Investasi Ekonomi Digital RI Capai US$ 130 Miliar, 44 Persen dari Pasar Asia Tenggara

20 hours ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Investasi dan Hilirisasi memproyeksikan nilai investasi ekonomi digital Indonesia pada tahun 2025 akan mencapai US$ 130 miliar. Angka ini setara dengan 44 persen dari total proyeksi ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara.

Deputi Bidang Pengembangan Iklim dan Penanaman Modal Kementerian, Riyatno, mengatakan sektor ekonomi digital kini menjadi salah satu prioritas nasional di tengah tantangan ekonomi global. “Ekonomi digital dan data center berpotensi besar terhadap investasi,” kata Riyatno dalam gelaran Grab Business Forum, dikutip dari keterangan tertulisnya, Ahad, 11 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam acara tersebut Riyatno menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sektor industri, dan akademisi. "Kolaborasi triple helix dari pemerintah, industri, dan akademisi diperlukan untuk mencapai target ini,” ujar Riyatno.

Sejalan dengan itu, Country Marketing Head Grab Indonesia, Melinda Savitri, menyatakan perusahaannya terus memperluas kampanye kreatif melalui fitur GrabAds. Melalui fitur ini, mitra brand dapat meningkatkan visibilitas dan layanan mereka dalam ekosistem Grab dan OVO, serta menjangkau jutaan pengguna secara digital.

Sementara itu, laporan World Economic Outlook 2025 dari IMF yang dirilis April lalu menunjukkan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,8 persen dari proyeksi sebelumnya sebesar 3,3 persen. Perlambatan ini dipicu meningkatnya ketidakpastian kebijakan serta tensi geopolitik.

Di tengah situasi tersebut, Indonesia menunjukkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,87 persen pada triwulan pertama 2025, menurut data Badan Pusat Statistik.

Ekonom senior sekaligus mantan Menteri Keuangan, Chatib Basri, menilai ketidakpastian adalah bagian tak terpisahkan dari perekonomian saat ini. Ia mengingatkan pelaku usaha tetap adaptif dan mampu merespons perubahan secara cepat.  “Keberanian dalam bisnis bukan soal berani ambil risiko saja. Tapi tentang responsif ketika masa depan tidak pasti,” ujar Basri dalam Grab Business Forum.

Basri juga menekankan tingkat keterpaparan Indonesia terhadap tekanan eksternal relatif rendah karena rasio ekspor terhadap PDB yang kecil, termasuk ketergantungan terhadap pasar Amerika Serikat yang hanya sekitar 2,5 persen dari PDB.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |