Cerita Peserta UTBK SNBT tentang Kebocoran Soal Tes

6 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Isu kebocoran soal kian santer seiring dengan pelaksanaan ujian tulis berbasis komputer untuk seleksi nasional berdasarkan tes atau UTBK SNBT tahun 2025 dilaksanakan sejak Rabu, 23 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah seorang peserta UTBK di Jakarta, Putri Afifah, bercerita pengalamannya mengikuti tes masuk perguruan tinggi tersebut. Perempuan berusia 19 tahun itu mengatakan sempat kesulitan karena ada beberapa soal yang rumit dan belum pernah dipelajarinya pada saat duduk di bangku sekolah.

Putri menyebut kesulitan yang sama juga dirasakan oleh rekan-rekannya yang lain. "Beberapa peserta merasa bahwa beberapa topik atau soal lebih mendalam dibandingkan dengan materi yang diajarkan di kelas," kata dia kepada Tempo saat dihubungi pada Sabtu, 26 April 2025. 

Secara keseluruhan, Putri menuturkan cukup puas dengan pelaksanaan ujian yang menurut dia, cukup lancar. Namun, setelah ujian selesai, Putri mengaku kecewa lantaran mendapatkan informasi dari temannya tentang kebocoran soal.

"Pas selesai ujian, teman cerita katanya teman dia dapat bocoran soal. Dan pas saya liat itu bener-bener sama dengan yang apa saya kerjain di soal itu. Saya cukup kaget kok dia bisa ya," tuturnya. 

Bahkan, kata Putri, pembicaraan mengenai kebocoran soal itu sudah ramai diperbincangkan sesaat setelah ia keluar dari ruang ujian. "Tapi jujur saja kan pas keluar ruangan langsung ramai bocorannya sama yang apa kami kerjakan," ujar pelajar yang bercita-cita lolos di program studi komunikasi itu. Putri kesal lantaran untuk bisa mengisi butiran soal-soal, dirinya harus belajar dengan keras. 

Senada dengan Putri, Maria Chintya Devi juga merasakan hal sama. Kendati tidak pernah melihat secara langsung kecurangan tersebut, Maria mengatakan dirinya cukup sedih mendengar adanya kebocoran soal. "Aku baru lihat di media sosial saja. Itu pun tidak aku selam lagi karena sakit hati," ujar Maria. Dia bahkan menghapus akun media sosialnya lantaran kadung kecewa. 

Maria melaksanakan UTBK di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI), Jawa Barat. Menurut dia, pengawasan dan fasilitas di tempatnya tes sangat ketat. Bagi Maria, mendengar adanya sejumlah kecurangan hingga kelalaian petugas di lokasi UTBK lain cukup mengejutkan.

"Jujur aku kaget karena di twitter ada yang  melapor pengawasnya tidur dan bahkan ada yang diajak ngobrol di pusat UTBK lain," tuturnya. 

Sebelumnya, isu adanya kebocoran soal mencuat dari sejumlah unggahan di media sosial. Dalam unggahan yang beredar, tampak tangkapan  layar percakapan grup Whatsapp diduga para peserta UTBK yang tengah berbagi cerita mengenai kebocoran soal dan upaya curang yang dilakukan oleh masing-masing peserta. 

"Pengawasnya rata-rata pada santai, makanya aku bisa chat Deepseek," demikian bunyi salah satu percakapan dalam tangkapan layar tertanggal 23 April 2025. 

Sementara itu, Ketua Tim Penanggung Jawab SNPMB Eduart Wolok membantah adanya kebocoran soal ujian tulis. Apalagi jika kebocoran tersebut berasal dari panitia. Eduart mengatakan tidak ada satu pun soal yang identik antar-sesi. Sehingga, menurut dia, klaim soal bocor yang beredar di media sosial dinilai tak berdasar.

"Kami pastikan tidak ada soal yang diunggah di internet atau yang digunakan berulang dalam sesi berbeda. Jika ada gambar soal yang tersebar, itu bukan bocoran, melainkan hasil jepretan dari peserta secara ilegal di dalam ruang ujian,” ujar Eduart dalam konferensi pers secara daring pada Jumat, 25 April 2025.

Meski begitu, Eduart tak memungkiri ada sejumlah pelanggaran yang dilakukan oleh peserta. Dia memaparkan di antara sejumlah modus kecurangan yang digunakan adalah membawa kamera tersembunyi di ikat pinggang, kawat gigi, hingga penggunaan software remote desktop.

Hingga hari kedua pelaksanaan UTBK, SNPMB mencatat sedikitnya 14 kasus kecurangan, atau sekitar 0,0071 persen dari total peserta.

Meski angkanya kecil, panitia tetap mengambil langkah tegas. Setiap peserta yang terbukti melakukan pelanggaran akan langsung didiskualifikasi dari seluruh proses seleksi. Panitia juga akan menjatuhkan sanksi bagi petugas internal yang terbukti lalai atau terlibat.

Dinda Shabrina berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |