TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Serikat Pengemudi Online Indonesia (Sepoi), Einstein Dialektika, menegaskan bahwa keikutsertaan dalam aksi unjuk rasa adalah hak setiap individu. Ia tak mempersoalkan jika ada pengemudi ojek online (ojol) yang memilih tetap bekerja saat aksi berlangsung pada Selasa, 20 Mei 2025. “Tidak apa-apa kalau ada yang menolak untuk ikut aksi hari ini. Kami semua bersaudara dengan mereka. Bagi yang masih bekerja hari ini, ya monggo saja,” ujar Einstein saat ditemui di kawasan Patung Kuda, Jakarta.
Meski begitu, menurutnya, pengemudi yang turun ke jalan adalah mereka yang peduli terhadap kesejahteraan para pekerja ojol. Aksi ini bertujuan menuntut payung hukum untuk melindungi pengemudi serta mendesak penurunan potongan komisi aplikator dari 20 menjadi 10 persen. “Kami hadir di sini untuk menyejahterakan semua pengemudi ojol,” kata Einstein.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di tengah aksi, sejumlah pengguna aplikasi transportasi daring mengaku tetap bisa memesan layanan tanpa kendala. Rumondang Naibaho, pengguna setia ojol, menyatakan tidak mengalami kesulitan saat memesan Gojek dari Mampang ke Mabes Polri. “Aman dan lancar saja, tidak ada kesulitan mencari driver,” ujarnya.
Rumondang sempat khawatir aksi off bid massal akan menyulitkannya. Ia bahkan sempat menyiapkan alternatif rute menggunakan kendaraan umum. Namun, pada pukul 09.10 WIB, ia bisa mengakses layanan Gojek seperti biasa.
Hal serupa dirasakan Dian Rahma Fika (26 tahun), yang memesan ojol dari Palmerah ke DPR RI. “Lancar tadi dapat drivernya. Cepat juga dan tidak ada kendala,” kata Dian. Ia memilih layanan ojol comfort dengan tarif Rp 15 ribu.
Febriansyah Adi Putra, pengguna Grab, juga tak menemukan kendala saat memesan transportasi daring dari Tebet ke Patung Kuda pukul 10.40 WIB. Padahal, kawasan tersebut menjadi salah satu titik konsentrasi aksi massa ojol.
Sebelumnya, Ketua Serikat Pekerja Angkutan Umum Indonesia (SPAI), Lily Pujiati, menjelaskan aksi hari ini menuntut potongan komisi diturunkan menjadi 10 persen. Ia menyebut ada aplikator yang memotong komisi pengemudi hingga 70 persen, jauh melebihi ketentuan. “Pengemudi hanya mendapat Rp 5.200 padahal pelanggan membayar Rp 18.000 untuk pengantaran makanan,” ujar Lily dalam keterangan tertulis, Senin, 19 Mei 2025.
Ketua Umum Garda Indonesia, Igun Wicaksono, menyatakan ribuan pengemudi dari berbagai daerah turut ambil bagian dalam aksi, termasuk dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Bandung, Banten, hingga Palembang dan Lampung. Titik utama aksi terkonsentrasi di Istana Merdeka, Kementerian Perhubungan, dan DPR RI.
Menurut Igun, unjuk rasa juga disertai aksi off bid massal sebagai bentuk tekanan kepada aplikator. “Kami harap masyarakat memaklumi aksi off bid ini sebagai pembelajaran kepada aplikator-aplikator pelanggar regulasi,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis, 15 Mei 2025.