PM China serukan komitmen untuk bangun ekonomi dunia yang terbuka

2 months ago 28

Rio De Janeiro (ANTARA) - Perdana Menteri (PM) China Li Qiang menyerukan komitmen untuk membangun ekonomi dunia yang terbuka, serta mendesak penolakan terhadap unilateralisme dan proteksionisme.

Saat berpidato dalam sesi pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-17 pada Minggu (6/7) dan Senin (7/7), Li menekankan pentingnya menjaga stabilitas dan kelancaran rantai industri dan pasokan.

PM China itu juga membahas sejumlah topik, termasuk penguatan multilateralisme, kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), lingkungan dan perubahan iklim, serta kesehatan global dalam sesi pleno tersebut.

Para pemimpin dari negara-negara anggota BRICS dan negara mitra, negara tamu, serta perwakilan organisasi internasional, turut menghadiri sesi tersebut.

Li mengatakan bahwa tatanan ekonomi dan perdagangan internasional saat ini, beserta sistem perdagangan multilateral, tengah menghadapi tantangan serius, dan pemulihan ekonomi global masih sulit untuk dilakukan. Kerja sama BRICS yang lebih luas harus tetap setia pada tujuan pendiriannya, memenuhi kebutuhan zaman, menjunjung tinggi dan menerapkan multilateralisme, mendorong pembentukan tatanan ekonomi dan perdagangan internasional yang adil dan terbuka, bersatu dengan negara-negara Global South, serta memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap stabilitas dan pembangunan global, katanya.

PM China itu mengatakan bahwa kerja sama BRICS yang lebih luas harus memegang teguh prinsip-prinsip dasar Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), serta mendorong liberalisasi dan fasilitasi perdagangan dan investasi. Seraya menyebutkan bahwa Pusat Kerja Sama China untuk Pengembangan Zona Ekonomi Khusus di Negara-Negara BRICS telah didirikan tahun ini, Li mengatakan negaranya bersedia berkolaborasi dengan semua pihak untuk bersama-sama membangun jaringan kerja sama.

Dia meminta semua pihak untuk tetap berkomitmen dalam meningkatkan level kerja sama keuangan internasional, menyatakan dukungan untuk perluasan dan penguatan New Development Bank (NDB), serta menyambut negara-negara Global South yang memenuhi syarat untuk berinvestasi di pasar keuangan China.

Li juga mendorong kemajuan dalam tinjauan ekuitas Bank Dunia dan penyesuaian porsi kuota IMF, serta menyerukan peningkatan representasi dan suara dari negara-negara berkembang. Kerja sama BRICS yang lebih luas harus membuka samudra biru baru pertumbuhan ekonomi, kata Li, seraya menyerukan kerja sama di bidang-bidang baru seperti ekonomi digital dan hijau guna memungkinkan AI untuk mendukung semua industri dan membawa manfaat bagi setiap rumah tangga, serta membantu negara-negara Global South dalam memperkuat pembangunan kapasitas mereka.

Li mengatakan China akan membuat inisiatif untuk pengembangan digital Global South dalam kerangka Inisiatif Pembangunan Global (Global Development Initiative), dengan rencana untuk menawarkan 200 program pelatihan dalam ekonomi digital dan AI untuk negara-negara Global South selama lima tahun ke depan.

China mengajak semua negara untuk menghadiri Konferensi Kecerdasan Buatan Dunia yang akan digelar pada Juli, imbuh Li. Menyoroti risiko ketidakpastian yang meningkat di sektor iklim, lingkungan, dan kesehatan global, Li mengatakan masyarakat internasional harus membentuk konsensus yang luas, mengambil langkah proaktif, dan bersatu untuk mengatasi tantangan bersama.

Dia menyerukan kepada masyarakat internasional untuk memperkuat sinergi global dalam menangani perubahan iklim, secara tegas melaksanakan Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on Climate Change/UNFCCC) dan Perjanjian Paris, memegang prinsip tanggung jawab yang berbeda tetapi ditanggung bersama, serta mempererat kerja sama di bidang energi bersih, pasar karbon, dan bidang-bidang lainnya.

Negara-negara maju harus memenuhi komitmen mereka dalam pendanaan perubahan iklim, transfer teknologi, dan bidang-bidang lainnya, tegas Li. Menurut Li, dunia harus membawa hasil yang lebih konkret dalam perlindungan lingkungan dan ekologi, memegang prinsip koeksistensi yang harmonis antara manusia dan alam, mengadvokasi pendekatan tata kelola sistematis, serta mengimplementasikan Konvensi Keanekaragaman Hayati dan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Memerangi Penggurunan (United Nations Convention to Combat Desertification/UNCCD) dengan lebih baik lagi.

Dia juga menyerukan penguatan pembangunan kapasitas sistem kesehatan masyarakat, mendesak masyarakat internasional untuk mendukung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam melanjutkan perannya sebagai koordinator dalam tata kelola kesehatan global, memanfaatkan sepenuhnya platform seperti Pusat Penelitian dan Pengembangan Vaksin BRICS, serta menyediakan lebih banyak barang publik untuk negara-negara Global South.

China selalu memenuhi komitmennya dan secara aktif berkontribusi pada kebutuhan global sesuai dengan kapasitasnya, kata Li, seraya menambahkan bahwa China akan terus mengambil tindakan konkret, memikul tanggung jawabnya, serta bekerja sama dengan semua pihak untuk mempromosikan pembangunan global yang lebih hijau, lebih sehat, dan lebih berkelanjutan. Pertemuan tersebut mengadopsi Pernyataan Pemimpin BRICS tentang Tata Kelola Kecerdasan Buatan Global dan Deklarasi Kerangka Kerja Pemimpin BRICS tentang Pendanaan Iklim.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |