Apa Dampak Tekanan Darah Tinggi pada Tubuh?

9 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan kondisi medis yang menjadi pemicu berbagai masalah kesehatan serius, seperti stroke dan serangan jantung. Sayangnya, banyak orang tidak menyadari gejala hipertensi karena kondisinya sering kali tidak menimbulkan tanda yang jelas. Karena itu, penting untuk memahami apa yang terjadi pada tubuh saat tekanan darah meningkat agar bisa mengenali risiko dan mengambil langkah pencegahan yang tepat.

Dikutip dari laman Cleveland Clinic, hipertensi terjadi ketika tekanan darah yang mendorong dinding arteri secara terus-menerus berada di atas batas normal. Kondisi ini dapat merusak arteri secara perlahan dan menimbulkan komplikasi serius seperti serangan jantung dan stroke. Disebabkan tidak menunjukkan gejala, hipertensi sering disebut sebagai silent killer atau pembunuh diam-diam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tekanan darah diukur dengan dua angka, tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik adalah angka atas yang menunjukkan tekanan pada dinding arteri saat jantung berdetak atau berkontraksi. Sementara tekanan diastolik adalah angka bawah yang mengukur tekanan pada dinding arteri ketika jantung sedang beristirahat di antara detak. Pengukuran tekanan darah dilakukan dalam satuan milimeter merkuri (mmHg).

Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah tekanan darah Anda tinggi adalah dengan melakukan pemeriksaan rutin. Meski merasa sehat, pemeriksaan tekanan darah secara berkala sangat dianjurkan karena hipertensi jarang menimbulkan keluhan. Jika hasilnya menunjukkan tekanan darah di atas normal, dokter biasanya akan menyarankan perubahan gaya hidup dan/atau pengobatan untuk menurunkan tekanan darah.

Definisi tekanan darah tinggi sedikit berbeda di berbagai negara. Di Amerika Serikat, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik minimal 130 mmHg atau tekanan diastolik minimal 80 mmHg. Sedangkan di Eropa, batas hipertensi adalah tekanan sistolik minimal 140 mmHg atau tekanan diastolik minimal 90 mmHg.

Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan serius pada berbagai organ tubuh. Berikut beberapa komplikasi yang sering terjadi akibat hipertensi seperti dikutip dari Siloam Hospitals:

1. Gagal Jantung

Tekanan darah tinggi memaksa jantung bekerja lebih keras dari biasanya. Akibatnya, otot jantung menebal dan dinding jantung menjadi kaku, sehingga jantung kesulitan memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh. Kondisi ini dikenal sebagai gagal jantung.

2. Stroke

Stroke terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah atau tersumbat akibat tekanan darah yang terlalu tinggi. Gejala stroke meliputi mati rasa, kelumpuhan pada wajah, tangan, atau kaki, serta kesulitan berbicara.

3. Aneurisma

Hipertensi dapat melemahkan dinding arteri, menyebabkan terbentuknya kantong atau tonjolan yang rapuh. Jika tekanan darah tetap tinggi, kantong ini bisa pecah dan menyebabkan kerusakan organ yang parah bahkan kematian.

4. Masalah Ginjal

Tekanan darah tinggi dapat menyempitkan pembuluh darah di ginjal, sehingga ginjal sulit menyaring darah dengan baik. Jika tidak ditangani, hal ini bisa berujung pada gagal ginjal.

5. Gangguan pada Mata

Hipertensi juga dapat merusak pembuluh darah kecil di retina, menyebabkan retinopati hipertensi. Kondisi ini membuat retina membengkak dan saraf optik tertekan, sehingga berisiko menimbulkan gangguan penglihatan hingga kebutaan.

Dengan memahami dampak tekanan darah tinggi pada tubuh, kita dapat lebih waspada dan mengambil langkah pencegahan yang tepat demi menjaga kesehatan dan kualitas hidup. Pemeriksaan rutin dan gaya hidup sehat adalah kunci utama dalam mengendalikan hipertensi. Jangan tunda untuk memeriksakan tekanan darah Anda, karena deteksi dini dapat menyelamatkan nyawa.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |