Dopamin Bukan Satu-satunya Hormon Bahagia, Kadang Mampu Picu Kecanduan

1 week ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Dopamin sering disebut sebagai “hormon bahagia” karena bisa menimbulkan perasaan senang ketika diproduksi di dalam otak. Dopamin dilepaskan otak saat Anda melakukan sesuatu yang dianggap bermanfaat atau menyenangkan, serta memperkuat dorongan untuk mengulanginya. Namun, senyawa kimia ini bukan kunci tunggal yang memicu perasaan tersebut.

Dilansir dari beberapa ulasan, termasuk dari Modern Medical Laboratory Journal, dopamin berperan dalam sistem di otak yang dikenal sebagai jalur mesolimbik. Ketika Anda melakukan aktivitas yang memicu rasa bahagia, seperti menikmati makanan favorit atau menerima pujian, otak merespons dan menciptakan sensasi kepuasan. Ketika manusia merencanakan sesuatu, dopamin juga memunculkan rasa antusiasme atau motivasi yang mendorong tindakan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada dasarnya, dopamin adalah neurotransmitter yang penting bagi tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi. Dalam penelitian, hormon ini hanya bagian kecil dari sistem yang kompleks. Perasaan bahagia melibatkan interaksi berbagai senyawa lain, seperti serotonin dan oksitosin.

Cara Kerja Dopamin

Dopamin berfungsi sebagai pembawa pesan kimia yang memungkinkan neuron di berbagai bagian otak untuk saling berkomunikasi. Efek dopamin bergantung pada area otak yang terpengaruh.

Dalam ulasan National Geographic, Anne-Noël Samaha, profesor farmakologi dan fisiologi di University of Montreal, mengatakan beberapa peningkatan dopamin di beberapa bagian otak membantu seseorang agar lebih fokus. Namun, di sisi lain, lonjakan dopamin justru bisa memicu sikap impulsif yang berlebihan.

Kekurangan dopamin di area tertentu juga berdampak pada fungsi tubuh, seperti menurunnya konsentrasi dan terganggunya kontrol gerak. Kondisi ini sering dikaitkan dengan beberapa gangguan, seperti attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), Parkinson, hingga kecanduan.

Pemicu Bahagia, Baik Positif Maupun Negatif

Ketika kadar dopamin dalam tubuh berlebihan dan tidak terkontrol, seseorang bisa mengalami ketergantungan yang berisiko merusak kehidupannya. Dopamin menciptakan dorongan untuk mengulang aktivitas yang memberi kenikmatan, bahkan jika dampaknya negatif.

Ketergantungan ini terlihat jelas dalam aktivitas sehari-hari, seperti saat seseorang kecanduan media sosial dan game. Ketika seseorang menikmati aktivitas itu, hipotalamus memproduksi dopamin dalam jumlah besar, menimbulkan dorongan kuat untuk terus melakukannya.

Fenomena serupa juga terjadi dalam hubungan seksual. Ketika seseorang mencapai orgasme, lonjakan dopamin menciptakan sensasi kenikmatan yang intens. Bila dorongan tidak diimbangi oleh hormon lain, seperti oksitosin yang mendukung koneksi sosial, seseorang bisa terjebak dalam siklus kecanduan yang sulit dikendalikan.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |