Studi Microsoft: AI Bisa Kurangi Kemampuan Berpikir Kritis

22 hours ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi yang dilakukan oleh Microsoft dan Universitas Carnegie Mellon mengungkapkan bahwa penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dapat merusak keterampilan berpikir kritis penggunanya. Penelitian ini melibatkan survei terhadap pekerja di berbagai bidang seperti bisnis, pendidikan, seni, administrasi, dan komputasi.

Studi tersebut menemukan bahwa individu yang paling mempercayai akurasi asisten AI cenderung berpikir kurang kritis terhadap kesimpulan yang dihasilkan oleh alat tersebut. Hal ini menunjukkan potensi bahaya yang terkandung dalam semakin meningkatnya penggunaan AI dalam kehidupan sehari-hari. Seiring dengan meningkatnya kepercayaan terhadap alat-alat pembelajaran mesin, mereka dapat menghasilkan konten yang berbahaya tanpa disadari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Jika digunakan dengan cara yang salah, teknologi dapat dan memang menyebabkan penurunan kemampuan kognitif yang seharusnya dipertahankan,” tulis para peneliti dalam studi tersebut, dikutip dari laporan Live Science, Senin, 28 April 2025. 

Studi ini melibatkan 319 pekerja pengetahuan yang dihubungi melalui platform crowdsourcing Prolific. Para responden, yang pekerjaannya mencakup berbagai bidang, diminta untuk memberikan contoh penggunaan alat AI generatif, seperti ChatGPT, dalam pekerjaan mereka. 

Mereka kemudian diminta untuk menjelaskan apakah mereka menggunakan keterampilan berpikir kritis dalam menyelesaikan tugas tersebut dan bagaimana caranya. Hasil survei menunjukkan bahwa 40 persen tugas yang diselesaikan peserta tidak melibatkan berpikir kritis sama sekali.

Hasil ini menyoroti dampak ketergantungan digital terhadap kemampuan kognitif manusia. Penggunaan AI dalam rutinitas sehari-hari dapat mengurangi keterlibatan kritis, terutama dalam tugas-tugas yang tidak memerlukan keputusan besar. Penurunan keterlibatan kritis ini menimbulkan kekhawatiran tentang ketergantungan jangka panjang pada alat-alat tersebut yang bisa mengurangi kemampuan pemecahan masalah secara mandiri.

“Menariknya, meskipun AI dapat meningkatkan efisiensi, AI juga dapat mengurangi keterlibatan kritis, terutama dalam tugas rutin atau tugas dengan tingkat risiko rendah di mana pengguna hanya mengandalkan AI, menimbulkan kekhawatiran tentang ketergantungan jangka panjang dan penurunan kemampuan pemecahan masalah secara mandiri,” tulis para peneliti.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |