Viral Video Gajah Tunggui Anaknya yang Tewas Tertabrak Truk, Begini Siklus Mamalia Terbesar Itu

6 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini, masyarakat Asia khususnya pecinta hewan dihebohkan dengan video di media sosial yang menampilkan momen memilukan saat seekor induk gajah yang tengah berduka dengan putus asa mencoba mendorong truk besar yang telah menewaskan anaknya.

Diketahui, anak gajah tersebut tewas setelah tertabrak dan terjebak di bawah bagian depan truk tersebut. Lantas bagaimana kah sebenarnya siklus kehidupan dari gajah?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari The Star, momen yang menyita perhatian publik di internet tersebut terjadi karena anak gajah yang mati setelah tertabrak truk di KM80 ruas Gerik-Jeli Jalan Raya Timur-Barat, Perak, Malaysia bagian utara, pada Minggu dini hari, 11 Mei, 2025. 

Inspektur Polisi Sektor Gerik Zulkifli Mahmood menjelaskan bahwa berdasarkan hasil penyelidikan awal, pengemudi truk yang mengangkut ayam itu hanya melihat ada seekor gajah besar di bahu jalan sebelah kanan. “Pengemudi mengatakan hewan itu terlihat sedang merumput, jadi dia melanjutkan mengemudi ketika melihat situasinya aman.

“Namun, beberapa saat kemudian, seekor bayi gajah tiba-tiba muncul dari hutan di sisi kiri dan mencoba menyeberang jalan.

"Jarak yang pendek membuat pengemudi tidak dapat berhenti tepat waktu, sehingga mengakibatkan tabrakan yang fatal. Bayi gajah itu mati di tempat kejadian," katanya dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip dari The Star

Menurut rekaman video yang beredar, setelah kejadian, sang induk tampak terus berusaha mendorong truk dan sempat merusak bagian depan kendaraan tersebut.

Gajah dewasa itu tak mau meninggalkan tempat tersebut hingga akhirnya terpaksa dibius untuk diamankan dan dipindahkan agar bisa kembali ke kelompoknya, sementara bangkai anaknya diangkat oleh pihak berwenang, menurut laporan Daily Mail.

Mengenal Siklus Kehidupan Gajah
Seperti yang diketahui, gajah merupakan mamalia darat terbesar di bumi dan memiliki tubuh yang sangat besar, telinga yang besar, dan belalai yang panjang. Merujuk pada laman World Wildlife Fund (WWF) ada tiga spesies gajah di dunia ini yaitu Gajah Sabana Afrika, Gajah Hutan Afrika, dan Gajah Asia. 

Salah satu cara untuk membedakannya adalah melalui bentuk telinganya. Gajah Afrika memiliki telinga yang lebih besar dan bentuknya menyerupai benua Afrika. Sementara itu, telinga gajah Asia lebih kecil dan bentuknya mirip dengan wilayah India. Bagian lain yang juga menunjukkan perbedaan ialah pada belalai mereka. Gajah Afrika memiliki dua "jari" di ujung belalainya, sedangkan gajah Asia hanya punya satu.

Kehidupan Sosial Gajah Betina dan Jantan
Dikutip dari laman National Geographic, gajah dikenal bersifat matriarkal, artinya mereka hidup bersama kawanannya atau dalam kelompok yang dipimpin oleh gajah betina yang disebut Matriark, yang biasanya merupakan gajah yang paling besar dan tertua. Ia memimpin kawanan gajah multigenerasi yang mencakup gajah betina lain, yang disebut gajah betina, dan anak-anaknya. Jika makanan melimpah, beberapa kelompok bisa bergabung menjadi satu kawanan besar. 

Sementara itu, gajah jantan dewasa, yang disebut gajah jantan, cenderung berkeliaran sendiri, terkadang membentuk kelompok yang lebih kecil, yang semuanya terdiri dari gajah jantan yang tidak saling terkait.

Reproduksi Gajah
Dilansir dari Britannica, semua gajah memiliki kelenjar di antara mata dan telinga yang mengeluarkan cairan bernama temporin. Pada gajah jantan, cairan ini akan keluar lebih banyak dan lebih kental saat mereka memasuki masa khusus yang disebut musth. Pada masa ini, kadar hormon testosteron meningkat drastis, dan perilaku mereka menjadi lebih agresif serta sulit dikendalikan.

Periode musth adalah waktu penting bagi gajah jantan untuk menunjukkan dominasi dalam hal reproduksi. Gajah jantan yang berada pada periode ini biasanya berada dalam kondisi fisik terbaik, dan memiliki peluang lebih besar untuk berkembang biak dibandingkan jantan lainnya.

Selain itu, gajah bisa menilai status reproduksi gajah lain dengan menggunakan indera penciuman mereka yang sangat tajam. Untuk diketahui, di dalam tengkorak gajah, ada tujuh hingga sembilan turbin hidung yang memiliki jaringan sensitif untuk penciuman. Sebagai informasi, manusia hanya memiliki tiga turbin, sedangkan anjing memiliki lima.

Kematangan Seksual
Gajah mencapai kematangan seksual pada dekade kedua kehidupan mereka. Gajah Afrika umumnya matang secara seksual pada usia 10 hingga 12 tahun, sementara gajah Asia mencapainya sekitar usia 14 tahun. Pada masa inilah, gajah jantan biasanya meninggalkan kawanan asalnya (kawanan tempat mereka lahir) untuk hidup menyendiri atau bergabung dalam kelompok kecil bersama gajah jantan lainnya.

Sebaliknya, gajah betina akan tetap tinggal bersama kawanan asalnya sepanjang hidup. Meski hidup terpisah, gajah jantan dan betina dewasa masih tetap membentuk hubungan singkat, baik untuk kawin maupun mencari makan bersama.

Kehamilan hingga Menyusui
Dikutip dari laman WWF, seekor anak gajah bisa lahir dari induk gajah setiap empat hingga lima tahun sekali. 

Adapun masa kehamilan gajah merupakan yang terpanjang di antara mamalia lainnya, yaitu sekitar 18 hingga 22 bulan. Saat waktu melahirkan semakin dekat, si betina akan mencari kontak dekat dengan betina lain dalam keluarganya untuk mendapatkan perlindungan. Ketika waktunya tiba, gajah betina akan melahirkan sambil berdiri dengan proses yang hanya berlangsung beberapa menit.

Adapun bayi gajah yang baru lahir memiliki tinggi sekitar satu meter dan berat sekitar 100 kg. Kemudian bayi gajah akan menyusui menggunakan mulut, bukan belalai, pada kelenjar susu yang ada di dada. Proses penyapihan ini berlangsung lama dan kadang berlanjut hingga induk tidak bisa lagi tahan dengan tusukan taring bayi yang sedang tumbuh. 

Usia dan Populasi
Gajah dapat hidup hingga usia 80 tahun atau lebih di penangkaran, tetapi hanya sekitar 60 tahun di alam liar. Sementara itu, tahun pertama kehidupan anak gajah merupakan masa yang paling rentan dengan tingkat kematian melebihi 30 persen.

Menurut data dari berbagai sumber, populasi gajah telah menghadapi ancaman utama berupa hilangnya habitat dan perburuan liar dalam beberapa dekade terakhir. Merujuk pada laman Sea World, pertumbuhan populasi manusia yang begitu cepat telah memecah habitat gajah, membuat mereka terpaksa hidup di area yang lebih kecil dan terbatas. Padahal, gajah membutuhkan wilayah jelajah yang luas dalam kehidupan sehari-hari. 

Karena kebutuhan makanan gajah yang besar, habitat yang terfragmentasi sering dieksploitasi secara berlebihan dan rusak. Fragmentasi ini juga mengurangi kesempatan gajah berkembang biak dan mengurangi keberagaman genetik hewan tersebut. Seiring dengan semakin dekatnya populasi manusia dan gajah, serangan gajah terhadap tanaman pertanian pun menjadi sulit dihindari. 

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |