Taliban Afghanistan Melarang Permainan Catur

2 days ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Taliban Afghanistan telah melarang permainan catur tanpa batas waktu sebagai salah satu upaya mereka menindak keras hiburan dan olahraga yang dianggap berlawanan dengan ajaran agama.

Keputusan tersebut dibuat karena "pertimbangan agama" berdasarkan pedoman yang diadopsi oleh Kementerian Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan, situs web berita Khaama Press melaporkan pada Ahad seperti dikutip Antara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kementerian Olahraga Afghanistan mengonfirmasi penangguhan permainan catur mulai Ahad. Taliban yang berkuasa di Afghanistan takut permainan ini menjadi sumber perjudian.

Atal Mashwani, juru bicara direktorat olahraga pemerintah Taliban, mengatakan catur dalam hukum syariah Islam "dianggap sebagai sarana perjudian".

"Ada pertimbangan agama terkait olahraga catur," katanya.

"Sampai pertimbangan ini ditangani, olah raga catur ditangguhkan di Afghanistan."

Sejumlah pemain catur yang khawatir dilaporkan mengajukan banding ke Kementerian Olah Raga untuk mendapat dukungan finansial, tetapi justru mendapat berita larangan tersebut, Khaama Press melaporkan.

Sementara itu, Federasi Catur Afghanistan mengatakan bahwa kegiatan yang berhubungan dengan catur tidak akan mungkin dilakukan kecuali kekhawatiran yang mengatasnamakan agama ditangani.

Kementerian Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan membubarkan Federasi Catur, melabeli permainan tersebut sebagai "haram," atau terlarang, menurut interpretasinya terhadap hukum Islam.

Catur adalah olahraga terbaru yang dibatasi oleh Taliban. Perempuan pada dasarnya dilarang berpartisipasi dalam olahraga sama sekali.

Sejak merebut kekuasaan pada Agustus 2021, Taliban terus memberlakukan undang-undang dan peraturan yang mencerminkan visinya yang ketat terhadap hukum Islam.

Seorang pemilik kafe di Kabul, yang telah menyelenggarakan kompetisi catur informal dalam beberapa tahun terakhir, mengatakan bahwa akan menghormati keputusan tersebu. Namun, ia mengakui hal itu akan merugikan bisnisnya.

"Anak-anak muda tidak memiliki banyak kegiatan akhir-akhir ini, jadi banyak yang datang ke sini setiap hari," kata Azizullah Gulzada.

"Mereka akan minum teh dan menantang teman-teman mereka untuk bermain catur."

Ia juga menyebut bahwa catur dimainkan di negara-negara mayoritas Muslim lainnya.

Tahun lalu, pihak berwenang melarang pertarungan bebas seperti seni bela diri campuran (MMA) dalam kompetisi profesional, dengan mengatakan bahwa hal itu terlalu "keras" dan "bermasalah sehubungan dengan syariah".

"Ditemukan bahwa olahraga tersebut bermasalah sehubungan dengan Syariah dan memiliki banyak aspek yang bertentangan dengan ajaran Islam," kata seorang juru bicara Taliban pada Agustus lalu.

Kompetisi MMA secara efektif dilarang pada 2021 ketika Taliban memperkenalkan undang-undang yang melarang "pukulan wajah".

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |