Jakarta (ANTARA) - North Atlantic Treaty Organization atau yang lebih dikenal dengan NATO merupakan aliansi militer internasional yang dibentuk pada 1949 untuk menghadapi potensi ancaman invasi Uni Soviet terhadap negara-negara Eropa Barat pasca-Perang Dunia II. Pembentukan NATO dilatarbelakangi oleh kondisi Eropa Barat yang saat itu berada dalam kondisi ekonomi yang nyaris runtuh dan militer yang lemah, sementara Uni Soviet justru keluar sebagai kekuatan besar dengan pengaruh dominan di Eropa Tengah dan Timur.
Istilah “Tirai Besi” (Iron Curtain) yang dipopulerkan oleh Winston Churchill kala itu merujuk pada pembatasan yang memisahkan Eropa Timur di bawah rezim komunis dengan Eropa Barat yang menganut demokrasi. Kerja sama antara Blok Barat dan Uni Soviet pun akhirnya runtuh sepenuhnya, memicu terbentuknya dua Jerman, yakni Jerman Barat yang demokratis dan Jerman Timur yang komunis.
Sebagai salah satu upaya memulihkan kondisi Eropa Barat, Amerika Serikat meluncurkan Marshall Plan pada 1948 yang memberikan bantuan ekonomi secara besar-besaran. Dari segi pertahanan, negara-negara seperti Inggris, Prancis, Belgia, Belanda, dan Luksemburg lebih dulu membentuk pakta pertahanan kolektif melalui Perjanjian Brussels. Namun, disadari bahwa aliansi yang lebih kuat diperlukan untuk benar-benar menahan ekspansi Soviet.
Pada April 1949, hasil pembicaraan antara Inggris, Kanada, Amerika Serikat, Prancis, negara-negara Low Countries, dan Norwegia melahirkan Perjanjian Atlantik Utara yang menandai lahirnya NATO. Keanggotaan NATO kemudian berkembang, termasuk bergabungnya Jerman Barat pada 1955 yang memicu Uni Soviet membentuk aliansi tandingan, yakni Pakta Warsawa.
Baca juga: Putin sebut penguatan persenjataan NATO bukanlah ancaman bagi Rusia
Struktur organisasi dan komando NATO
NATO memiliki struktur organisasi yang terpusat dengan North Atlantic Council sebagai badan pengambil keputusan tertinggi. Dewan ini beranggotakan perwakilan menteri negara-negara anggota dan minimal bersidang dua kali setahun, sedangkan pada tingkat harian diwakili oleh para duta besar yang diketuai Sekretaris Jenderal NATO. Jabatan Sekretaris Jenderal NATO selalu dipegang oleh perwakilan Eropa, sedangkan posisi Supreme Allied Commander Europe (SACEUR) selalu dijabat oleh jenderal Amerika Serikat.
Dari sisi militer, NATO memiliki komite militer yang mengkoordinasikan dua komando strategis utama, yaitu Allied Command Operations (ACO) yang bermarkas di SHAPE, Belgia, serta Allied Command Transformation (ACT) di Norfolk, Virginia, Amerika Serikat. Sejak awal berdiri hingga dua dekade pertama, NATO juga membangun infrastruktur pertahanan seperti pangkalan, lapangan udara, pipa, hingga jaringan komunikasi dengan pendanaan bersama, di mana sepertiga biayanya ditanggung Amerika Serikat.
Baca juga: Turki minta dukungan NATO untuk gagas perdamaian Ukraina--Rusia
Tugas dan fungsi NATO
Fungsi utama NATO tercantum dalam Pasal 5 Perjanjian Atlantik Utara, yakni bahwa serangan terhadap satu negara anggota dianggap sebagai serangan terhadap seluruh anggota. Pasal ini pertama kali diaktifkan pada 2001, menyusul serangan teroris 11 September di Amerika Serikat.
Selain menjaga stabilitas di kawasan Atlantik Utara dan Eropa, NATO juga menjalankan transformasi fungsi sejak berakhirnya Perang Dingin dan bubarnya Pakta Warsawa pada 1991. Organisasi ini mulai terlibat dalam berbagai operasi penjaga perdamaian internasional, termasuk menangani konflik di kawasan Balkan pada 1990-an. NATO juga memiliki misi modern, seperti pengawasan udara melalui NATO Airborne Early Warning Force yang didanai bersama untuk mendeteksi potensi serangan mendadak.
Hingga saat ini, NATO beranggotakan 32 negara yang mencakup sebagian besar Eropa, Amerika Serikat, Kanada, serta negara-negara Eropa Timur yang bergabung setelah era Perang Dingin. Negara-negara anggota terbaru di antaranya adalah Finlandia dan Swedia, yang menambah luas cakupan pertahanan kolektif aliansi ini.
Sebagai aliansi pertahanan, NATO tidak hanya menjadi perisai militer, tetapi juga simbol kerja sama politik dan keamanan antara negara-negara anggota dalam mempromosikan nilai-nilai demokrasi, stabilitas, dan perdamaian di kawasan Atlantik Utara dan sekitarnya, demikian merangkum sejumlah sumber.
Baca juga: KTT NATO di Den Haag target pengeluaran pertahanan 5 persen dari PDB
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.