Bagaimana Proyeksi Cadangan Devisa bila BI Terus Mengintervensi Rupiah?

21 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior PT Samuel Sekuritas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi memperkirakan Bank Indonesia akan terus mempertahankan strategi intervensi rupiah di tengah ketidakpastian pasar global akibat memanasnya perang dagang.

“Menurut kalkulasi kami, Bank Indonesia mengeluarkan sekitar US$ 2 miliar untuk mengintervensi pasar valuta asing pada April,” ucap Fithra dalam keterangan tertulis dikutip Ahad, 11 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal ini pula yang turut menyebutkan penurunan cadangan devisa pada April 2025 menjadi yang terendah sejak pertengahan 2022. Hal ini, menurut Fitrha, dipengaruhi oleh langkah BI dalam mengintervensi pasar valuta asing untuk menjaga stabiltas rupiah.

Dalam perhitungannya, PT Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi cadangan devisa akan berada di posisi US$ 150-155 miliar pada kuartal kedua tahun 2025, sebelum akhirnya membaik di akhir tahun. Pertumbuhan pada semester dua dipengaruhi oleh ekspor komoditas yang kokoh, pemulihan sektor pariwitasa, serta masuknya modal asing.

Bank Indonesia sebelumnya melaporkan posisi cadangan devisa pada akhir April 2025 adalah sebesar US$ 152,5 miliar. Angka ini menurun US$4,6 miliar dari posisi pada akhir Maret 2025 sebesar US$ 157,1 miliar.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso mengatakan posisi cadangan devisi tersebut masih berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. “Setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah,” kata Ramdan dalam keterangan resmi, dikutip Ahad 11 Mei 2025.

Ramdan menjelaskan bahwa penurunan ini dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah. Bank Indonesia pun menilai posisi cadangan devisa, kendati menurun, tetap mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi.

Bank Indonesia juga mengklaim akan terus meningkatkan sinergi dengan pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian.

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo optimisits kurs rupiah tetap stabil kendati ada kebijakan tarif dari Amerika Serikat (AS). 

“Kami meyakini ke depan nilai tukar Rupiah diperkirakan akan tetap stabil didukung komitmen BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik,” kata dia dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK): Hasil Rapat Berkala KSSK II Tahun 2025 yang diadakan secara virtual, di Jakarta, pada akhir April 2025 lalu.

BI, kata Perry, akan terus memperkuat respons kebijakan dalam rangka menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah. Ia menyebutkan kebijakan tarif AS meningkatkan risk appetite dan mendorong aliran portofolio asing keluar dari pasar domestik, sehingga tekanan terhadap kurs mata uang negara-negara emerging market, termasuk rupiah, juga tinggi.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |