Direktur Jenderal IAEA gelar pertemuan dengan Menlu Iran di Teheran

2 days ago 7

Teheran/Istanbul (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menggelar pertemuan dengan Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, di Teheran, Rabu (16/4), di tengah berlangsungnya negosiasi antara Iran dan Amerika Serikat.

Grossi tiba di ibu kota Iran pada hari yang sama untuk melakukan pembicaraan dengan sejumlah pejabat tinggi Iran, setelah sebelumnya mengisyaratkan bahwa negara tersebut kian dekat dengan kemampuan membuat senjata nuklir.

Menurut Kementerian Luar Negeri Iran, Araghchi dan Grossi membahas perkembangan serta status kerja sama teknis antara Iran dan IAEA.

Dalam pertemuan tersebut, Araghchi menekankan pentingnya IAEA untuk "menjalankan tugas profesional dan teknis tanpa dipengaruhi tekanan eksternal." Ia juga meminta agar badan tersebut bersikap tegas dan transparan terhadap ancaman yang ditujukan pada fasilitas nuklir Iran.

Araghchi turut memberikan pembaruan kepada Grossi mengenai perkembangan terbaru dalam pembicaraan nuklir antara Iran dan AS yang dimediasi oleh Oman.

Grossi, pada gilirannya, menegaskan pentingnya kerja sama berkelanjutan antara IAEA dan Iran, serta perlunya konsultasi dengan pihak-pihak terkait demi menciptakan iklim konstruktif dalam menyelesaikan isu-isu yang belum terselesaikan.

Grossi juga menyambut baik dialog tidak langsung antara Iran dan AS, serta menyampaikan harapan agar negosiasi tersebut terus berlanjut hingga menghasilkan kesepakatan yang positif.

Sebelum kunjungan itu, Grossi mengatakan kepada harian Prancis Le Monde bahwa Iran memiliki cukup bahan untuk membuat beberapa bom nuklir, tetapi sejauh ini belum memiliki senjata nuklir.

Terkait kemungkinan Iran mampu membuat senjata nuklir, Grossi menyatakan: "Ini seperti teka-teki. Mereka memiliki potongan-potongannya, dan suatu hari nanti mereka bisa menyatukannya. Masih ada jalan untuk mencapai titik itu, tetapi mereka sudah tidak jauh lagi. Kita harus mengakui hal itu. Dalam empat tahun terakhir, kita telah melihat percepatan luar biasa di bidang ini oleh Iran."

Grossi juga menekankan bahwa IAEA harus dilibatkan dalam proses dialog antara Iran dan AS terkait aktivitas nuklir Iran. Ia menambahkan: “Mereka tahu bahwa kami akan diminta memberikan pendapat terkait kesepakatan yang mungkin tercapai, karena nantinya kami yang akan melakukan verifikasi.”

Setibanya di bandara Teheran, Grossi disambut oleh Wakil Presiden Organisasi Energi Atom Iran, Behrouz Kamalvandi.

Selama kunjungan dua harinya, Grossi juga dijadwalkan bertemu Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Mohammad Islami.

Presiden AS Donald Trump, yang secara sepihak menarik negaranya keluar dari perjanjian nuklir Iran pada 2018, diketahui mengirimkan surat bulan lalu kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yang berisi ajakan untuk melakukan perundingan langsung terkait isu nuklir. Iran membalas surat tersebut melalui Oman.

Setelah pertukaran surat itu, Iran dan AS menggelar pembicaraan tidak langsung di Oman pada Sabtu lalu, yang kemudian oleh kedua belah pihak disebut sebagai “positif dan konstruktif.”

Kedua negara mengumumkan akan kembali bertemu pada 19 April di Roma.

Utusan Khusus Presiden Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengatakan pada Selasa (15/4) bahwa Iran seharusnya menghentikan pengayaan uranium, setelah sebelumnya menyuarakan batasan terhadap tingkat pengayaan tersebut.

Sementara itu, Araghchi menegaskan bahwa Iran siap untuk merespons kekhawatiran terkait program nuklir Iran, tetapi tidak akan bernegosiasi soal hak negaranya untuk memperkaya uranium.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Iran: Tak ada perlakuan istimewa dalam perundingan dengan AS

Baca juga: Legislator: Rusia, China bisa jadi penjamin kesepakatan nuklir AS-Iran

Baca juga: Selesaikan program nuklir Iran via dialog, bukan ancaman agresif

Penerjemah: Primayanti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |