TEMPO.CO, Jakarta - Sistem kerja 996 di Cina merujuk pada jadwal kerja yang mengharuskan pekerja untuk bekerja dari pukul 9 pagi hingga 9 malam, enam hari dalam seminggu, dengan total 72 jam per minggu. Sistem ini banyak diterapkan di perusahaan-perusahaan teknologi dan internet di Republik Rakyat Tiongkok, termasuk di antaranya 58.com, JD.com, dan Youzan. Meskipun diterima sebagai praktik umum, sistem ini mendapat kritik karena dianggap melanggar hak-hak pekerja.
Sejarah 996
Sistem kerja 996 muncul dalam konteks budaya lembur yang sudah berkembang di perusahaan-perusahaan teknologi di Tiongkok. Perusahaan-perusahaan Cina ini berfokus pada efisiensi dan pengurangan biaya operasional, yang sering kali mengarah pada penerapan jam kerja yang lebih panjang. Beberapa perusahaan bahkan menyediakan fasilitas tambahan, seperti penggantian biaya taksi, untuk mendukung karyawan yang bekerja lembur hingga larut malam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meskipun demikian, sistem ini bertentangan dengan peraturan ketenagakerjaan yang ada di Tiongkok. Menurut hukum perburuhan, pekerja seharusnya hanya bekerja delapan jam per hari dan 44 jam per minggu. Selain itu, lembur hanya diperbolehkan dengan batasan tertentu dan harus dibayar lebih tinggi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Reaksi dan Protes terhadap Sistem 996
Pada Maret 2019, protes terhadap sistem 996 mulai muncul di platform GitHub. Gerakan ini dimulai dengan pembentukan repositori bernama 996.ICU yang menyuarakan kekhawatiran terkait dampak kesehatan akibat jam kerja yang berlebihan.
Gerakan ini menarik perhatian publik dengan slogannya "developers' lives matter," yang menekankan bahaya bagi pekerja yang terjebak dalam rutinitas kerja yang panjang dan melelahkan.
Protes ini mendapatkan respons luas di media sosial Tiongkok, seperti Zhihu dan Weibo. Beberapa perusahaan, seperti JD.com, mulai mengubah kebijakan mereka setelah protes ini mencuat, meskipun beberapa pihak di perusahaan tetap mendukung sistem 996. Salah satu contohnya adalah Richard Liu, pendiri JD.com, yang menyebut pekerja yang menentang sistem ini sebagai "pemalas."
Perdebatan tentang Sistem Kerja 996
Sistem kerja 996 memunculkan perdebatan tentang hubungan antara produktivitas dan kesejahteraan pekerja. Tokoh terkenal seperti Jack Ma, pendiri Alibaba, menganggap sistem ini sebagai suatu "berkah" bagi pekerja yang ingin mencapai kesuksesan. Namun, banyak kritik yang menyatakan bahwa sistem ini merugikan kesehatan pekerja dan dapat merusak masa depan mereka.
Beberapa media Tiongkok, seperti Harian Rakyat dan China News Service, menentang penerapan sistem ini, menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap hukum perburuhan dan merugikan kesejahteraan pekerja. Di sisi lain, pendukung sistem ini berpendapat bahwa lebih banyak jam kerja memungkinkan pencapaian yang lebih besar dan meningkatkan produktivitas.