CNN Indonesia
Senin, 12 Mei 2025 07:05 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Hamas bakal membebaskan sandera Amerika Serikat (AS)-Israel pada beberapa waktu mendatang. Kesepakatan ini didapat dari hasil perundingan antara Hamas dengan AS.
"Tentara Israel Edan Alexander, yang memiliki kewarganegaraan ganda AS, akan dibebaskan sebagai bagian dari upaya menuju gencatan senjata," ujar Hamas dalam sebuah pernyataan, melansir AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hamas diketahui menahan 58 sandera Israel yang ditangkap saat serangan pada 7 Oktober 2023 yang kemudian memicu perang. Sebanyak 34 orang di antaranya dianggap telah tewas.
Keluarga Alexander sendiri telah mendapatkan informasi. Menurut mereka, Alexander akan dibebaskan 'dalam beberapa hari mendatang'.
Mesir dan Qatar, sebagai pihak yang mediasi, menyambut baik rencana Hamas. Pembebasan dianggap sebagai niat baik Hamas dan langkah yang menggembirakan menuju perundingan gencatan senjata selanjutnya.
Presiden AS Donald Trump sendiri telah merespons rencana pembebasan tersebut. Ia berharap semua sandera akan dibebaskan dan pertempuran berakhir.
"Saya berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam mewujudkan hal ini. Semoga ini adalah langkah pertama dari langkah terakhir yang diperlukan untuk mengakhiri konflik brutal ini," ujar Trump dalam sebuah unggahan di media sosial.
Sementara itu, serangan Israel ke wilayah Gaza, Palestina terus berlanjut hingga saat ini. Dilaporkan sedikitnya 12 orang tewas pada Minggu (11/5), termasuk di antaranya 4 anak kecil.
Israel bersumpah untuk terus bertempur meski perundingan berlangsung. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengatakan bahwa setiap negosiasi ke depan bakal berlangsung di bawah tekanan.
Israel mengakhiri gencatan senjata terakhir pada 18 Maret lalu. Gencatan senjata tersebut berlangsung selama dua bulan.
Setelah gencatan senjata usai, Israel kembali melancarkan serangan besar-besaran di Gaza dengan eskalasi yang lebih tinggi.
(asr/asr)