Tujuan Bank Makanan untuk Hotel dan Restoran di Yogyakarta

12 hours ago 3

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta mulai menerapkan kebijakan Food Bank atau Bank Makanan Lumbung Mataraman pada Mei 2025. Kebijakan itu untuk mencegah makanan-makanan layak konsumsi dari hotel dan restoran terbuang percuma. Tapi makanan yang berlebihan itu bisa dikemas lalu didonasikan untuk masyarakat yang membutuhkan.

Pemerintah Kota Yogyakarta bersama pelaku industri hotel dan restoran yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI Yogyakarta pun telah meneken perjanjian bersama menjalankan kebijakan itu sejak akhir April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Di Kota Yogyakarta terdapat banyak hotel dan restoran, apabila suatu saat ada makanan masih bagus tapi tidak terkonsumsi, itu bisa disalurkan lewat food bank ini,” kata Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo, Jumat

Hasto menuturkan, food bank ini menjadi upaya menyelamatkan makanan berlebih di hotel maupun restoran agar tak berakhir menjadi limbah organik. Padahal di satu sisi, juga ada banyak masyarakat yang membutuhkan. "Kami dari pemerintah siap untuk jemput bola untuk food bank ini," kata Hasto.

Kalau ada makanan berlebih di suatu hotel atau restoran yang belum habis dikonsumsi, bisa langsung menghubungi pengelola food bank yang terkoneksi dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta. Makanan berlebih dari hotel dan restoran itu akan dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan. 

"Kami juga tidak ingin merepotkan pihak hotel dan restoran, kalau ada kelonggaran rezeki ada yang tidak dimakan tapi masih layak maka kami akan menerima itu,” kata Hasto.

Hasto menyebut salah satu kelompok yang menjadi sasaran donasi food bank ini tak lain kelompok lanjut usia dari kategori tak mampu. Jumlah lansia yang tidak bisa banyak beraktivitas di Kota Yogyakarta saat ini tercatat sebanyak 1.068 orang. 

Namun food bank di Kota Yogyakarta ini berbeda dengan lumbung pangan di kabupaten lain di Daerah Istimewa Yogyakarta. Lumbung pangan itu umumnya memiliki lahan pertanian luas, sehingga bisa menyimpan hasil panen padi bersama.

Karena Kota Yogyakarta tidak memiliki lahan sawah yang luas, lumbung pangan diciptakan dengan mengoptimalkan potensi yang ada. Salah satunya dari hotel dan restoran yang sering mengolah makanan untuk berbagai acara atau event.

Ketua PHRI Daerah Istimewa Yogyakarta Dedi Pranowo Eryono menuturkan hotel dan restoran di bawah naungan organisasi itu telah bersepakat mendukung food bank di Kota Yogyakarta. Hanya saja, dukungan yang diberikan sesuai kemampuan masing masing.

"PHRI DIY tidak bisa memaksa para pelaku usaha hotel dan restoran harus memberikan dalam jumlah tertentu, kami tetap serahkan pada kemampuan masing masing," kata dia.

Sebab setiap hotel dan restoran dalam menyediakan menu makanan tentu menyesuaikan dengan kebutuhan dan biaya yang dikeluarkan, sehingga kontribusi tiap hotel dan restoran tak bisa diseragamkan. Meski begitu, food bank akan sangat membantu hotel dan restoran mendistribusikan makanan yang berlebih kepada yang membutuhkan.

“Kerjasama itu membantu hotel restoran lebih terarah dan terorganisir ketika mereka ingin mendistribusikan makanan berlebih yang masih layak," kata dia.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |