SPAI Serahkan Kajian Perubahan Status Ojol Jadi Pekerja ke Kemnaker

3 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) menyerahkan kajian mengenai regulasi perubahan status pengemudi ojek online (ojol) dari mitra menjadi pekerja kepada Kementerian Ketenagakerjaan. Kajian tersebut diterima oleh Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer dalam acara diskusi bertajuk “Quo Vadis Ojek Online” yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan, di Plaza BP Jamsostek, Jakarta, Kamis, 8 Mei 2025.

Ketua SPAI, Lily Pujiati, menjelaskan selama ini pengemudi ojol hanya dianggap sebagai mitra, namun dengan status yang tidak jelas, mereka tidak mendapatkan hak-hak pekerja. “Kami hanya diberikan kewajiban, sementara hak-hak kami tidak diberikan,” ujar Lily kepada Tempo setelah acara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kajian ini menurutnya, disusun selama hampir satu tahun bersama para akademikus. Lily menyatakan perubahan status diperlukan agar pengemudi ojol bisa mendapatkan jaminan pendapatan dan jaminan sosial. Mengenai kekhawatiran bahwa perubahan status akan mengurangi fleksibilitas jam kerja, Lily menjelaskan hal itu dapat diatur melalui perjanjian kerja bersama. Yang terpenting, kata dia, adalah pengemudi ojol memiliki payung hukum yang jelas.

SPAI juga berharap apabila regulasi ini terwujud, perusahaan aplikator bisa menanggung iuran BPJS Ketenagakerjaan. Saat ini, hanya sekitar 250 ribu dari dua juta pengemudi ojol yang terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Lily menambahkan, sebagian pengemudi sudah menyadari pentingnya BPJS Ketenagakerjaan, namun saat ini mereka tercatat sebagai peserta Bukan Penerima Upah, sehingga harus membayar iuran secara mandiri. “Ketika regulasi ini sudah ada dan kewajiban BPJS diterapkan, semuanya akan berbeda,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengungkapkan pihaknya masih mengkaji regulasi mengenai perubahan status dan perlindungan bagi pengemudi ojol. “Saya sampaikan kepada teman-teman ojol, kita harus maju bersama, dan untuk itu, mereka harus kompak,” ucap Yassierli kepada wartawan setelah acara. Sehingga menurutnya, tidak ada lagi sebagian menginginkan satu hal, sementara yang lain menginginkan hal berbeda.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |