OpenAI Butuh Biaya Jumbo untuk Layani Permintaan Sopan di ChatGPT, Kenapa?

5 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Ucapan dan ungkapan sopan, seperti Thank You atau Please, yang diketikkan ke ChatGPT ternyata berdampak besar terhadap konsumsi energi dan biaya operasional OpenAI. Ismail Fahmi, pendiri Drone Emprit, sempat mengunggah tangkapan layar berita tentang Chief Executive Officer OpenAI Sam Altman yang membahas biaya jutaan dolar untuk chatbot tersebut.

“Untuk mendengar dan merespons kata-kata ‘please’ atau ‘thank you’,” begitu kutipan Altman yang diunggah di akun X @ismailfahmi milik Fahmi pada Senin, 21 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada unggahan tersebut, Fahmi mencuitkan “Terlalu sopan ke AI ternyata bikin masalah baru. Ngabisin listrik!” Dalam unggahannya, Fahmi juga membagikan hasil perhitungannya, berdasarkan permintaan ke ChatGPT, mengenai konsumsi energi dan biaya yang timbul akibat pemrosesan ucapan Thank You dalam berbagai bahasa. Tempo telah mendapatkan izin untuk mengutip cuitan ini.

Layanan ChatGPT menerima sekitar satu miliar permintaan per hari. Dengan asumsi 20 persen di antaranya adalah ucapan terima kasih, berarti ada sekitar 200 juta ungkapan Thank You yang muncul pada chatbot tersebut setiap hari.

Jika satu permintaan sederhana memakan sekitar 0,3 watt-jam (Wh) energi, maka total energi yang digunakan setiap harinya mencapai 60 ribu kWh. Bila memakai hitungan tarif listrik global rata-rata sebesar US$ 0,159 per kWh, biaya listrik harian untuk memproses ucapan terima kasih mencapai US$ 9.540, atau sekitar US$ 3,48 juta per tahun.

Jika digabungkan dengan prompt atau perintah AI yang mengandung ungkapan Please, permintaan harian ChatGPT meningkat menjadi 300 juta. Artinya total konsumsi energinya mencapai 90 ribu kWh. Biaya listrik hariannya menjadi US$ 14.310 atau sekitar US$ 5,23 juta per tahun.

“Bisa untuk beli 85 unit mobil Tesla Cybertruck,” begitu cuitan Fahmi.

Dia juga menyebutkan bahwa energi sebesar itu setara dengan konsumsi listrik sekitar 300 rumah tangga Indonesia selama satu tahun. Nilai yang sama juga bisa digunakan untuk memberi makan 23.890 anak dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) selama setahun.

Fahmi menambahkan bahwa ucapan “Terimakasih, sangat membantu” justru lebih boros karena membuat permintaan menjadi lebih panjang. “Ini malah bikin lebih boros! 3x lebih boros dari gabungan ‘thank you’ dan ‘please’,” begitu bunyi cuitan lainnya.

Dalam estimasi Fahmi, kalimat panjang seperti itu bisa menyebabkan biaya listrik tahunan melonjak hingga sekitar US$ 14,5 juta. “Jadi, kalau mau ucapin terimakasih, ndak usah panjang-panjang. Cukup thanks, thx, trims,” kata dia.

Laporan USA Today menyebutkan bahwa pernyataan Altman itu merupakan jawaban atas pertanyaan seorang pengguna X soal besaran biaya listrik yang telah dikeluarkan OpenAI, menyangkut sikap sopan pemakai ChatGPT. “Puluhan juta dolar yang dihabiskan dengan baik,” jawab Altman.

Kecerdasan buatan generatif dikenal sebagai konsumen energi yang besar, terutama saat pelatihan model. Direktur Tim Desain Microsoft Copilot Kurtis Beavers, dalam sebuah memo Microsoft WorkLab, menyatakan bahwa penggunaan etika dasar saat berinteraksi dengan AI dapat menghasilkan keluaran yang lebih sopan.

Beavers juga menambahkan bahwa AI generatif mencerminkan tingkat profesionalisme dan kejelasan dari prompt yang diberikan. “Bersikap sopan kepada chatbot AI tidak hanya memastikan Anda mendapatkan kesopanan yang sama sebagai balasan, tapi juga meningkatkan respons dan kinerjanya,” tutur dia.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |