Zelensky Tolak Gencatan Senjata 3 Hari dengan Rusia

6 hours ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menolak gencatan senjata selama 3 hari dengan Rusia. Ia bersikeras gencatan senjata berlangsung selama sebulan, sesuai dengan proposal yang diajukan oleh Amerika Serikat.

Zelensky menyebut gencatan senjata selama 3 hari dari Rusia sebagai sandiwara. "Gencatan senjata tanpa syarat adalah model yang diusulkan oleh Amerika. Kami mengikuti model itu. Apakah dimulai pada tanggal itu atau tanggal lainnya, idealnya lebih awal. Ya, mari kita coba selama 30 hari. Mengapa gencatan senjata 30 hari? Karena tidak mungkin mencapai kesepakatan apa pun dalam tiga, lima, atau bahkan tujuh hari," kata Zelensky kepada wartawan pada Sabtu, 3 Mei 2025 yang dilansir dari Euro News.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Presiden Rusia Vlamdimir Putin telah mengusulkan gencatan senjata mulai 7-9 Mei, saat perwakilan asing diundang ke parade Hari Kemenangan tahunan di Moskow. Zelensky mengatakan ia tidak akan dapat menjamin keselamatan peserta parade.

"Ukraina tidak dapat menjamin keselamatan perwakilan negara lain selama perjalanan yang direncanakan ke Moskow untuk parade 9 Mei, karena pihak Rusia dapat secara independen mengambil tindakan apa pun terhadap para tamu dan mengalihkan kesalahan atas hal ini ke Ukraina, dan pihak Ukraina, pada gilirannya, tidak dapat bertanggung jawab atas apa yang terjadi di Federasi Rusia," kata Zelensky.

Di tengah usulan itu, Rusia terus menyerang Ukraina. Pada Jumat malam, sedikitnya 47 orang terluka di Kharkiv setelah serangan udara Rusia menghantam Ukraina. Drone merusak bangunan perumahan, infrastruktur sipil, dan banyak kendaraan.

Setelah serangan itu, Zelensky mendesak agar sekutu memperkuat dukungan untuk Ukraina. "Sementara dunia ragu-ragu dalam mengambil keputusan, hampir setiap malam di Ukraina berubah menjadi mimpi buruk, yang menelan korban jiwa. Ukraina membutuhkan pertahanan udara yang diperkuat. Keputusan yang kuat dan nyata dibutuhkan dari mitra kami, Amerika Serikat, Eropa, semua mitra kami yang mencari perdamaian," tulisnya di X pada dini hari Sabtu.

Dalam foto yang disediakan oleh Layanan Darurat Ukraina ini, personel layanan darurat bekerja untuk memadamkan api setelah serangan Rusia di Kharkiv, Ukraina, Sabtu.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |