Cina Peringatkan Negara Mitra Dagang Tak Menyerah ke AS

2 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Cina telah memperingatkan negara-negara agar tak menyerah dan membuat kesepakatan yang merugikan dengan Amerika Serikat. Peringatan Beijing muncul saat puluhan mitra dagang AS tengah berupaya keras untuk menegosiasikan keringanan dari penetapan tarif impor ke Amerika Serikat.

“Penenangan tidak akan mendatangkan perdamaian, dan kompromi tidak akan mendatangkan rasa hormat,” kata juru bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok pada Senin, 21 April 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Mengorbankan kepentingan orang lain demi mendapatkan apa yang disebut pengecualian demi keuntungan pribadi sementara sama saja dengan bernegosiasi dengan seekor harimau. Hal ini pada akhirnya akan berujung pada kegagalan bagi kedua belah pihak dan merugikan semua pihak yang terlibat,” ujar Kementerian Perdagangan Cina. 

Cina menegaskan akan menghormati upaya negara-negara lain untuk menyelesaikan sengketa dagang mereka dengan AS. Namun Cina mengingatkan negara-negara itu harus berdiri di pihak yang adil dan jujur, serta di pihak sejarah yang benar.

“Sangat penting untuk menekankan bahwa Cina dengan tegas menentang pihak mana pun yang mencapai kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan Cina,” kata juru bicara tersebut seperti dilansir dari Al Jazeera. 

“Jika situasi seperti itu muncul, Cina tidak akan menerimanya dan akan dengan tegas mengambil tindakan balasan.”

Kementerian Perdagangan mengeluarkan pernyataan tersebut setelah Bloomberg News minggu lalu melaporkan bahwa pemerintahan Trump bermaksud mendorong negara-negara yang mencari keringanan tarif untuk mengurangi perdagangan dengan Cina. 

Pejabat AS sedang membahas rencana untuk menekan mitra dagang agar berhenti mengimpor barang berlebih dari Cina. AS akan mengenakan bea masuk pada impor dari negara-negara tertentu yang memiliki hubungan dekat dengan raksasa Asia itu.

Pada 9 April 2025, Trump menghentikan tarif resiprokal atau tarif timbal balik terhadap sebagian besar negara selama 90 hari sambil mempersempit fokus perang dagang secara langsung ke Cina. Baik Presiden Donald Trump maupun Xi Jinping dari Cina, sama-sama tak mau mengalah. Keduanya berupaya membangun koalisi negara yang luas untuk melawan satu sama lain.

Elizabeth Economy, seorang peneliti senior di Hoover Institution di Universitas Stanford, mengatakan meskipun ada tawaran dari Cina, negara-negara tidak segera memanfaatkan kesempatan untuk bermitra dengan negara tersebut. Sebabnya, "Bagi banyak negara tersebut, bahkan ketika Cina merupakan mitra dagang yang lebih besar, Amerika Serikat sering kali merupakan pasar ekspor yang jauh lebih besar. Jadi, mereka juga memiliki kepentingan yang signifikan terhadap ekonomi AS," katanya dilansir dari CNN.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |