TEMPO.CO, Yogyakarta - Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, menerima penghargaan UMY Awards 2025 dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Senin, 28 April 2025. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dan konsistensinya dalam bidang penegakan hukum serta hak asasi manusia di Indonesia.
Dalam sambutannya, Novel menyoroti empat sektor korupsi yang dinilai paling merusak tatanan bangsa dan menghambat pembangunan negara. "Kami sudah melihat bersama, bagaimana praktik-praktik korupsi selama ini sangat merusak, mengganggu, dan mengadang tujuan negara," kata Novel
Mantan penyidik yang pernah membongkar kasus suap cek pelawat Deputi Senior Bank Indonesia Miranda Goeltom hingga perkara korupsi e-KTP itu menguraikan, jenis korupsi pertama yang paling destruktif adalah korupsi yang langsung menyasar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). "Jelas mengganggu visi dan misi pemerintahan yang sedang berjalan," ujarnya.
Kedua, Novel menyoroti korupsi di sektor sumber daya alam. Menurut dia, praktik ini tidak hanya merusak lingkungan hidup, tetapi juga menghancurkan potensi aset bangsa untuk generasi mendatang.
"Selain itu, praktik korupsi yang sangat mengganggu kehidupan berbangsa dan bernegara adalah korupsi di sektor penegakan hukum. Ini praktik yang banyak, bahkan bisa dibilang dari A sampai Z," kata Novel, menambahkan.
Sektor keempat yang menjadi sorotan adalah pelayanan publik. Korupsi di bidang ini, kata Novel, membuat pelayanan yang seharusnya semakin memudahkan masyarakat justru tak kunjung membaik.
Novel tak menampik, masih banyak sektor lain yang dilanda korupsi, yang berujung pada meluasnya ketidakadilan dan pelanggaran hak asasi manusia. Ia mengajak sivitas akademika UMY dan masyarakat luas untuk tidak berpaling, apalagi pesimistis. "Sebab kalau kita melihat persoalan ini dengan pesimis, tidak mau membicarakannya, atau sekadar meratap, maka itu yang akan terjadi," ujarnya.
Novel berujar peluang untuk memperbaiki keadaan masih terbuka lebar. "Kita butuh kepedulian soal mengatasi korupsi ini. Jika tidak peduli, kita sendiri yang akan rugi, karena tidak mendapatkan apa-apa," kata Novel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini