Veddriq Leonardo dan Desak Made Rita sama-sama menargetkan medali emas dalam Piala Dunia Panjat Tebing 2025 di Bali.
19 April 2025 | 14.53 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia Panjat Tebing 2025 atau International Federation of Sport Climbing (IFSC) Climbing World Cup 2025. Ajang bergengsi ini akan digelar di Peninsula Island, Nusa Dua, Bali, pada 2-4 Mei 2025.
Seluk Beluk Piala Dunia Panjat Tebing
Kejuaraan dunia ini merupakan ajang tahunan yang diselenggarakan oleh IFSC, federasi internasional yang menaungi olahraga panjat tebing. Pada edisi 2025, sebanyak 29 negara telah mendaftar untuk berpartisipasi, menjadikan turnamen ini sebagai salah satu event terbesar dalam kalender olahraga dunia. Dalam kejuaraan ini, para atlet akan bersaing dalam dua disiplin yakni speed climbing dan lead climbing.
Untuk mendukung kelancaran acara, pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) telah mengucurkan anggaran sekitar Rp 7 miliar. Dana tersebut diajukan oleh Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) guna memenuhi kebutuhan penyelenggaraan, termasuk pembangunan fasilitas seperti dua dinding panjat tebing setinggi 15 meter di lokasi pertandingan. “Kami gelontorkan sesuai yang dibutuhkan,” ujar Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Menpora, panjat tebing adalah cabang olahraga yang patut diperhatikan karena memberikan kontribusi besar dalam meraih medali di ajang internasional, termasuk Olimpiade Paris 2024 lalu.
Persiapan dan Fasilitas
Panitia penyelenggara telah memastikan bahwa seluruh persiapan berjalan sesuai rencana. Dua dinding panjat tebing dibangun di Peninsula Island dilengkapi dengan alat berat seberat total 82 ton untuk menstabilkan struktur dari pergerakan angin. Ketua Biro Juri dan Pembuat Jalur FPTI, Andi Saputro, menyebut bahwa semua faktor, termasuk kondisi alam, telah dipertimbangkan secara matang.
Para atlet akan melakukan uji coba dinding pada 2 Mei, sehari sebelum kejuaraan dimulai. Selain itu, area venue juga dilengkapi dengan tempat pemanasan untuk atlet agar dapat berlatih sebelum bertanding.
Meski demikian, tantangan tetap ada. Suhu panas diperkirakan menjadi ujian tersendiri, terutama bagi atlet dari Eropa yang mungkin kurang terbiasa dengan iklim tropis Bali.
Atlet Indonesia yang Tampil
Sebagai tuan rumah, Indonesia berkesempatan memaksimalkan kuota peserta. Total 31 atlet nasional akan turun bertanding. Mereka terdiri dari 10 atlet putra dan 9 atlet putri di nomor speed climbing, serta masing-masing 6 atlet putra dan putri di nomor lead climbing.
Salah satu nama besar yang dipastikan tampil adalah Veddriq Leonardo, juara Olimpiade Paris 2024 di nomor speed climbing putra. Ia mengaku sangat termotivasi untuk menjadi juara di tanah air sendiri. “Yang memotivasi pasti karena tuan rumah, terus memang di nomor speed Indonesia unggulan,” katanya. Meski begitu, ia tidak ingin memaksakan diri dan lebih fokus pada efek jangka panjang untuk menjaga ketahanan fisik dan mental.
Atlet putri Desak Made Rita juga menjadi andalan tim Merah Putih. Kelahiran Bali ini mengungkapkan bahwa motivasi terbesarnya adalah dukungan langsung dari keluarga dan teman-temannya. “Ya apa lagi nanti di Bali, keluarga, terus teman-teman pasti banyak yang bakalan mendukung,” ujarnya. Bagi Desak, ajang ini juga menjadi batu loncatan menuju Olimpiade Los Angeles 2028.
Namun, kabar mengecewakan datang dari Rajiah Sallsabillah, salah satu atlet putri andalan Indonesia. Ia absen dalam kejuaraan ini karena masih dalam proses pemulihan usai operasi tulang belakang awal tahun ini. Rajiah diperkirakan baru bisa kembali bertanding pada Agustus mendatang.
Target dan Harapan Emas
Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat, target emas menjadi prioritas bagi tim Indonesia. Menpora Dito Ariotedjo menegaskan bahwa panjat tebing akan menjadi andalan Indonesia untuk mempertahankan prestasi emas di ajang internasional, termasuk Olimpiade 2028. “Untuk kejuaraan dunia di Bali tentu kami harap bisa juara juga,” kata dia.
Bagi Veddriq dan Desak, ini adalah kesempatan emas untuk membuktikan kemampuan mereka di hadapan publik lokal. Keduanya memiliki peluang besar untuk meraih podium tertinggi, terutama di nomor speed climbing yang menjadi keunggulan Indonesia.
Tentang Piala Dunia Panjat Tebing 2025
Piala Dunia Panjat Tebing 2025 merupakan edisi ke-37 dari rangkaian kompetisi panjat tebing internasional yang diselenggarakan oleh Federasi Panjat Tebing Internasional (IFSC), yang diadakan di 14 lokasi. Bali menjadi tuan rumah seri ketiga, setela dua kali di Cina, yakni di Keqiao pada 18-20 April dan Wujiang pada 25-27 April.
Sebelumnya, pada 20224, Piala Dunia Panjat Tebing digelar di sembilan lokasi. Indonesia kala itu meraih satu perak dan dua perunggu. Rajiah Salsabillah meraih perak di Seoul, sedangkan dua perunggu dipersembahkan Kiromal Katibin di Seoul dan Wujiang.