TEMPO.CO, Jakarta - Bos Group Sinar Mas Indra Widjaja dua kali mangkir dari panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus dugaan korupsi investasi fiktif di PT Taspen. Juru bicara KPK Tessa Mahardika Sugiarto mengatakan lembaganya telah mengirim dua surat panggilan kepada Indra Widjaja pada 12 Februari dan 15 April 2025. Namun, Indra tidak memenuhi panggilan tersebut.
"Ya itu akan menjadi kewenangan penyidik untuk pemanggilannya, karena dua kali itu ada permasalahan kesehatan," ucap Tessa di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, pada Rabu, 30 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tessa memastikan instansinya akan segera memanggil Indra Widjaja. Namun, Tessa masih belum menjelaskan detail waktu pemanggilan tersebut. "Apakah nanti penyidik akan melakukan pemanggilan kembali? Jadi tunggu saja. Tunggu waktunya yang pasti akan kami beritahu," kata dia.
Tessa juga tidak membeberkan lebih rinci mengenai rencana lembaganya untuk memanggil paksa terhadap Indra Widjaja. KPK, kata dia, masih mempertimbangkan untuk memanggil Bos Sinar Mas itu secara paksa. "Memungkinkan. Memungkinkan untuk itu (dipanggil paksa). Tapi kembali lagi itu dikembalikan kepada penyidik nanti penilaiannya," ucap Tessa.
Lantas, siapa sosok Indra Widjaja yang dipanggil KPK dalam kasus korupsi investasi fiktif PT Taspen? Berikut rangkuman informasinya.
Sosok Indra Widjaja
Indra Widjaja adalah seorang pengusaha Indonesia kelahiran tahun 1952. Dia merupakan anak dari Eka Tjipta Widjaja, pengusaha, konglomerat, sekaligus pendiri Sinar Mas Group. Indra merupakan lulusan sarjana Administrasi Bisnis dan Industri dari Universitas Nanyang, Singapura pada 1974. Setelah kembali ke Indonesia, dia ditunjuk untuk menjadi Direktur PT Bimoli dan PT Witikco hingga 1982.
Saat ini, Indra menjabat sebagai Presiden Komisaris PT KB Insurance. Dia juga menduduki jabatan sebagai komisaris utama di sejumlah anak usaha milik Sinar Mas Group. Di antaranya adalah Komisaris Utama PT Sinar Mas Multiartha Tbk sejak 2001, Komisaris Utama PT Sinartama Gunita sejak 2002, Komisaris Utama PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG sejak 2007, Komisaris Utama PT AB Sinar Mas Multifinance sejak 2009, dan Komisaris Utama PT Asuransi Sinar Mas sejak 2013.
Melansir dari laman Sinarmas Multifinance, Indra tercatat sebagai Wakil Presiden Direktur PT Bank Internasional Indonesia Tbk (1982–1989), Komisaris PT Sinar Mas Multiartha Tbk (1982–2001), Wakil Komisaris Utama PT Asuransi Sinar Mas (1984–2003), dan Komisaris PT Asuransi Eka Life (1984–2006).
Dia juga sempat menjabat Presiden Direktur PT Bank Internasional Indonesia Tbk (1989–1999), Wakil Komisaris Utama PT Sinartama Gunita (1999–2002), Komisaris Utama PT Sinarmas Sekuritas (1999–2021), Komisaris Utama PT Asuransi Sinar Mas (2003–2004), dan Direktur Utama PT Asuransi Sinar Mas (2005–2013).
Indra adalah anggota keluarga konglomerat Widjaja. Keluarga Widjaja merupakan pewaris kerajaan bisnis mendiang Eka Tjipta Widjaja, yang wafat pada Januari 2019 dalam usia 98 tahun. Eka, seorang imigran Tionghoa di Indonesia, memulai kariernya dari bawah, yakni dengan menjual biskuit saat masih remaja.
Kini, Sinar Mas—perusahaan yang dibesarkannya—memiliki portofolio bisnis yang luas, mencakup sektor kertas, real estat, jasa keuangan, perawatan kesehatan, agribisnis, hingga telekomunikasi. Empat putra tertua Eka kini memegang kendali atas kerajaan bisnis tersebut.
Salah satunya adalah Franky Widjaja, yang memimpin perusahaan raksasa kelapa sawit, Golden Agri-Resources. Sementara anggota keluarga lainnya telah mendirikan dan mengelola bisnis mereka sendiri. Pada 2023, keluarga Widjaja juga mengambil alih Golden Energy and Resources dari Bursa Efek Singapura.