Studi: Kematian Akibat Penyakit Jantung Dipengaruhi Bahan Kimia dalam Plastik

4 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi dari NYU Langone Health mengungkapkan kematian akibat penyakit kardiovaskular atau jantung di seluruh dunia dipengaruhi bahan kimia yang terkandung dalam plastik. Penelitian ini difokuskan pada sejenis ftalat yang disebut di-2-ethylhexyl phthalate (DEHP), yang digunakan untuk membuat wadah makanan, peralatan medis, dan plastik lainnya lebih lembut dan lebih fleksibel.

“Pada tahun 2018, diperkirakan 356.238 kematian di seluruh dunia disebabkan oleh paparan DEHP, yang mewakili 13,497 persen dari semua kematian kardiovaskular di antara individu berusia 55–64 tahun,” dikutip dari jurnal eBioMedicine, Rabu, 30 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penelitian ini dipublikasikan dalam artikel ilmiah berjudul “Phthalate exposure from plastics and cardiovascular disease: global estimates of attributable mortality and years life lost”, yang terbit pada Senin, 28 April 2025.

Menurut temuan penelitian ini, dari 356.238 kematian, 349.113 disebabkan oleh penggunaan kandungan material plastik. Namun, terdapat ketimpangan jumlah berdasarkan geografis. Asia Selatan dan Timur Tengah menderita persentase kematian kardiovaskular terbesar yang disebabkan oleh paparan DEHP (16,807 persen).

Timur Tengah, Asia Selatan, Asia Timur, dan Pasifik menyumbang bagian terbesar dari kematian penyakit jantung yang disebabkan oleh DEHP (73,163 persen). “Secara global, DEHP mengakibatkan 10,473 juta YLL (Year of Life Lost) di antara individu berusia 55–64 tahun,” menurut studi ini.

Asia-MESA (Middle East and South Asia) dan Asia-EPA menunjukkan total YLL tertinggi, dengan India, Cina, dan Indonesia menanggung beban terbesar dalam kelompok usia ini, kehilangan 2.904.389, 1.935.961, dan 587.073 YLL, masing-masing karena paparan ftalat.

Metode penelitian dalam artikel ini memanfaatkan data mortalitas kardiovaskular dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) dan estimasi paparan DEHP regional dari beberapa sumber. Rasio risiko mortalitas kardiovaskular dikalkulasi menggunakan estimasi paparan yang dipublikasikan, dan tingkat mortalitas kardiovaskular tingkat negara digunakan untuk menghitung kelebihan YLL akibat terpapar DEHP.

“Penting juga untuk mengakui ketidakpastian dalam mengukur secara akurat hubungan antara paparan DEHP dan mortalitas CVD,” tulis penelitian tersebut.

Dalam penelitian ini disebutkan, untuk mengurangi dampak ftalat pada mortalitas penyakit jantung, intervensi multimoda diperlukan di tingkat regional dan global. Pembatasan paparan DEHP perlu melibatkan regulasi, seperti pelarangan atau pembatasan penggunaan DEHP pada produk tertentu.

Selain itu, juga dengan peningkatan persyaratan pelabelan, peningkatan praktik pengelolaan limbah, mendorong perubahan kebiasaan konsumen, dan peningkatan kesadaran publik tentang risiko paparan DEHP.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |