8000hoki.com Akun website Slots Maxwin Malaysia Terbaru Gampang Lancar Win Terus
hoki kilat List Login server Slots Gacor Terkini Sering Scatter Full Online
1000hoki.com Demo server Slot Maxwin China Terkini Mudah Jackpot Banyak
5000 Hoki Online List Situs web Slots Maxwin Malaysia Terpercaya Gampang Jackpot Full Terus
7000 hoki List Agen server Slot Maxwin Terbaik Pasti Lancar Jackpot Banyak
9000hoki List ID web Slot Maxwin Indonesia Terbaru Mudah Jackpot Online
Alternatif Agen Slot Gacor server Singapore Terkini Gampang Lancar Jackpot Terus
Idagent138 Daftar Akun Slot Terpercaya
Luckygaming138 Akun Slot Gacor
Adugaming login Id Slot Game Online
kiss69 Id Slot Terpercaya
Agent188 Daftar Slot Maxwin Terpercaya
Moto128 Daftar Akun Slot Game
Betplay138 login Slot Terpercaya
Letsbet77 login Slot Anti Rungkat Terpercaya
Portbet88 login Slot Anti Rungkat Online
Jfgaming168 Slot Game
Mg138 Daftar Id Slot Gacor Online
Adagaming168 Daftar Id Slot Online
Kingbet189 Akun Slot Anti Rungkad Terbaik
Summer138 login Slot Anti Rungkat Terpercaya
Evorabid77 Daftar Id Slot Anti Rungkat Online
bancibet Daftar Slot Terpercaya
adagaming168 Daftar Akun Slot Game
TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Triyatni Martosenjoyo, menjadi korban penipuan daring dengan modus undangan pelatihan di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas). Ia mengalami kerugian Rp 25 juta.
Pelaku juga diduga mencatut nama Wakil Rektor 2 Universitas Hasanuddin, Subehan. Triyatni menuturkan mulanya dia mendapat pesan dari seseorang yang mengaku sebagai Subehan. Pesan itu dia terima pada Jumat petang, 9 Mei 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Usai bertukar pesan di aplikasi WhatsApp, mereka pun melakukan sambungan telepon. “Saat di telepon, itu suara Warek 2,” ujar Triyatni saat dihubungi Tempo pada Selasa, 13 Mei 2025.
Seeorang yang mengaku Subehan itu menawari Triyatni hadir dalam pelatihan mengenai proses pembelajaran di Kantor Lemhanas, Jakarta. Pelaku lalu meminta Triyatni mengirim data diri dengan dalih untuk keperluan akomodasi perjalanan dan penginapan selama di Jakarta.
Tidak lama berselang, pelaku mengirim tiket pesawat, kode booking hotel, serta bukti pengiriman sejumlah uang ke rekening Triyatni. Dalam bukti transfer uang tersebut, tertulis nama pengirim adalah Subehan.
Triyatni sempat merasa heran sebab uang yang dikirim nominalnya besar. Apalagi uang tersebut dikirim melalui rekening pribadi, bukan rekening lembaga. “Tapi karena suara yang di telepon tadi adalah suara Warek 2, saya masih percaya saja,” kata Triyatni.
Usai menerima pesan itu, pelaku meminta Triyatni mengirimkan sejumlah uang beberapa kali ke sebuah rekening yang diklaim pelaku milik pegawai Lemhanas yang mengurus pelatihan itu.
Pelaku mengatakan uang tersebut digunakan untuk menganti biaya perjalanan dan akomodasi yang telah dibelikan oleh pihak Lemhanas sebelumnya. Total uang yang telah dikirim Triyatni ke rekening tersebut sebesar Rp 25 juta.
“Sebagai catatan, saya tidak memiliki aplikasi M-Banking sehingga tidak bisa mengecek saldo saya secara langsung. Saya mentransfer uang ke rekening yang dikirim pelaku dengan meminta bantuan adik saya,” ujar Triyatni.
Triyatni baru menyadari dirinya ditipu setelah pelaku mengirimkan lagi bukti transfer sejumlah uang kepadanya. Dalam bukti transfer tersebut, dia menyadari ada kesalahan dalam ejaan namanya.
Sementara itu, Wakil Rektor 2 Universitas Hasanuddin, Subehan, mengatakan dirinya tidak pernah menghubungi Triyatni untuk memintanya mengikuti pelatihan di Lemhanas, apalagi sampai meminta dia mengirimkan sejumlah uang.
“Saya bukan orang yang menghubungi beliau, tapi seseorang yang menggunakan nama saya dengan nomor telepon yang berbeda,” kata Subehan saat dihubungi Tempo pada Rabu, 14 Mei 2025.
Subehan mengatakan saat kampus mendelegasikan civitas akademika untuk mengikuti kegiatan, seluruh proses transaksi seharusnya dilakukan melalui akun rekening milik lembaga, bukan perseorangan. “Selain itu, pendelegasian tugas juga dilakukan melalui surat resmi dari institusi,” ucap dia.
Triyatni pun melaporkan dugaan penipuan daring yang dia alami ini ke Polrestabes Makassar pada Sabtu, 10 Mei 2025.