Nigeria Lunasi Utang ke IMF

TEMPO.CO, Jakarta - International Monetary Fund (IMF) secara resmi menghapus Nigeria dari daftar negara debitur. Negara di Afrika Barat tersebut kini bergabung bersama Swiss, Singapura, Tiongkok, dan Selandia Baru sebagai negara yang tidak lagi memiliki utang kepada lembaga keuangan global itu.

Langkah ini menandai keberhasilan Nigeria dalam menyelesaikan pembayaran utang sebesar 1,6 miliar dolar Amerika Serikat (AS), yang sebelumnya terutang kepada IMF.

Merujuk laporan bertajuk Total IMF Credit Outstanding – Movement from May 01, 2025 to May 06, 2025 yang dirilis di situs resmi IMF, Nigeria tidak lagi tercantum dalam daftar 91 negara berkembang dan kurang berkembang yang masih memiliki kewajiban keuangan kepada IMF, dengan total utang global mencapai lebih dari 117 miliar dolar AS.

Keberhasilan Nigeria ini dipandang sebagai langkah maju dalam pengelolaan fiskal dan komitmen terhadap kemandirian ekonomi di tengah tantangan global. Dilansir dari The Nation, total kredit yang masih tertunggak kepada IMF mencakup jumlah pokok pinjaman yang belum dibayar oleh negara-negara anggota, baik yang masih aktif maupun yang sudah jatuh tempo.

Nigeria menerima bantuan keuangan darurat dari IMF sebesar 3,4 miliar dolar AS pada 2020 sebagai bagian dari skema Rapid Financing Instrument (RFI) untuk mengatasi dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19. Pinjaman ini memiliki suku bunga rendah sebesar 1 persen, masa tenggang pembayaran selama 3,25 tahun, serta periode pelunasan selama 5 tahun.

Mantan staf media Presiden Muhammadu Buhari, Tolu Ogunlesi, menyebut pelunasan ini sebagai bentuk komitmen pemerintah Nigeria dalam menjaga reputasi finansial di kancah global. “Naija no dey carry last, dan kita tidak pernah gagal bayar,” ujarnya lewat platform X.

Dengan pelunasan ini, Nigeria menjadi salah satu dari sedikit negara yang tidak memiliki utang kepada IMF.