Rupiah Melemah ke Rp16.428 per Dolar AS, Pasar Khawatir terhadap Kondisi Fiskal Indonesia

2 weeks ago 8

8000 hoki List Daftar web Slots Gacor Indonesia Terbaik Sering Scatter Full Setiap Hari

hoki kilat slot List ID web Slot Gacor Singapore Terbaik Gampang Win Full Online

1000hoki List ID website Slots Gacor Singapore Terkini Pasti Lancar Jackpot Full Terus

5000 Hoki Online Data ID server Slot Maxwin Cambodia Terpercaya Gampang Lancar Scatter Terus

7000hoki.com Akun server Slot Gacor Philippines Terbaik Sering Lancar Win Full Terus

9000 hoki List Situs server Slot Maxwin Myanmar Terbaik Mudah Lancar Win Full Online

Data Akun game Slot Maxwin server Myanmar Terbaik Pasti Lancar Menang Full Non Stop

Idagent138 login Slot Maxwin

Luckygaming138 login Id Slot Game Online

Adugaming Slot Maxwin

kiss69 Id Slot

Agent188 Akun Slot Game Terbaik

Moto128 Daftar Id Slot Maxwin Terbaik

Betplay138 login Akun Slot Maxwin

Letsbet77 login Id Slot Terbaik

Portbet88 Daftar Id Slot Game Online

Jfgaming login Slot Anti Rungkad Terpercaya

Mg138 login Id Slot Gacor Online

Adagaming168 Daftar Slot Anti Rungkat Terbaik

Kingbet189 login Id Slot Game Terbaik

Summer138 Akun Slot Maxwin Terpercaya

Evorabid77 Daftar Id Slot Terbaik

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah 22 poin pada perdagangan Selasa sore ini ke level Rp16.428 per dolar AS, setelah sempat anjlok hingga 70 poin di level Rp16.470. Pelemahan ini, kata pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi, mencerminkan kombinasi tekanan internal akibat defisit fiskal yang membengkak dan faktor eksternal berupa ketegangan geopolitik serta kebijakan tarif dagang Amerika Serikat.

Dia menyebut pelemahan rupiah hari ini sebagian besar dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap kondisi fiskal Indonesia. "Laporan APBN KiTa Februari 2025 menunjukkan indikasi pelemahan fiskal yang perlu segera diantisipasi. Defisit fiskal mencapai Rp31,2 triliun atau 0,13 persen dari PDB dalam dua bulan pertama tahun ini, sementara penerimaan pajak turun drastis 30,19 persen year-on-year," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa, 18 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jika kondisi ini terus berlanjut tanpa langkah korektif, kata dia, bukan tidak mungkin defisit fiskal bisa melebar hingga melebihi batas aman di akhir tahun. Menurut Ibrahim, penurunan penerimaan pajak bukan hanya disebabkan oleh perlambatan ekonomi, tetapi juga kegagalan sistem Coretax dalam mengoptimalkan pemungutan pajak.

Selain itu, daya beli masyarakat yang melemah akibat inflasi pangan dan energi di atas 4 persen turut berkontribusi pada tekanan terhadap rupiah. "Jika konsumsi rumah tangga melemah, sektor ritel, UMKM, hingga manufaktur akan terdampak, yang pada akhirnya memperlambat pertumbuhan ekonomi," tambahnya.

Selain faktor domestik, ia mengatakan rupiah juga terbebani oleh meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Israel melancarkan serangan terhadap target Hamas di Gaza setelah pembicaraan gencatan senjata gagal, menewaskan lebih dari 200 orang. Situasi ini berpotensi meningkatkan risiko global, mendorong investor untuk mencari aset safe haven seperti dolar AS.

Di sisi lain, kata dia, ancaman kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump terhadap Eropa, Tiongkok, Kanada, dan Meksiko semakin menekan pasar keuangan. Trump mengindikasikan tarif timbal balik dan sektoral dapat diberlakukan paling cepat pada 2 April, yang memicu kekhawatiran resesi di AS dan volatilitas di pasar global.

Ibrahim menyampaikan pasar kini menanti keputusan kebijakan moneter dari sejumlah bank sentral utama, termasuk The Fed, Bank of Japan, dan Bank of England, yang akan menjadi katalis pergerakan mata uang dalam beberapa hari ke depan. "The Fed diperkirakan tidak akan mengubah suku bunga pada pertemuan pekan ini, namun investor mencermati apakah bank sentral AS akan melunakkan kebijakan moneternya di tengah ketidakpastian ekonomi global," ujar dia.

Untuk perdagangan besok, ia memproyeksikan rupiah akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan menguat di rentang Rp 16.390 – Rp 16.430 per dolar AS.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |