Begini Rusia Dilaporkan Serang Satelit Starlink dan Perang Jamming yang Telah Terjadi

7 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Konstelasi satelit Starlink milik SpaceX dilaporkan menjadi sasaran ancaman dari Rusia dan Cina. Dasar ancaman adalah keterlibatannya dalam mendukung operasi militer Ukraina sejak invasi Rusia pada 2022.

Laporan terbaru dari Secure World Foundation (SWF) mengungkap bahwa Rusia dan Cina tengah mengembangkan sistem yang dapat mengganggu hingga berpotensi menghancurkan jaringan satelit Starlink. Laporan tahunan setebal 316 halaman itu dirilis pada 3 April 2025 lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam laporannya itu, SWF mengevaluasi kemampuan kontra-luar angkasa dari 12 negara berdasarkan data publik dari Februari 2024 hingga Februari 2025. Dikutip dari pemberitaan oleh Space, termasuk dalam daftar negara itu adalah Amerika Serikat, Rusia, Cina, India, Australia, Korea Utara, dan Korea Selatan.

Dalam kata pengantar laporan terbarunya tersebut, SWF menekankan urgensi diskusi terbuka mengenai isu luar angkasa karena masyarakat dan ekonomi global yang semakin bergantung pada kemampuan antariksa. "Dan konflik luar angkasa di masa depan bisa membawa dampak negatif jangka panjang yang besar di Bumi, karena semua orang di planet ini menggunakan data luar angkasa dalam beberapa bentuk.”

Starlink mulai digunakan secara luas di Ukraina sejak 2022 untuk menjaga konektivitas internet di tengah gangguan infrastruktur akibat invasi Rusia. Layanan ini juga dipakai oleh militer Ukraina untuk komunikasi yang aman. Namun sejak Mei 2024, muncul gangguan dalam koneksi Starlink, yang oleh militer Ukraina dikaitkan dengan eksperimen Rusia menggunakan teknologi perang elektronik baru.

Dokumen militer AS yang bocor menunjukkan bahwa sistem Tobol milik Rusia, yang semula dirancang untuk melindungi satelit dari gangguan, kini digunakan untuk menyerang sinyal satelit Starlink. “Rusia telah menggunakan setidaknya tiga instalasi Tobol untuk mencoba mengganggu sinyal satelit komersial Starlink di wilayah timur Ukraina,” tulis SWF.

Selain itu, Rusia juga dilaporkan sedang mengembangkan sistem yang lebih canggih bernama Kalinka. Sistem ini dirancang untuk mendeteksi dan mengganggu sinyal ke dan dari satelit Starlink, yang dapat mengacaukan komunikasi militer dan pengoperasian drone Ukraina.

Andrei Bezrukov, Direktur Pusat Sistem dan Teknologi Tanpa Awak Rusia, mengatakan kepada media pemerintah bahwa ‘Starlink killer’ itu juga mampu mendeteksi terminal komunikasi yang terhubung ke Starshield, versi militer dari Starlink.

Rusia bahkan disebut telah men-jamming sinyal GPS di empat negara Eropa, yakni Prancis, Belanda, Swedia, dan Luksemburg, serta menyusupi siaran televisi anak-anak dengan tayangan propaganda perang Ukraina. Menurut Dewan Regulasi Radio dari International Telecommunication Union, gangguan ini diduga berasal dari stasiun-stasiun di Moskow, Kaliningrad, dan Pavlovka.

Meski begitu, SWF mencatat bahwa layanan Starlink tampaknya cukup tahan terhadap serangan per Februari 2025.

Laporan yang sama menyebut Cina juga sedang mengembangkan teknologi kontra-satelit. Pada Juli 2024, peneliti dari Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat Cina mengusulkan kapal selam dengan laser dan tiang yang bisa dinaikkan ke permukaan untuk menarget satelit Starlink. Namun, mereka mengakui bahwa sistem tersebut masih membutuhkan panduan posisi secara eksternal untuk membidik secara akurat.

Di sisi lain, Amerika Serikat disebutkan terus memperkuat pertahanan luar angkasanya. Angkatan Luar Angkasa AS tengah menguji perangkat pengacau sinyal satelit bernama Remote Modular Terminals untuk mendukung operasi perang elektronik jarak jauh.

“Jadi semua orang sedang men-jamming,” kata Direktur kantor Secure World di Washington dan salah satu penulis utama laporan Victoria Samson kepada Breaking Defense.

SWF menyimpulkan bahwa hingga kini, kemampuan kontra-luar angkasa yang digunakan dalam konflik militer masih bersifat non-destruktif. Namun, potensi eskalasi di luar angkasa tetap menjadi kekhawatiran serius bagi komunitas global.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |