Trump Menyetop Pendanaan Riset Vaksin HIV

1 day ago 7

PEMERINTAHAN Donald Trump mengakhiri pendanaan untuk beberapa program penelitian vaksin HIV. Para peneliti diberitahu bahwa Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika (HHS) telah memutuskan untuk berfokus metode pencegahan HIV yang ada daripada terus berinvestasi dalam pengembangan vaksin.

Dikutip dari laporan Anadolu, Sabtu, 31 Mei 2025, langkah ini mempengaruhi pusat penelitian terkemuka termasuk Duke Human Vaccine Institute dan Scripps Research Institute. Keduanya menerima pendanaan National Institutes of Health (NIH) sejak 2012.Uji klinis yang didukung oleh Jaringan Uji Coba Vaksin HIV NIH juga telah dihentikan sementara.

Pendanaan Vaksin HIV

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

NIH diarahkan oleh HHS untuk tidak menyetujui pendanaan baru untuk penelitian vaksin HIV pada tahun fiskal mendatang, kecuali untuk beberapa kasus terbatas. Aturan akuntansi anggaran baru yang menargetkan hibah vaksin HIV akan mempersulit proyek-proyek ini mendapat pendanaan dengan menghitung biaya penuh hibah dalam satu tahun fiskal.

Juru bicara HHS Emily Hilliard mengomentari soal isu pemotongan tersebut. Ia menjelaskan kompleksitas dan tumpang tindih program HIV-AIDS. Ia mengatakan lembaga tersebut bertujuan untuk memaksimalkan dampak pengeluaran federal dan memastikan pengawasan dengan mencatat bahwa 27 program HIV-AIDS terpisah telah menghabiskan 7,5 miliar dolar. "Program-program penting HIV-AIDS akan terus berlanjut di bawah badan baru yang diusulkan oleh Menteri HHS Robert F. Kennedy Jr., yang disebut Administrasi untuk Amerika yang Sehat."

Pakar imunologi Dennis Burton di Scripps Research sedang mencatat kemajuan yang menjanjikan dalam uji klinis vaksin HIV yang sedang berlangsung. "Ini merupakan kemunduran selama mungkin satu dekade bagi penelitian vaksin HIV," kata Burton.

Dikutip dari CBS, pembatalan dana tersebut terjadi beberapa pekan sebelum batas waktu Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada 19 Juni 2025 untuk memutuskan persetujuan lenacapavir, obat suntik dua kali setahun untuk mencegah HIV.

Obat tersebut dipasarkan secara komersial oleh perusahaan farmasi Gilead Sciences dikembangkan berdasarkan penelitian yang didukung NIH terhadap pengobatan HIV. Ketersediaan obat tersebut mempengaruhi penurunan kasus HIV yang signifikan di seluruh dunia untuk mencegah penularan. NIH membantah klaim bahwa vaksin tidak diperlukan dalam pencegahan HIV. Sebab cara untuk menekan HIV-AIDS salah satunya dengan vaksin.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |