tahun lalu, ia bahkan menyampaikan bahwa jika dirinya menjabat sebagai Wali Kota New York dan Netanyahu berkunjung ke kota tersebut, ia tidak akan segan mengambil tindakan hukum.

Karir politik Mamdani dimulai pada 2020 saat ia berhasil menumbangkan petahana empat periode untuk menjadi anggota Majelis Negara Bagian New York dari Distrik 36, yang mencakup wilayah Astoria dan Long Island City di Queens.

Ia dikenal sebagai politisi progresif dalam tubuh Partai Demokrat dan organisasi Democratic Socialists of America (DSA). Keberhasilan-nya kembali terpilih tanpa lawan pada 2022 dan 2024 menunjukkan besarnya dukungan terhadapnya.

Pada awal 2025, Mamdani menyatakan niatnya untuk maju sebagai kandidat Wali Kota New York. Posisinya sebagai calon kuat dari Partai Demokrat kian kokoh setelah Andrew Cuomo menyatakan kekalahannya, menyusul hasil pemilihan pendahuluan pada 24 Juni 2025 yang menunjukkan keunggulan signifikan bagi Mamdani.

Baca juga: Empat WNI dievakuasi dari Iran berstatus nonaktif dalam kependudukan

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |