TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Koordinator Perekonomian bersama delegasi dari Economic Development Board (EDB) Singapura menggelar 17th Co-Chairs Meeting of Working Group on Batam-Bintan-Karimun and Other Special Economic Zone (SEZ) in Indonesia. Forum tahunan soal KEK tersebut digelar di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, pada Senin, 14 April 2025.
“Dilakukan sejumlah pembahasan di antaranya kemajuan kebijakan dan investasi kawasan Batam-Bintan-Karimun (BBK), dukungan terhadap Kawasan Ekonomi Khusus dan transformasi digital, serta penyelesaian isu mobilitas dan konektivitas BBK-Singapura,” ucap Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto dalam keterangan resmi pada Selasa, 15 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Haryo mengatakan, sejak pertemuan pada Januari 2024, kerja sama BBK difokuskan pada empat klaster yaitu lingkungan bisnis, promosi investasi, sektor industri, dan pengembangan kapasitas.
Haryo mengatakan kawasan BBK mencatat pertumbuhan investasi yang menjanjikan; Batam mencetak realisasi investasi sebesar US$ 3,26 miliar pada 2024, sementara Bintan dan Karimun masing-masing sebesar US$ 118,3 juta dan US$ 1,29 milliar.
Kemudian, total ada 180 proyek prioritas dengan cakupan sektor strategis seperti logistik, industri, pariwisata, teknologi, serta pengembangan sumber daya manusia dan infrastruktur pendukung.
Pemerintah Indonesia sendiri telah menerbitkan sejumlah regulasi, di antaranya Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2024 tentang Rencana Induk Pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) BBK. Lalu ada Peraturan Menko Perekonomian Nomor 10 Tahun 2024 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Rinci Pembangunan KPBPB BBK, serta Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2025 tentang Penataan Penyediaan Lahan di KPBPB Batam.
“Regulasi ini merupakan bentuk komitmen Pemerintah Indonesia untuk menciptakan ekosistem investasi yang semakin kompetitif dan terintegrasi di kawasan BBK,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Industri, Ketenagakerjaan, dan Pariwisata Kemenko Perekonomian Rudy Salahuddin.
Terkait dengan mobilitas investor, Indonesia memperkenalkan skema Multiple Entry Visa untuk memperlancar perjalanan bisnis lintas negara. Kemudian dari sisi konektivitas, Badan Pengusahaan Batam tengah mempersiapkan pengembangan Pelabuhan Batu Ampar menjadi transshipment internasional.
“Kami melihat potensi besar Nongsa sebagai simpul penting bagi ekosistem digital kawasan. Oleh karena itu, perluasan dan penguatan regulasi menjadi sangat penting untuk mendukung daya tarik investasi,” kata Chairman EDB Singapura Png Cheong Boon.