Kisah Tahanan Afghanistan Pulang Usai 20 Tahun Dipenjara di AS

4 days ago 8

Chaparhar (ANTARA) - Seperti ratusan ribu warga Afghanistan yang mendekam di pusat-pusat penahanan Amerika Serikat (AS) ketika pasukan yang dipimpin AS berada di Afghanistan selama dua dekade, Khan Mohammad (57) membawa kenangan pahit dari pengalamannya ditahan secara ilegal selama bertahun-tahun.

"Anak-anak saya masih kecil ketika saya ditangkap. Setelah saya dibebaskan dan kembali ke rumah, saya tidak dapat mengenali mereka sampai mereka memperkenalkan diri satu per satu, dari yang tertua hingga yang termuda," kata Khan, seorang ayah dalam keluarga beranggotakan 10 orang, baru-baru ini di desanya.

Tinggal di sebuah rumah yang terbuat dari batu bata lumpur di tengah-tengah kebun yang tandus dan rusak di desa terpencil Hadia Khil, mantan tahanan tersebut menduga bahwa dirinya ditahan selama hampir dua dekade oleh militer AS tanpa melakukan kejahatan apa pun.

Bertahun-tahun menderita dalam tahanan selama dua dekade. (ANTARA/Xinhua).

"Mereka (pihak AS) menuduh saya mendalangi konspirasi besar untuk menyerang Bandar Udara (Bandara) Jalalabad dan membunuh banyak orang Amerika," kenang Khan, yang baru-baru ini dibebaskan dari penahanan AS. "Namun, saya tidak melakukan apa-apa. Saya sepenuhnya membantah tuduhan itu."

Ditangkap oleh pasukan AS pada 2006 dari Jalalabad, ibu kota Provinsi Nangarhar, dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup di AS.

Namun, dia dibebaskan dan kembali ke rumah pada Januari 2025 sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan antara AS dan pemerintah sementara Afghanistan.

Meskipun baru berusia 57 tahun, dia tampak setidaknya 10 tahun lebih tua dari usianya. Tangannya gemetar saat dia menceritakan penderitaan yang dialaminya.

Mantan tahanan tersebut mengatakan bahwa ketika pasukan AS menangkapnya, mereka menutup matanya dan menyumpal mulutnya, lalu menempatkannya di sebuah ruangan kecil di Bandara Jalalabad sebelum memindahkannya ke pangkalan militer AS di Bagram.

Setelah itu, dia diterbangkan ke Washington DC.

"Kisah saya panjang," gumamnya. "Di Bagram, saya sama seperti tahanan lainnya. Kemudian mereka (pihak AS) memindahkan saya ke AS. Perjalanan itu sangat menakutkan. Mereka mengikat tangan dan kaki saya, menutup mata saya, dan menyumbat telinga saya. Jaraknya sangat jauh, dan saya merasa kesakitan sepanjang perjalanan."

Duduk di atas tempat tidur tradisional kuno yang disebut caat oleh masyarakat lokal, dan dikelilingi oleh para putra, cucu, dan teman-temannya, pria berjanggut itu berbicara dengan suara lantang dan penuh tekad. "Kebebasan lebih berharga dari apa pun," katanya.

"Ya, saya sangat senang, begitu pula anak-anak dan anggota keluarga saya. Kami semua senang," katanya saat menggambarkan kegembiraan atas pembebasan dan kepulangannya ke rumah.

Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah tahanan Afghanistan, termasuk beberapa pejabat tinggi di pemerintahan sementara Afghanistan, telah dibebaskan dari tahanan AS dan diizinkan untuk kembali ke rumah. (ANTARA/Xinhua).

Di Bagram, Komite Palang Merah Internasional membantu Khan berkomunikasi dengan keluarganya melalui surat. Namun, setelah dia dipindahkan ke AS, tidak ada yang membantunya.

Dari Bagram, dia dipindahkan ke Washington DC untuk diinterogasi lebih lanjut. Setelah putusan pengadilan, dia dipenjara di California, di mana dia menjalani hukumannya sebelum dibebaskan pada Januari lalu sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan.

"Penjara adalah tempat penderitaan. Di Bagram, setiap sel kecil, dengan lebar sekitar 5 meter dan panjang 6 meter, dihuni oleh 15 hingga 20 tahanan," tuturnya, berkaca pada kehidupan di dalam penjara.

"Siang dan malam menjadi kabur. Anda tidak bisa membedakan apakah itu pagi atau malam," katanya.

WARISAN DARI PENAHANAN A

Selama 20 tahun kehadirannya di Afghanistan, yang berakhir pada Agustus 2021, pasukan militer AS melakukan berbagai tindakan kejam, menurut warga Afghanistan.

Tindakan-tindakan itu meliputi pembunuhan warga sipil tak berdosa, penangkapan sewenang-wenang terhadap petani, pelajar, dan guru dengan tuduhan keterkaitan dengan teroris yang tidak terbukti, dan serangan udara besar-besaran yang menyasar rumah-rumah dan bahkan pesta pernikahan.

Ratusan orang tak berdosa, termasuk personel keamanan Afghanistan, kehilangan nyawa dalam apa yang disebut sebagai insiden "tembakan persahabatan". Sementara itu, militer AS menangkap ribuan warga Afghanistan, menahan mereka di pangkalan militer di seantero Afghanistan, termasuk Bagram dan Kandahar, dan beberapa di antaranya dipindahkan ke penjara Teluk Guantanamo yang terkenal kejam.

Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah tahanan Afghanistan, termasuk beberapa pejabat tinggi di pemerintahan sementara Afghanistan, telah dibebaskan dari tahanan AS dan diizinkan untuk kembali ke rumah.

Laporan mengindikasikan bahwa setidaknya ada satu lagi warga Afghanistan yang masih dipenjara di AS, sementara itu seorang warga negara AS diyakini juga masih ditahan di Afghanistan.

Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |