TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksanaan ibadah haji 2025 memiliki skema baru. Menteri Agama Nasaruddin Umar secara resmi menyatakan skema murur dan tanazul akan diterapkan dalam rangkaian ibadah haji 2025. “Tahun ini kita perkenalkan secara resmi, kita melakukan apa yang disebut dengan murur dan kita juga melakukan tanazul,” kata dia, Sabtu, 19 April 2025, seperti dikutip Antara.
Apa Itu Skema Murur dan Tanazul?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari situs resmi Kemenag, murur adalah sebuah inovasi dalam manajemen pergerakan jemaah haji pada saat puncak ibadah, khususnya setelah wukuf di Arafah yang melintas di Muzdalifah kemudian menuju Mina. Para jemaah haji nantinya akan diberangkatkan dari Arafah setelah ibadah maghrib lalu menuju Muzdalifah tanpa turun dan langsung menuju Mina.
Skema murur secara sistematis telah diterapkan pada penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2024 M. Terobosan baru tersebut terbukti berhasil mempercepat proses mobilisasi jemaah dari Muzdalifah ke Mina hingga selesai pukul 07.37 waktu Arab Saudi. Terdapat lebih dari 50 ribu jemaah haji asal Indonesia yang mengikuti skema ini dan berhasil mengurangi kepadatan jemaah di Muzdalifah.
Selain murur, Kemenag juga memperkenalkan skema tanazul. Terobosan ini bertujuan mengurangi kepadatan jemaah haji saat mabit atau menginap di tenda Mina. Konsep dari skema tanazul adalah jemaah yang tinggal di hotel dekat area jamarat atau tempat lontar jumrah akan kembali ke hotel dan tidak menempati tenda di Mina.
“Lalu apa itu tanazul? Itu artinya, tidak lagi mutlak seorang jamaah itu harus menginap di tenda yang sudah tersedia di Mina, tetapi bisa menginap di hotel, karena jarak menuju ke kemah mereka itu lebih jauh daripada pergi ke hotel mereka. Kalau ke hotel, perjalanan satu atau 1,5 kilometer sudah sampai, jadi di hotel kan lebih enak tidurnya daripada di tenda” kata Nasaruddin.
Menteri Nasaruddin menyampaikan bahwa skema tanazul ini akan diprioritaskan bagi jemaah lanjut usia (lansia) dan penyandang disabilitas, sehingga tidak diwajibkan bagi setiap peserta ibadah haji untuk mengikutinya. Sekitar 40 ribu hingga 50 ribu jemaah diperkirakan akan mengikuti skema ini pada musim haji 2025.
Dengan menginap di hotel, jemaah dapat menikmati fasilitas yang lebih nyaman dan mengurangi kepadatan di area perkemahan Mina, sekaligus mempermudah akses menuju lokasi pelaksanaan lempar jumrah.
“Kita mungkin hanya kurang lebih 40 sampai 50 ribu jamaah, jadi kita akan lihat siapa yang prioritas, itu yang akan melakukan tanazul, tetapi selebihnya berjalan normal. Insyaallah kita juga akan mempersiapkan dengan beberapa macam perubahan-perubahan,” ujarnya.
Manfaat Skema Murur dan Tanazul
Penerapan kedua skema ini merupakan terobosan penting yang telah melalui kajian mendalam dari pemerintah. Beberapa manfaat utama yang diharapkan dari skema murur dan tanazul antara lain:
- Mengurangi kepadatan di Muzdalifah dan Mina, sehingga mengurangi risiko kemacetan dan potensi bahaya selama puncak haji.
- Meningkatkan kenyamanan jemaah, terutama bagi lansia dan penyandang disabilitas dengan memberikan opsi bermalam yang lebih fleksibel dan aman.
- Mempercepat proses mobilisasi jemaah, sehingga rangkaian ibadah haji dapat berjalan lebih lancar dan tepat waktu.
Pilihan Editor: Ini 5 Aturan Penting dalam Ibadah Haji 2025