Serba-serbi perkembangan situasi di Gaza pascagencatan senjata

1 day ago 4

Jakarta (ANTARA) - Gencatan senjata di Gaza, Palestina, telah diterapkan pada 19 Januari 2025. Menyusul penerapan perjanjian itu, upaya pengiriman bantuan untuk mengatasi krisis kemanusiaan, pertukaran tahanan, dan pemulangan warga Gaza dari pengungsian terus berlangsung.

Di tengah upaya pemulangan warga Gaza yang mengungsi akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023, Presiden AS Donald Trump mengusulkan agar warga Gaza direlokasi ke Yordania dan Mesir.

Namun, usulan tersebut mendapat penolakan dari banyak negara. Dan berikut adalah beberapa informasi lain terkait perkembangan situasi di Gaza pasca-gencatan senjata, dikutip dari berbagai sumber.

1. Ribuan warga Palestina kembali ke Gaza

Ribuan warga Palestina dari pengungsian pada Senin (27/1) mulai kembali ke Gaza utara menggunakan berbagai kendaraan melalui Koridor Netzarim, yang memisahkan wilayah selatan dan utara Gaza, menurut kesaksian warga setempat.

“Kendaraan yang membawa warga pengungsi beserta barang-barang mereka mulai melintasi Koridor Netzarim melalui Jalan Salah al-Din, setelah menjalani pemeriksaan keamanan,” kata seorang saksi mata kepada Anadolu.

Hal itu terjadi beberapa jam setelah puluhan ribu warga Palestina kembali dengan berjalan kaki melalui Jalan Al-Rashid di pesisir pantai menuju Gaza utara berdasarkan perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Kendaraan seharusnya mulai melewati Koridor Netzarim pada pukul 09.00 waktu setempat (14.00 WIB), tetapi perjalanan tertunda karena tim teknis yang bertugas melakukan pemeriksaan datang terlambat, menurut laporan Anadolu.

Sesuai perjanjian gencatan senjata, kendaraan yang melintas di Koridor Netzarim harus melalui alat pemindai sinar-X sebelum diizinkan memasuki Gaza utara.

Menurut laporan media Israel, Walla, pada Kamis lalu, dua perusahaan Amerika dan satu perusahaan Mesir mengelola mekanisme tersebut guna memfasilitasi kembalinya warga Palestina yang mengungsi ke Gaza utara dan menjaga keamanan.

Kembalinya warga Palestina itu terjadi beberapa jam setelah Qatar memediasi kesepakatan antara Hamas dan Israel, di mana Hamas setuju untuk membebaskan tawanan asal Israel, Arbel Yehud, bersama dua tawanan lainnya, pada Jumat mendatang.

Fase pertama perjanjian gencatan senjata berlangsung selama enam pekan dan mulai berlaku pada 19 Januari.

2. Delegasi Hamas tiba di Mesir bahas kemajuan gencatan senjata

Gerakan perlawanan Palestina Hamas mengatakan delegasi senior yang dipimpin Ketua Dewan Syura Mohamed Darwish tiba di Kairo, Mesir, untuk membahas penerapan kesepakatan gencatan senjata Gaza dan pertukaran tahanan dengan Israel.

"Delegasi senior Hamas tiba malam ini di Kairo untuk kunjungan resmi," kata Hamas dalam sebuah pernyataan, Senin (28/1).

Delegasi tersebut dijadwalkan bertemu dengan pejabat Mesir untuk meninjau perkembangan terbaru dalam pelaksanaan perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan tiga tahap, kata Hamas dalam pernyataan itu.

Kesepakatan gencatan senjata yang mulai berlaku pada 19 Januari 2025 itu mencakup kesepakatan tentang pertukaran tawanan Israel di Gaza dengan tahanan Palestina yang mendiami penjara-penjara Israel.

Pada tahap pertama perjanjian yang berlangsung selama 42 hari itu, Hamas akan membebaskan 33 tawanan Israel, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.

Adapun Israel secara bertahap akan membebaskan 1.700 hingga 2.000 tahanan Palestina.

Perundingan untuk dua tahap berikutnya dijadwalkan dimulai pada hari ke-16 gencatan senjata.

3. Hamas sebut 25 dari 33 tahanan Israel yang akan bebas masih hidup

Gerakan perlawanan Palestina Hamas telah menyerahkan daftar 33 tahanan Israel yang akan dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata dengan Israel, termasuk 25 orang di antaranya masih hidup.

Kantor Berita Iran IRNA mengutip Reuters, Senin (27/1), menyebutkan seorang pejabat Hamas memastikan bahwa Israel telah menerima daftar tersebut.

Tel Aviv telah lama mencari informasi tentang nasib para tahanan Israel di Gaza sejak pecah perang 7 Oktober 2023 menyusul serangan lintas batas Hamas yang menewaskan 1.200 pemukim dan personel militer Israel.

Dalam operasi militer itu, para pejuang Hamas dilaporkan membawa 250 warga dan personel militer Israel ke Gaza.

Tahap awal gencatan senjata yang mulai berlaku pada 19 Januari itu akan berlangsung selama enam minggu.

Pada setiap Sabtu, Hamas akan menyerahkan beberapa tahanan Israel untuk dipertukarkan dengan pembebasan para tahanan Palestina yang jumlahnya jauh lebih banyak.

Sementara itu, keluarga para tahanan Israel mengingatkan agar tidak ada upaya apa pun dari kabinet Kepala Otoritas Israel Benjamin Netanyahu untuk mengganggu kesepakatan gencatan senjata tersebut.

4. Lebih dari 300 ribu pengungsi Palestina kembali ke Gaza utara

Selanjutnya, lebih dari 300 ribu pengungsi Palestina juga telah kembali ke Gaza Utara menyusul perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas, menurut Kantor Media Gaza, pada Senin (27/1).

"Lebih dari 300.000 orang yang mengungsi dari wilayah gubernuran Gaza selatan dan tengah kembali ke Gaza dan wilayah gubernuran Gaza utara hari ini melalui jalan Rashid (barat) dan Salah al-Din (timur), setelah 470 hari," kata kantor itu dalam sebuah pernyataan.

Ratusan ribu warga sipil yang mengungsi mulai kembali ke Gaza Utara pada Senin di bawah perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara gerakan perlawanan Palestina Hamas dan Israel.

5. Pasukan Israel tembaki warga Gaza yang kembali ke rumah

Tank-tank pendudukan Israel pada Selasa pagi melepaskan tembakan ke sejumlah orang yang kembali ke rumahnya di lingkungan Zeitoun, Gaza selatan.

Koresponden Kantor Berita Palestina WAFA melaporkan bahwa pasukan pendudukan menembaki warga saat mereka berupaya pulang ke rumahnya di sekitar Sekolah Khalil al-Nubani, di selatan Zeitoun.

Pasukan pendudukan juga melepaskan tembakan ke arah perbatasan timur laut Kota Khan Yunis di Jalur Gaza selatan.

Sementara itu, Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan telah mengevakuasi 10 jenazah yang membusuk dari berbagai tempat di sepanjang Jalan Rashid di Jalur Gaza pada Senin (27/1).

Pada hari itu para pengungsi mulai kembali dari wilayah selatan ke utara dengan berjalan kaki dari Jalan Rashid di pesisir pantai setelah menghabiskan dua malam di tempat terbuka di Jalan Rashid dan Jalan Salah al-Din.

Di tengah cuaca yang sangat dingin, para pengungsi menunggu pasukan pendudukan mengizinkan mereka kembali ke rumah setelah memaksa untuk pergi dan bergeser ke selatan.

Agresi Israel di Jalur Gaza yang berlangsung selama 7 Oktober 2023 hingga 19 Januari 2025 telah mengakibatkan lebih dari 158.000 orang tewas dan terluka, yang mayoritas anak-anak dan perempuan. Lebih dari 14.000 orang juga dilaporkan hilang.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |